Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KONSERVASI BURUNG GOSONG MALUKU (Eulipoa wallacei) BERBASIS MASYARAKAT DI DESA SIMAU, KECAMATAN GALELA Ronald Kondo Lembang,; Sunarno Sunarno; O F W Tutupary; B R Toisutta; Bayu Sadjab
JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL Vol 2 No 2 (2018): JHPPK
Publisher : Program Studi Manajemen Hutan, Pascasarjana Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (943.125 KB)

Abstract

Desa Simau, Kecamatan Galela merupakan salah satu tempat yang menjadi habitat bertelur Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) atau dalam bahasa lokal disebut Mamoa yang terbesar di Maluku Utara. Burung ini merupakan salah satu jenis endemik wilayah Maluku dan Maluku Utara dan telah dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Ancaman terbesar terhadap burung ini adalah pengambilan telur oleh masyarakat untuk diperdagangkan. Upaya konservasi terhadap burung Gosong Maluku ini telah dilakukan oleh masyarakat Desa Simau dengan cara-cara yang tradisional sebagai bentuk kesadaran terhadap pentingnya habitat dan satwa endemik ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendokumentasikan teknik konservasi terhadap burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) yang dilakukan oleh masyarakat Desa Simau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi lapangan dan dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bentuk – bentuk konservasi berbasis masyarakat terhadap satwa burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) meliputi pengetahuan lokal teknik pengambilan telur yang memperhatikan prinsip kelestarian, teknik konservasi in situ yaitu cara pengeraman telur berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat dengan tahapan penggalian lubang telur, penanaman telur, dan penimbunan telur. Konsep konservasi terhadap burung Gosong Maluku ini masih dipraktekkan sampai sekarang oleh masyarakat dan dapat dijadikan sebagai model atau contoh konservasi berbasis masyarakat lokal.
REHABILITASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN DARI PENCEMARAN SAMPAH DI DESA SIMAU MELALUI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Boyke Raymond Toisuta; Ontje Fransisca Winesty Tutupary
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 1 No 2 (2019): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v1i2.1557

Abstract

Kerusakan hutan mangrove di wilayah pesisir desa Simau sebagian besar disebabkan oleh terjadinya penebangan hutan mangrove untuk kayu bakar, bahan bangunan, dan, masyarakat juga memanfaatkan areal sekitar hutan mangrove untuk tempat pemukiman dalam pencarian telur burung mamoa. Selain itu juga keberadaan sampah dilokasi tidak bisa dihindari karena semakin menumpuk sehingga dapat menimbulkan pencemaran sumber penyakit. Berdasarkan uraian tersebut maka dipandang perlu membangun Desa Simau melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka merehabilitasi hutan mangrove dan menjaga kebersihan lingkungan dipesisir dari pencemaran sampah. Tujuan kegiatan ini adalah merehabilitasi hutan mangrove untuk menjaga kelangsungan hidup ekosistemnya dan memulihkan kembali hutan mangrove yang rusak agar dapat kembali memberikan fungsinya bagi kesejahteraan manusia dan mendukung pembangunan wilayah pesisir serta menjaga kelestarian lingkungan pesisir dari pencemaran sampah yang berasal dari aktivitas masyarakat. Program pengabdian dilaksanakan melalui dialog bersama dan kegiatan demonstrasi yaitu kegiatan pembibitan dan penanaman 1000 anakan mangrove dan 100 anakan ketapang pada lokasi yang telah rusak, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan lokasi pesisir dari pencemaran berbagai jenis sampah. Tercapainya tujuan ini karena dihadiri oleh 147 orang peserta yang menunjukkan antusiasme sangat besar terhadap program pengabdian ini. Kemudian keberhasilan kerjasama peserta dalam kegiatan pengabdian dapat dikatakan sangat baik karena didukung penggunaan metode dialog bersama dan demonstrasi untuk meningkatkan antusiasme para peserta. Keberhasilan ini diukur dari keempat komponen yaitu keberhasilan target peserta, ketercapaian tujuan, ketercapaian materi, dan kerjasama dalam pengabdian.
MELESTARIKAN LINGKUNGAN PERAIRAN TELAGA BIRU DARI PENCEMARAN YANG DISEBABKAN OLEH SAMPAH Boyke Raymond Toisuta; Ontje Fransisca Winesty Tutupary
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 2 No 1 (2019): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v2i1.1734

Abstract

Keberadaan sampah diobjek wisata Perairan Telaga Biru, Kabupaten Halmahera Utara mengalami penumpukan yang disebabkan oleh aktivitas pengunjung yang datang ke lokasi tersebut. Upaya yang dilakukan untuk meminimalkan pencemaran sampah diperairan Telaga Biru melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dalam melestarikan lingkungan Perairan Telaga Biru dari pencemaran yang disebabkan oleh sampah. Pelaksanaan pengabdian ini dimulai dari peserta diberikan penyuluhan tentang pengetahuan tentang sampah dan pencemarannya serta cara melestarikan lingkungan perairan dari pencemaran sampah, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi untuk membersihkan lokasinya dari pencemaran sampah. Tercapainya tujuan pengabdian ini karena dihadiri oleh 70 peserta yang menunjukkan antusiasme yang sangat besar terhadap program pengabdian ini. Keberhasilan kerjasama peserta dalam kegiatan pengabdian ini dapat dikatakan sangat baik karena didukung dengan metode penyuluhan dan demonstrasi untuk meningkatkan antusiasme para peserta dalam melestarikan kebersihan lingkungan perairan dari pencemaran yang disebabkan oleh sampah. Keberhasilan ini juga diukur dari keempat komponen: 1) Keberhasilan Target Peserta, 2) Ketercapaian Tujuan, 3) Ketercapaian Materi Penyuluhan, dan 4) Kerjasama Dalam Pengabdian. Keberhasilan kegiatan pengabdian ini juga dapat dilihat dari antusiasme peserta yang terlibat sehingga diperoleh manfaat bagi peserta yaitu memahami tentang kebersihan lingkungan perairan dari berbagai jenis sampah sehingga dapat turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekitarnya.
REHABILITASI HABITAT BERTELUR BURUNG GOSONG MALUKU (Eulipoa Wallacei) DI DESA SIMAU, KECAMATAN GALELA, KABUPATEN HALMAHERA UTARA sunarno alexander; Bayu Achil Sadjab; Ronald Kondolembang; Ontje F.W Tutupary; Boyke Toisuta
JURNAL PengaMAS Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekosistem mangrove mempunyai peranan yang sangat penting di wilayah pesisir dan laut. Fungsi ekosistem mangrove yang terpenting bagi daerah pantai adalah menjadi penyambung darat dan laut, serta peredam gejala-gejala alam yang ditimbulkan oleh perairan, seperti abrasi, gelombang, badai dan juga merupakan penyangga bagi kehidupan biota lainnya dan merupakan sumber penghidupan masyarakat sekitarnya. Maluku Utara adalah salah satu daerah prioritas bagi konservasi, secara global menjadi daerah prioritas untuk biodiversity. Salah satu daerah di Maluku Utara yang memiliki spesies burung endemik terdapat di desa Simau kecamatan Galela, daerah ini merupakan daerah populasi terbesar bagi burung Mamoa atau burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei). Ekosistem mangrove daerah desa Simau sebagai habitat bermain dan mencari makan dari burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei), sehingga perlu dilakukan rehabilitasi dan perlindungan sehingga terjaga. Metode pendekatan dalam kegiatan Rehabilitasi Habitat Bertelur Burung Gosong Maluku (Eulipoa Wallacei) dimulai dengan diskusi kemudian melakukan proses penanaman anakan mangrove dan ketapang serta pembersihan sampah plastik dan tanaman menjalar yang mengganggu. Hasilnya telah dilakukan penanaman sebanyak 1000 anakan pohon mangrove dan 100 anakan ketapang serta pembersihan lokasi habitat bertelur dari sampah plastik dan tanaman menjalar yang mengganggu selama 3 hari yang dimulai dari tanggal 14-16 Februari 2019 yang melibatkan 127 orang yang terdiri dari mahasiswa dan Dosen Fakultas Ilmu Alam dan Teknologi rekayasa berjumlah 106 orang, Staf Balai Konsevasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Halmahera Utara berjumlah 2 orang, Staf Kesatuan Pengelola Hutan (KPHL) Unit Halmahera Utara berjumlah 4 orang, komunitas Mamoa dan masyarakat desa Simau 10 orang, pemilik lahan bertelur burung Gosong Maluku berjumlah 3 orang dan tim CEPF Uniera berjumlah 5 orang.
Pelestarian Wisata Perairan Pulau Kumo, Telaga Biru, dan Air Panas Mamuya Dari Pencemaran Sampah Boyke Raymond Toisuta; Ontje Fransisca Winesty Tutupary; Alberth I. Pical; Loana Jeanete Totoda; Darius Arkwright; Jeriksen Madellu
BAKTI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): BAKTI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LLDikti Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/baktivol2iss1pp53-64

Abstract

Keberadaan sampah di wisata perairan Pulau Kumo, Telaga Biru dan Air Panas Mamuya, sampai saat ini semakin bertambah sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Keberadaan sampah tidak bisa dihindari karena menjadi sumber penyakit. Upaya sederhana yang dilakukan untuk meminimalkan sampah di wisata perairan yaitu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan untuk memberikan pelatihan dalam meningkatkan pengetahuan, wawasan, kesadaran diri dan saling bertukar pikiran tentang pentingnya melestarikan lingkungan wisata perairan dari sampah sehingga mengurangi pencemaran lingkungan akibat menumpuknya sampah. Lewat upaya ini Tim Pengabdian Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan berkerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Pemerintah Desa dalam meminimalkan sampah di wisata perairan Pulau Kumo, Telaga Biru dan Air Panas Mamuya karena sampah perlu mendapatkan perhatian serius untuk dikurangi tingkat pencemarannya. Hasil keberhasilan pelaksanaan pengabdian dapat dikatakan sangat baik karena didukung dengan metode ceramah dan demonstrasi sehingga menunjukkan setiap peserta yang terlibat telah memiliki pengetahuan, wawasan dan kesadaran diri dan selanjutnya dilakukan aksi demontrasi dalam membersihkan sampah
Pengembangan Warna Alat Tangkap Bottom Gillnet terhadap Hasil Tangkapan Ikan Lolosi Biru (Caesio Caerulaurea) di Perairan Pulau Tolonuo Kabupaten Halmahera Utara Boyke Raymond Toisuta; Bobby Christian Baeruma; Ontje F. W. Tutupary; Fizai Djafar; Yisreel Franky Leatomu; Christi Vandewo Hinyole; Jidon Ishak Unetbu; Yanti Enjelina Bara
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 2 No. 2 (2022): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1255.293 KB) | DOI: 10.51135/justevol2issue2page133-145

Abstract

Ikan lolosi biru merupakan ikan ekonomis penting yang ditangkap menggunakan Bottom gillnet. Bottom gillnet adalah jaring insang dasar yang dipasang di dasar perairan dan salah satu klasifikasi dari gillnet. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan adalah warna jaring. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh warna alat tangkap Bottom gillnet terhadap hasil tangkapan ikan lolosi biru di perairan Pulau Tolonuo. Metode penelitian adalah experimental fishing, dengan lima perlakuan warna jaring penangkapan yaitu putih, ungu, biru, hijau dan orange, pada empat stasiun penangkapan. Analisis data penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji ANOVA menyatakan adanya perbedaan nyata pada perlakuan warna jaring penangkapan. Uji Beda Nyata Terkecil menyatakan warna jaring putih dan ungu tidak beda nyata sedangkan warna jaring biru, hijau dan orange berbeda nyata. Jumlah total hasil tangkapan ikan lolosi biru paling banyak berada pada jaring warna orange sebanyak 176 ekor ikan dan hasil frekuensi panjang dan berat tubuh ikan tertinggi diperoleh jaring warna orange dengan rata-rata 22,97 – 31,05 cm dan 180,45 – 298,78 gr. Hasil penelitian ini menunjukan penggunaan alat tangkap Bottom gillnet berwarna jaring orange mempunyai efisiensi sangat baik dibandingkan warna jaring putih dan ungu yang efisiensi cukup baik, serta biru dan hijau yang efisiensinya kurang baik.
Pelestarian Lingkungan Pantai Wari Ino Dari Pencemaran Sampah Boyke Raymond; Ontje Fransisca W. Tutupary; Alberth I Pical; Loana J Totoda; Darius Arkwrigth
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.222 KB) | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4774

Abstract

Keberadaan sampah di lingkungan pantai Wari Ino, Kabupaten Halmahera Utara mengalami penumpukan yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang berkunjung. Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah sampah melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tujuannya adalah melestarikan lingkungan Pantai Wari Ino dari pencemaran sampah. Metode pelaksanaan dimulai dari memberikan penyuluhan tentang pelestarian lingkungan dan pencegahan pencemaran yang diakibatkan oleh sampah serta dilanjutkan dengan demonstrasi untuk menanggulangi berbagai jenis sampah. Berdasarkan hasil kegiatan ditemukan berbagai pencemaran sampah yang berasal dari pemukiman penduduk, kunjungan wisatawan, dan lingkungan Alam. Keberhasilan pelestarian lingkungan dari pencemaran sampah di Pantai Wari Ino dapat terwujud melalui antusiasme peserta yang berkerjasama untuk menanggulangi berbagai jenis sampah di lingkungan pantai Wari Ino, namun masih terdapat kekurangan tersedianya tempat sampah dilokasi pantai Wari Ino.
Pelestarian Lingkungan Pantai Wari Ino Dari Pencemaran Sampah Boyke Raymond; Ontje Fransisca W. Tutupary; Alberth I Pical; Loana J Totoda; Darius Arkwrigth
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4774

Abstract

Keberadaan sampah di lingkungan pantai Wari Ino, Kabupaten Halmahera Utara mengalami penumpukan yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang berkunjung. Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah sampah melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tujuannya adalah melestarikan lingkungan Pantai Wari Ino dari pencemaran sampah. Metode pelaksanaan dimulai dari memberikan penyuluhan tentang pelestarian lingkungan dan pencegahan pencemaran yang diakibatkan oleh sampah serta dilanjutkan dengan demonstrasi untuk menanggulangi berbagai jenis sampah. Berdasarkan hasil kegiatan ditemukan berbagai pencemaran sampah yang berasal dari pemukiman penduduk, kunjungan wisatawan, dan lingkungan Alam. Keberhasilan pelestarian lingkungan dari pencemaran sampah di Pantai Wari Ino dapat terwujud melalui antusiasme peserta yang berkerjasama untuk menanggulangi berbagai jenis sampah di lingkungan pantai Wari Ino, namun masih terdapat kekurangan tersedianya tempat sampah dilokasi pantai Wari Ino.