Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERKEMBANGAN KONDISI SUMBERDAYA IKAN KARANG DAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN SUMATERA BARAT SEBAGAI DAMPAK PEMBENTUKAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TWP P. PIEH Puput Fitri Rachmawati; Regi Fiji Anggawangsa; Reny Puspasari; Rita Rachmawati`; Andi Zulfikar
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 13, No 2 (2021): (AGUSTUS) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.13.2.2021.%p

Abstract

Pembentukan kawasan konservasi perairan (KKP) berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan untuk menjaga ekosistem, mengelola konflik dalam pemanfaatan sumberdaya, serta memfasilitasi pemanfaatan sumberdaya secara efektif. Adanya KKP memberikan kesempatan bagi ekosistem untuk pulih dan berkembang yang berujung dengan memberikan dampak yang positif untuk perbaikan kondisi ekosistem. Untuk mengetahui adanya dampak dari KKP terhadap kondisi sumberdaya ikan perlu dilakukan berbagai upaya pendekatan baik melalui kelimpahan, biomassa, maupun stok. Kemudian untuk mengetahui dampak KKP terhadap perkembangan ekosistem terumbu karang dilakukan pemetaan citra satelit untuk melihat perubahan dari waktu ke waktu serta perkembangan luasan tutupan terumbu karang. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan kondisi sumber daya ikan karang dan ekosistem terumbu karang di perairan Sumatera Barat sebagai dampak dari pembentukan KKP di TWP P. Pieh. Data yamg digunakan berupa data statistik perikanan serta data citra Landsat 05 (2009-2011) dan Landsat 08 (2014-2019). Perhitungan analisis profil dan analisis non-ekuilibrium model surplus produksi menggunakan alat bantu berupa SPSSTM, Notepad++TM, perangkat lunak ASPIC7TM, dan Kobe Plot I_II version 5TM. Analisis deteksi perubahan luasan terumbu karang menggunakan bantuan perangkat lunak Quantum GIS 3 dan R programming language (versi 4.0.2). Hasil analisis menunjukkan bahwa TWP P. Pieh belum secara maksimal berperan sebagai penyedia stok ikan karang yang dapat menyuplai kebutuhan biomassa ikan karang di perairan Sumatera Barat dan menyeimbangi tekanan penangkapan yang ada. Di sisi lain adanya pengelolaan TWP P. Pieh memberikan peningkatan terhadap kelimpahan dan biomassa ikan karang yang berbanding lurus dengan persentase luasan tutupan karang yang ada di dalam kawasan TWP P. Pieh. The establishment of marine conservation areas (MPA) contributes to sustainable development to maintain ecosystems, manage conflicts in using resources, and effectively facilitate using resources. The existence of MPAs provides an opportunity for ecosystems to recover and develop, which leads to a positive impact on improving ecosystem conditions. To determine the effects of MPA’s on fish resource conditions, various approaches need to be made, such as abundance, biomass, and stock. After that, satellite imagery mapping was carried out to find out the impact of the MPA on the development of coral reef ecosystems and the percentage of the coral cover area from time to time. This study aims to analyze the result of the condition of reef fish resources and coral reef ecosystems around the waters of West Sumatra due to the formation of the MPA in TWP P. Pieh. The data used are fishery statistics (1996-2019) and Landsat 05 (2009-2011), and Landsat 08 (2014-2019) image data. Calculation of profile analysis and non-equilibrium production surplus model using tools such as SPSS, Notepad++TM, ASPIC7TM software, and Kobe Plot I_II version 5TM. Study the detection of coral reef area changes using Quantum GIS 3 software and R programming language (version 4.0.2). The analysis results show that TWP P. Pieh has not optimally played a role as a provider of reef fish stocks that can supply the needs of reef fish biomass and balance the existing fishing pressure in the West Sumatra waters. However, TWP P. Pieh can be seen in the abundance and biomass of reef fishes ecosystems, which positively correlates with the percentage of coral cover area in TWP P. Pieh.
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEMATIAN MASSAL IKAN DI DANAU DAN WADUK Priyo Suharsono Sulaiman; Puput Fitri Rachmawati; Reny Puspasari; Ngurah Nyoman Wiadnyana
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 12, No 2 (2020): (November) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpi.12.2.2020.59-73

Abstract

Degradasi kualitas perairan di danau dan waduk semakin meningkat menyebabkan terjadinya kasus kematian ikan secara massal. Untuk itu dilakukan kajian yang bertujuan untuk merumuskan upaya pencegahan dan penanganan kematian massal ikan di danau dan waduk, terutama bagi ikan-ikan budidaya, melalui telaah dan analisis berbagai literatur. Hasil kajian menunjukkan bahwa kasus kematian massal ikan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya: i) perairan kekurangan oksigen; ii) ikan mengalami keracunan akibat gas-gas beracun; iii) serangan penyakit pada ikan; iv) kelebihan daya dukung perairan; v) perubahan suhu perairan; serta vi) lokasi keramba jaring apung (KJA) berada di perairan waduk yang dangkal. Untuk meminimalkan kasus kematian massal ikan, upaya pencegahannya antara lain: (a) memahami penyebab kematian ikan; (b) fokus pada pencegahan; (c) perhatikan sanitasi ikan yang dibudidayakan; (d) pengecekan rutin kesehatan ikan; (e) memahami jenis parasit/pathogen, dan perlunya diagnosa dan perlakukan terhadap penyakit ikan yang diketahui; (f) pengurangan kepadatan ikan budidaya; (g) pemberian pakan ikan tidak berlebihan untuk meminimalkan buangan limbah organik ke perairan; (h) pemasangan sistem aerasi darurat; dan (i) pemindahan unit KJA ke perairan yang lebih dalam. Langkah-langkah penanganan jika terjadi kematian massal ikan diuraikan dalam tulisan ini. Diperlukan kolaborasi diantara pemangku kepentingan dalam upaya penanganan kematian ikan untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih buruk pada ikan yang belum mengalami kematian massal.Water quality degradation which caused mass fish mortality has increased in lakes and reservoirs. This study aimed to provide information on efforts of prevention and to handle the fish mass mortality through reviewing and analyzing various literatures. Results showed that the mass mortality of fish was caused by several factors, including: i) oxygen-deficient waters; ii) fish poisoning due to toxic gases; iii) disease attack on fish; iv) excess waters carrying capacity; v) water temperature changes; and vi) the location of floating net cages (KJA) in shallow waters reservoir. To minimize the fish mass mortality, preventive measures that can be taken include: (a) understanding the causes of fish mass mortality; (b) focus on prevention; (c) paying attention on sanitation of cultivated fish; (d) routine checks on the fish health; (e) understanding the types of parasites or pathogens and the need for diagnosis and treatment of the typed fish diseases; (f) reduction in the abundance of cultivated fish; (g) reduction in fish feeding for minimizingorganic waste disposal; (h) installation of emergency aeration systems; and (i) transferring the cages net to other deeper water areas. Furthermore, handling efforts in the event of a mass mortality occurrence of fish are described in this paper. Collaboration and coordination among stakeholders are needed in efforts to deal with the mass mortality of fish in lakes and reservoirs, to prevent a worse impact for fish which are still alive in cages net.