Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEMATIAN MASSAL IKAN DI DANAU DAN WADUK Priyo Suharsono Sulaiman; Puput Fitri Rachmawati; Reny Puspasari; Ngurah Nyoman Wiadnyana
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 12, No 2 (2020): (November) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpi.12.2.2020.59-73

Abstract

Degradasi kualitas perairan di danau dan waduk semakin meningkat menyebabkan terjadinya kasus kematian ikan secara massal. Untuk itu dilakukan kajian yang bertujuan untuk merumuskan upaya pencegahan dan penanganan kematian massal ikan di danau dan waduk, terutama bagi ikan-ikan budidaya, melalui telaah dan analisis berbagai literatur. Hasil kajian menunjukkan bahwa kasus kematian massal ikan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya: i) perairan kekurangan oksigen; ii) ikan mengalami keracunan akibat gas-gas beracun; iii) serangan penyakit pada ikan; iv) kelebihan daya dukung perairan; v) perubahan suhu perairan; serta vi) lokasi keramba jaring apung (KJA) berada di perairan waduk yang dangkal. Untuk meminimalkan kasus kematian massal ikan, upaya pencegahannya antara lain: (a) memahami penyebab kematian ikan; (b) fokus pada pencegahan; (c) perhatikan sanitasi ikan yang dibudidayakan; (d) pengecekan rutin kesehatan ikan; (e) memahami jenis parasit/pathogen, dan perlunya diagnosa dan perlakukan terhadap penyakit ikan yang diketahui; (f) pengurangan kepadatan ikan budidaya; (g) pemberian pakan ikan tidak berlebihan untuk meminimalkan buangan limbah organik ke perairan; (h) pemasangan sistem aerasi darurat; dan (i) pemindahan unit KJA ke perairan yang lebih dalam. Langkah-langkah penanganan jika terjadi kematian massal ikan diuraikan dalam tulisan ini. Diperlukan kolaborasi diantara pemangku kepentingan dalam upaya penanganan kematian ikan untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih buruk pada ikan yang belum mengalami kematian massal.Water quality degradation which caused mass fish mortality has increased in lakes and reservoirs. This study aimed to provide information on efforts of prevention and to handle the fish mass mortality through reviewing and analyzing various literatures. Results showed that the mass mortality of fish was caused by several factors, including: i) oxygen-deficient waters; ii) fish poisoning due to toxic gases; iii) disease attack on fish; iv) excess waters carrying capacity; v) water temperature changes; and vi) the location of floating net cages (KJA) in shallow waters reservoir. To minimize the fish mass mortality, preventive measures that can be taken include: (a) understanding the causes of fish mass mortality; (b) focus on prevention; (c) paying attention on sanitation of cultivated fish; (d) routine checks on the fish health; (e) understanding the types of parasites or pathogens and the need for diagnosis and treatment of the typed fish diseases; (f) reduction in the abundance of cultivated fish; (g) reduction in fish feeding for minimizingorganic waste disposal; (h) installation of emergency aeration systems; and (i) transferring the cages net to other deeper water areas. Furthermore, handling efforts in the event of a mass mortality occurrence of fish are described in this paper. Collaboration and coordination among stakeholders are needed in efforts to deal with the mass mortality of fish in lakes and reservoirs, to prevent a worse impact for fish which are still alive in cages net.
KARAKTERISTIK SUMBERDAYA HIU DAN PARI YANG DIDARATKAN DI TPI KARANGSONG, INDRAMAYU Puput Fitri Rachmawati; Andrias Steward Samusamu; Priyo Suharsono Sulaiman; Ngurah Nyoman Wiadnyana
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 13, No 3 (2021): (DESEMBER) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.13.3.2021.%p

Abstract

Berbagai spesies ikan hiu dan pari dengan berbagai ukuran telah banyak tertangkap di perairan Laut Jawa, dan didaratkan di beberapa lokasi pendaratan, salah satunya di Indramayu. Pada umumnya, hiu dan pari di Indramayu tertangkap nelayan sebagai hasil tangkapan sampingan kapal jaring insang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sumber daya hiu dan pari beserta dengan beberapa aspek parameter populasi jenis hiu dan pari yang didaratkan di TPI Karangsong, Indramayu. Adapun jenis hiu dan pari yang diteliti meliputi hiu pisang (Rhizoprionodon oligolinx), hiu martil (Sphyrna lewini), pari kikir (Brevitrygon walga), dan pari kekeh/ pari liong bun (Rhynchobatus australiae). Data yang digunakan berupa data produksi tahun 2014-2018 dan data hasil enumerasi. Pengambilan data dilakukan oleh enumerator pada April – September 2019 yang meliputi data harian sebaran panjang dan jenis kelamin. Analisis data yang digunakan berupa analisis komposisi hasil tangkapan, sebaran frekuensi panjang ikan, ukuran pertama kali tertangkap (Lc), dan pendugaan parameter populasi ikan menggunakan bantuan program Electronic Length Frequency Analysis (ELEFAN I) yang dikemas dalam perangkat lunak FAO-ICLARM Stock Assesment Tool II (FiSAT II). Hasil analisis menunjukkan bahwa hiu dan pari yang tertangkap merupakan hasil tangkapan sampingan kapal jaring insang dengan sebaran ukuran panjang yang tertangkap berada pada fase anakan/juvenil dan sub-dewasa (belum matang gonad) (Lc<Lmat). Nilai parameter populasi keempat jenis hiu dan pari cenderung lebih kecil dibandingkan dengan perairan lainnya dengan nilai laju eksploitasi (E) termasuk ke dalam kategori fully exploited (F>M, E>Eopt=0.5).Various species and sizes of sharks and rays have been caught in the Java Sea; one of the landing areas is Indramayu. Sharks and rays landed in Indramayu are by-catch from gill nets. This study aims to analyze the characteristics of shark and ray fisheries along with several aspects of the population parameters of shark and ray species landed at TPI Karangsong, Indramayu. The species are grey sharpnose shark (Rhizoprionodon oligolinx), scalloped hammerhead (Sphyrna lewini), scaly whip ray (Brevitrygon alga), and bottlenose whitefish (Rhynchobatus australiae). The data used are data production for 2014-2018 and enumeration data. Data collection, length and gender were collected by enumerators from April - to September 2019. The data analysis consists of catch composition, length frequency distribution, measurement of first capture (Lc), and estimation of fish population parameters using the Electronic Length Frequency Analysis (ELEFAN I) program, which is packaged in the FAO-ICLARM Stock Assessment Tool II (FiSAT II) software. The result showed that the sharks and rays are bycatch from gill net vessels, with the length distribution being caught in the juvenile and sub-adult (immature gonad) phases (Lc<Lmat). The population parameter values for the four types of sharks and rays tend to be smaller than in other waters, with the exploitation rate (E) included in the fully exploited category (F>M, E>Eopt=0.5).