Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat

Penerapan Perluasan Bawang Merah TSS (True Shallod Seed) di Desa Campur Balong Glagah Gondang Kabupaten Nganjuk Ida Retno Moeljani; Makhziah Makhziah; Guniarti Guniarti
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Universitas Ma Chung 2020: Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat (SENAM) 2020
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.387 KB)

Abstract

Budidaya bawang Merah dengan Biji di Jawa Timur masih sangat langka yang melakukan penanaman dengan biji. UPN Veteran jatim dari hasil penelitian telah mampu menghasilkan TSS dari varietas lokal Nganjuk yaitu Bauji Salah satu Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan solusi yaitu kontribusi dari lembaga Perguruan Tinggi untuk mengajari masyarakat memulai menanam bawang merah dari biji agar dapat menyediakan kebutuhan benih sendiri secara mandiri.Yang menjadi lokasi pengabdian adalah Petani Trikoyo Desa Campur kecamatan Balong Glagah kabupaten Nganjuk. Tahapan kegiatan meliputi 1). Penyuluhan kepada kelompok tani tentang teknologi budidaya tanaman bawang merah dengan biji, diharapkan setelah mengikuti kegiatan memiliki pengetahuan tentang teknik budidaya bawang merah TSS. Dengan demikian petani memiliki gambaran dan bekal pengetahuan jika program pengembangan budidaya bawang merah TSS. 4). Teknik pengumpulan data untuk menggali persepsi terhadap teknologi budidaya bawang merah TSS dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner yang sudah dipersiapkan oleh Tim. Varietas Bauji adalah merupakan varietas unggulan Jawa timur dan dapt di produksi biji TSS.Kegiatan Penerapan perluasan budidaya bawang merah dengan biji ini yang dilakukan dengan memberikan penyuluhan dengan cara ceramah dan diskusi dan diberi kesempatan untuk memebrikan tanggapan atau persepsi petani terhadap biji TSS, serta kegiatan di lahan budidaya bawang merah dengan memberikan aplikasi tehnik budidaya di lapang menunjukkan bahwa 50 % kegiatan ini masih belum banyak petani yang mengadopsi, hal ini dikarenakan teknologi budidaya biji TSS i masih baru bagi petani.