Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI NARAPIDANA PASCA PUTUSAN DI RUTAN KELAS I SURAKARTA Yuliana Novitasari; Kusmiyanti Kusmiyanti
REFORMASI Vol 11, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/rfr.v11i2.2412

Abstract

Banyak narapidana yang mengalami beban mental karena beberapa hal seperti hasil putusan pengadilan yang diberikan tidak sesuai harapan. Selain itu seseorang yang telah dinyatakan bersalah maka orang tersebut akan memiliki beban mental yang harus mereka hadapi seperti stigmatisasi di lingkungan masyarakat, merasa dibedakan karena status mereka sebagai narapidana, dan terkekang karena kebebasan bergerak telah dibatasi. Beberapa permasalahan tersebut dapat timbul apabila narapidana khususnya narapidana di Rutan Kelas I Surakarta tidak mampu mengonseptualisasi diri dalam menerima keadaan diri mereka saat ini. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk melihat hubungan dalam konsep diri dengan penerimaan diri narapidana sehingga apabila memiliki hubungan yang positif maka sebagai petugas pemasyarakatan dapat memberikan perhatian khusus tentang bagaimana cara mengonseptualisasi diri narapidana agar dapat menerima keadaan mereka dan dapat menyiapkan kembali untuk menghadapi kehidupan selanjutnya di Rutan Kelas I Surakarta. Metode analisis data menggunakan korelasi linier sederhana. Penelitian ini dilakukan di Rutan Kelas I Surakarta pada Bulan April 2021. Sampel dalam penelitian ini yaitu 148 responden dari 234 narapidana yang ada di Rutan Kelas I Surakarta. Teknik sampling yang digunakan yaitu menggunakan teknik random sampling. Pengukuran konsep diri menggunakan The Five-Factor Self-Concept Questionnaire dan penerimaan diri menggunakan Blueprint Berger Self-Acceptance Scale yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Dari hasil perhitungan maka nilai r sebesar 0.398 sehingga ditemukan hasil bahwa adanya hubungan antara konsep diri dan penerimaan diri terdapat hubungan positif lemah dimana seorang narapidana memiliki konsep diri yang positif dengan diikuti penerimaan diri yang positif pula, begitu juga sebaliknya. Sebagai upaya yang dapat dilakukan oleh petugas dalam meningkatkan penerimaan diri narapidana yaitu dengan meningkatkan konsep diri narapidana dengan cara memberikan motivasi, kepercayaan diri, keyakinan, harga diri, dukungan, dan kepedulian.Abstract: Many prisoners that have an experience mental burdens due to several things such as the outcome of the court decision that was not given as expected. In addition, someone who has been found guilty will have mental burdens that they have to face, such as stigmatization in the community, they feel differentiated because of their status as prisoners, and are constrained because their freedom of movement has been restricted. Some of these problems can arise if prisoners, especially prisoners in Rutan Class I Surakarta are unable to conceptualize themselves in accepting their current state. This experience are having a goal, namely to see the relationship in self-concept with the inmates' self-acceptance so that if they have a positive relationship, as correctional officers can pay special attention to how to conceptualize prisoners in order to accept their situation and be able to prepare again to face the next life in Class I Detention Center. Surakarta. The data analysis method uses simple linear correlation. This research was conducted at the Class I Rutan Surakarta in April 2021. The sample in this study was 129 respondents from 239 prisoners in the Class I Rutan Surakarta. The sampling technique used is using random sampling technique. The measurement of self-concept used The Five-Factor Self-Concept Questionnaire and self-acceptance using the modified Blueprint Berger Self-Acceptance Scale by the researcher. From the calculation results, the value of r is 0.398so that it is found that there is a relationship between self-concept and self-acceptance, there is a low positive relationship where a prisoner has a positive self-concept followed by positive self-acceptance, and vice versa. As an effort that can be made by officers in increasing self-acceptance of prisoners, namely by increasing the self-concept of prisoners by providing motivation, self-confidence, confidence, self-esteem, support, and care.
Optimalisasi Peran Petugas Dalam Mencegah Masuknya Narkoba Di Rutan Kelas IIB Boyolali Yuliana Novitasari; Padmono Wibowo
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.379 KB) | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.51

Abstract

Permasalahan dalam penelitian kali ini adalah dengan banyaknya kasus tindak pidana narkoba, tentu sangat beresiko bagi petugas saat bekerja. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang dilakukan oleh pimpinan dalam mengoptimalkan peran petugas pemasyarakatan untuk mengurangi resiko terjadinya pelanggaran agar tidak ada benda terlarang seperti narkoba yang masuk ke dalam rutan. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu peneliti ingin untuk mengetahui cara mengoptimalkan peran petugas pemasyarakatan dalam upaya melakukan pencegahan masuknya benda terlarang seperti narkoba di dalam rutan khususnya di Rutan Kelas IIB Boyolali. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan sumber data primer yaitu wawancara dan observasi dan sumber data sekunder yaitu dengan studi literature. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah cara mengoptimalkan peran petugas yang dapat dilakukan dengan meningkatkan integritas petugas dengan memberikan pendidikan karakter secara berkala, memberikan penghargaan kepada petugas yang bekerja dengan sungguh-sungguh, melakukan rotasi rutin bagi petugas, memberikan sosialisasi terkait tugas pokok dan fungsi dari setiap bagian di rutan, sosialisasi kepada petugas terkait SOP yang berlaku dalam menjalankan tugas, dan memberikan sanksi tegas kepada petugas yang terbukti melanggar aturan.