This Author published in this journals
All Journal JURNAL INTEGRASI
Muhammad Hasan Albana
Mechanical Engineering study Program, Politeknik Negeri batam

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar dengan Angka Oktan yang Berbeda terhadap Unjuk Kerja dan Emisi Gas Buang Mesin Muhammad Hasan Albana
JURNAL INTEGRASI Vol 8 No 2 (2016): Jurnal Integrasi - Oktober 2016
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan bakar bensin yang digunakan untuk spark ignition engine (SIE) dibedakan kualitasnya berdasarkan angka oktan yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan bahan bakar dengan angka oktan yang berbeda yaitu bahan bakar bensin dengan RON (research octane number) 88 dan bahan bakar bensin dengan RON 95 terhadap torsi, daya, tekanan efektif rata-rata serta emisi gas buang hidrokarbon (HC) dan karbon monok- sida (CO). Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan mesin uji empat langkah satu silinder. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa torsi, daya dan tekanan efektif rata-rata yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar bensin dengan RON 95 lebih tinggi 1,7%, 1,4% dan 1,8% dibandingkan ketika menggunakan bahan bakar bensin dengan RON 88. Penggunaan bahan bakar bensin dengan RON 95 juga menghasilkan emisi gas buang CO yang lebih rendah 68,5% dibandingkan ketika menggunakan bahan bakar bensin dengan RON 88. Akan tetapi emisi HC yang dihasilkan lebih tinggi 35,9%.
Penggunaan Tembaga (Cu) sebagai Katalis pada Saluran Gas Buang Gasoline Engine dan Pengaruhnya terhadap Emisi Gas Buang yang dihasilkan Muhammad Hasan Albana; Septi Cristian Saragih
JURNAL INTEGRASI Vol 8 No 1 (2016): Jurnal Integrasi - April 2016
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor penghasil emisi gas buang pada gasoline engine adalah proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang tidak sempurna. Karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC) dan Karbondioksida (CO2) adalah be- berapa emisi gas buang yang dihasilkan dan sangat berbahaya bagi manusia dan menyebabkan pemanasan global, sehingga emisi gas buang tersebut harus diminimalisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan tem- baga (Cu) sebagai katalis pada saluran gas buang gasoline engine dan pengaruhnya terhadap emisi gas buang yang dihasilkan. Tembaga yang digunakan berbentuk plat dengan tebal 0.01 mm dan berat 80 gram. Penelitian dilakukan secara eksperimen pada putaran mesin 3000 rpm hingga 7000 rpm. Penggunaan katalis tembaga pada saluran gas buang pada penelitian ini berhasil menurunkan emisi CO dan HC sebesar 1,31% dan 582 ppm, sedangkan untuk emisi CO2 mengalami kenaikan sebesar 0,47%.
Kinerja Mesin Pengupas Serabut Kelapa Politeknik Negeri Batam ditinjau dari Persepsi Pengguna Nurul Laili Arifin; Muhammad Hasan Albana; Jumadi Jumadi
JURNAL INTEGRASI Vol 8 No 1 (2016): Jurnal Integrasi - April 2016
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mesin pengupas serabut kelapa dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pekerjaan manusia dalam mengupas serabut kelapa. Disebabkan tujuan utama dari dibuatnya mesin pengupas serabut ini adalah untuk dimanfaatkan oleh masyarakat maka persepsi dari pengguna perlu diteliti dalam hal kinerja dari mesin pengupas serabut kelapa tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menganalisis data kuesioner yang diberikan pada responden. Sebelum mengisi kuesioner, responden mengoperasikan mesin pengupas serabut kelapa terlebih dahulu kemudian memberikan penilaian terhadap kinerja mesin tersebut. Berdasarkan hasil interpretasi dalam pengukuran skala likert diketahui bahwa persepsi responden yang terdiri dari unsur dosen, laboran dan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam batam terhadap kinerja dari mesin pengupas serabut kelapa tersebut adalah negatif dengan skor interpretasi 58% yang termasuk dalam katagori cukup.
Simulasi Tegangan pada Rangka Sepeda Motor Muhammad Hasan Albana; Faizul Praja; Benny Haddli Irawan
JURNAL INTEGRASI Vol 7 No 2 (2015): Jurnal Integrasi - Oktober 2015
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The motorcycle frame is important to supported components of the motorcycle and to maintain stability when driving. One of the variables to determine the strength of the frame is to measure the stress when it is loaded. This study was to determine the stress experienced by the frame of the motorcycle when it is given a load of 1960 N and 2450 N in two different types of material, Galvanized Steel and Black Steel (AISI 1080). Research conducted with simulations using software Solidwork 2013. The simulation results indicate that the material Galvanized steel frame permanently deformed when given load 2450 N because the stress (221.6 MPa) is exceed the material's yield strength (203.9 MPa). While the frame of the material Black Steel (AISI 1080) when given a load of 2450 N stress received is 233.9 MPa, still lower than the value of the material's yield strength (375.8 MPa) but displacement that occurs is 21.1 mm.
Analisis Numerik Aliran Fluida di Sekitar Silinder Sirkular dengan Menggunakan Diskrititasi Order yang Berbeda Muhammad Hasan Albana
JURNAL INTEGRASI Vol 6 No 2 (2014): Jurnal Integrasi - Oktober 2014
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fluid flow around a circular cylinder is one of classical problems in fluid mechanics. Subsea pipeline and the pillars of offshore platform is an example from circular cylinder application. Many of these engineering applications are often subject to flow conditions correspondings to very high Reynolds number. The journal presents a numerical simulation of fluid flow around a two dimensional (2D) circular cylinder with high Reynolds number (Re = 2 × 106), steady Reynolds Average Navier Stokes (RANS), standar k - ???? SST and k – ???? SST turbulence model as well as using different order discretization; first order upwind, second order upwind dan third order MUSCL. The results are compared with published experimental data and numerical results. The k – ???? SST turbulence model are shown to be considerably more accurate than the standar k – ???? results. The use of different discretization order on the results of this study showed that the differences are not so significant.
Analisa Pengaruh Berat Pengemudi terhadap Deformasi pada Rangka Utama Sepeda Penyapu Sampah Muhammad Hasan Albana; Budi Sukmana
JURNAL INTEGRASI Vol 9 No 1 (2017): Jurnal Integrasi - April 2017
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30871/ji.v9i1.266

Abstract

Sepeda penyapu sampah adalah alat yang dirancang dan dibuat agar membantu kerja seseorang menjadi lebih efisien dibandingkan dengan menyapu sampah secara manual menggunakan tangan. Alat ini memiliki rangka utama yang menjadi tempat sistem-sistem serta komponen-komponen tersebut diletakkan. Ketika sepeda dikendarai, nilai berat manusia khususnya pada sadel sepeda menghasilkan tekanan, tekanan tersebut secara langsung berpengaruh pada rangka utama sehingga rangka mengalami deformasi. Oleh karena itu untuk mengetahui berat maksimum pengemudi yang dapat diterima oleh rangka, sehingga rangka sepeda penyapu sampah tidak mengalami deformasi dan dapat dioperasikan secara optimal maka dibutuhkan pengujian. Penelitian ini dilakukan secara simulasi menggunakan software Solidworks 2013, menggunakan fitur simulasi statis sehingga nilai tegangan yang terjadi dapat diketahui. Material yang digunakan pada rangka adalah baja ST. 37 yang termasuk dalam golongan baja karbon rendah. Adapun berat pengemudi yang diujikan seberat 60 kg hingga 120 kg. Setelah dilakukan pengujian, hasil yang didapatkan pada berat 60 kg sampai 120 kg tegangan maksimal 37,839 Mpa serta defleksi sebesar 0,202 mm yang berarti defleksi yang terjadi sangat kecil, nilai faktor keamanan paling minimum 3,58 yang termasuk dalam kategori aman secara keseluruhan desain. Untuk berat maksimal yang dapat diterima oleh sepeda penyapu sampah yaitu 280 Kg, dengan tegangan maksimal yang terjadi 105,669 MPa dengan perubahan bentuk/defleksi sebesar 0,463 mm, serta nilai faktor keamanan paling minimum sebesar 1,5 yang berarti batas dari nilai aman struktur desain.
Variasi Jumlah Lubang Ventilasi Disc Brake serta Pengaruhnya terhadap Jarak Pengereman dan Temperatur Permukaan Disc Muhammad Hasan Albana; Yulmedia Putra
JURNAL INTEGRASI Vol 9 No 2 (2017): Jurnal Integrasi - Oktober 2017
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30871/ji.v9i2.510

Abstract

Disc brake adalah salah satu jenis rem yang banyak diaplikasikan pada kendaraan seperti mobil dan sepeda motor. Pada disc brake biasanya dibuat lubang pada bagian permukaannya dengan tujuan supaya proses perpindahan panas pada disc brake tersebut cepat terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh jumlah lubang ventilasi pada disc brake terhadap jarak pengereman dan temperatur permukaan disc. Jumlah lubang ventilasi pada disc brake yang divariasikan pada penelitian ini adalah 36, 40, 48 dan 60. Pengujian dilakukan secara eksperimen dengan menguji langsung disc brake pada kendaraan dan dilakukan uji jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur pada permukaan disc brake dengan jumlah lubang ventilasi 36, setelah proses pengereman, lebih tinggi dibandingkan disc brake dengan jumlah lubang ventilasi 40, 48 dan 60. Akan tetapi jarak pengereman yang dibutuhkan oleh disc brake dengan jumlah lubang ventilasi 36 tersebut lebih pendek dibandingkan disc brake lain dengan jumlah lubang ventilasi yang lebih banyak. Semakin banyak jumlah lubang ventilasi pada disc brake maka temperatur yang dihasilkan pada permukaan disc brake setelah pengereman akan semakin rendah akan tetapi jarak pengereman yang dibutuhkan semakin jauh atau panjang.