Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Sadjab, Bayu A.; ., As'ari; Tanauma, Adey
Jurnal MIPA Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.1.1.2012.432

Abstract

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memetakan keberadaan akuifer air tanah di sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan resistivitas batuan bawah permukaan hasil eksplorasi geofisika dengan metode geolistrik tahanan jenis. Penelitian dilakukan terhadap 31 titik sounding yang terbagi menjadi 6 lintasan. Setiap lintasan dibuat model struktur lapisan tanah di bawah permukaan. Air tanah yang tersimpan dalam akuifer dapat dieksplorasi dengan studi geofisika menggunakan metode geolistrik. Hasil eksplorasi diolah menggunakan software IP2WIN,menghasilkan model perlapisan bawah permukaan Bumi berdasarkan nilai resistivitasnya (2D) yang kemudian dioalah dengan software Surfer 8 untuk menghasilkan gambar tiga dimensi. Berdasarkan model struktur lapisan tanah di bawah permukaan ini diperoleh: a) lapisan akuifer air tanah dangkal dengan kedalaman antara ( 1 – 5 meter ) yang tersebar di Kecamatan Prambanan : Desa Bugisan (titik sounding 7) Desa Taji (titik sounding 14, 15, 23, 24, dan 31). b) lapisan akuifer air tanah dalam dengan kedalaman ( 25 – 100 meter ) yang tersebar di Kecamatan Prambanan : Desa Bugisan (titik sounding 1, 2, 3, 4, dan 5), Desa Tlogo (titik sounding 12, 16, dan 25). Di Kecamatan Kalasan : Desa Taman Martani (titik sounding 8, 9, 10, 17, 18, 19, 20, 21, 26, 27, 28, 29, dan 30.
Identifikasi Karakteristik Habitat Bertelur dan Uji Penetasan Semi Alami (in-situ) Telur Burung Mamoa (Eulipoa wallecei) di Desa Simau Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara B. A. Sadjab; R. Kondolembang; Sunarno Sunarno; O.F.W. Tutupary; B.R. Toisuta
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 15, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.15.2.180-186

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik habitat bertelur burung Mamoa (Eulipoa wallecei) dan uji penetasan telur secara semi alami (in-situ) telah dilakukan di Desa Simau Kecamatan Galela Halmahera Utara. Penelitian dengan teknik observasi atau pengamatan dilakukan secara langsung di lapangan tepatnya di lokasi habitat bertelur burung Mamoa (Eulipoa wallecei) yang berada di Desa Simau, untuk mengetahui variasi harian iklim mikro lubang pada pasir sebagai habitat bertelur burung Mamoa, dan penelitian di laboratorium untuk menguji kandungan logam dalam pasir sehingga diketahui tingkat konduktivitas termalnya, serta dilakukan uji penetasan secara semi alami (in-situ) pada kedalaman 40, 60 dan 80 cm untuk mengetahui presentase daya tetas, waktu inkubasi dan mortalitasnya. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik habitat bertelur burung Mamoa di Desa Simau kecamatan Galela Kabupaten Halmahera utara yang dikaji berdasarkan kajian mikroklimat menujukkan fluktuasi suhu dan kembaban yang bervariasi berdasarkan kedalaman dan waktu pengamatan, dimana rata-rata suhu maksimum terjadi pada saat siang hari dan suhu minimumnya terjadi saat malam hari, sementara kelembaban terendah terjadi saat siang hari dan nilai tertingginya terjadi pada saat malam hari. Kadungan terbesar dalam pasir sebagai habitat bertelur burung Mamoa Desa Simau adalah unsur Fe (Besi) sebesar 58,59 % dengan sifat konduktivitas termal yang tinggi. Terdapat perbedaan pada daya tetas dan lamanya inkubasi penetasan telur secara in-situ (semi alami) pada kedalaman 40 cm, 60 cm dan 80 cm, dimana daya tetas terbesar yang mencapai presentase 100 % berada pada kedalaman tanam 80 cm dengan rata-rata waktu inkubasi yang paling cepat sekitar 67,3 hari.
KONSERVASI BURUNG GOSONG MALUKU (Eulipoa wallacei) BERBASIS MASYARAKAT DI DESA SIMAU, KECAMATAN GALELA Ronald Kondo Lembang,; Sunarno Sunarno; O F W Tutupary; B R Toisutta; Bayu Sadjab
JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL Vol 2 No 2 (2018): JHPPK
Publisher : Program Studi Manajemen Hutan, Pascasarjana Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (943.125 KB)

Abstract

Desa Simau, Kecamatan Galela merupakan salah satu tempat yang menjadi habitat bertelur Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) atau dalam bahasa lokal disebut Mamoa yang terbesar di Maluku Utara. Burung ini merupakan salah satu jenis endemik wilayah Maluku dan Maluku Utara dan telah dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Ancaman terbesar terhadap burung ini adalah pengambilan telur oleh masyarakat untuk diperdagangkan. Upaya konservasi terhadap burung Gosong Maluku ini telah dilakukan oleh masyarakat Desa Simau dengan cara-cara yang tradisional sebagai bentuk kesadaran terhadap pentingnya habitat dan satwa endemik ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendokumentasikan teknik konservasi terhadap burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) yang dilakukan oleh masyarakat Desa Simau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi lapangan dan dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bentuk – bentuk konservasi berbasis masyarakat terhadap satwa burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) meliputi pengetahuan lokal teknik pengambilan telur yang memperhatikan prinsip kelestarian, teknik konservasi in situ yaitu cara pengeraman telur berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat dengan tahapan penggalian lubang telur, penanaman telur, dan penimbunan telur. Konsep konservasi terhadap burung Gosong Maluku ini masih dipraktekkan sampai sekarang oleh masyarakat dan dapat dijadikan sebagai model atau contoh konservasi berbasis masyarakat lokal.
REHABILITASI HABITAT BERTELUR BURUNG GOSONG MALUKU (Eulipoa Wallacei) DI DESA SIMAU, KECAMATAN GALELA, KABUPATEN HALMAHERA UTARA sunarno alexander; Bayu Achil Sadjab; Ronald Kondolembang; Ontje F.W Tutupary; Boyke Toisuta
JURNAL PengaMAS Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekosistem mangrove mempunyai peranan yang sangat penting di wilayah pesisir dan laut. Fungsi ekosistem mangrove yang terpenting bagi daerah pantai adalah menjadi penyambung darat dan laut, serta peredam gejala-gejala alam yang ditimbulkan oleh perairan, seperti abrasi, gelombang, badai dan juga merupakan penyangga bagi kehidupan biota lainnya dan merupakan sumber penghidupan masyarakat sekitarnya. Maluku Utara adalah salah satu daerah prioritas bagi konservasi, secara global menjadi daerah prioritas untuk biodiversity. Salah satu daerah di Maluku Utara yang memiliki spesies burung endemik terdapat di desa Simau kecamatan Galela, daerah ini merupakan daerah populasi terbesar bagi burung Mamoa atau burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei). Ekosistem mangrove daerah desa Simau sebagai habitat bermain dan mencari makan dari burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei), sehingga perlu dilakukan rehabilitasi dan perlindungan sehingga terjaga. Metode pendekatan dalam kegiatan Rehabilitasi Habitat Bertelur Burung Gosong Maluku (Eulipoa Wallacei) dimulai dengan diskusi kemudian melakukan proses penanaman anakan mangrove dan ketapang serta pembersihan sampah plastik dan tanaman menjalar yang mengganggu. Hasilnya telah dilakukan penanaman sebanyak 1000 anakan pohon mangrove dan 100 anakan ketapang serta pembersihan lokasi habitat bertelur dari sampah plastik dan tanaman menjalar yang mengganggu selama 3 hari yang dimulai dari tanggal 14-16 Februari 2019 yang melibatkan 127 orang yang terdiri dari mahasiswa dan Dosen Fakultas Ilmu Alam dan Teknologi rekayasa berjumlah 106 orang, Staf Balai Konsevasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Halmahera Utara berjumlah 2 orang, Staf Kesatuan Pengelola Hutan (KPHL) Unit Halmahera Utara berjumlah 4 orang, komunitas Mamoa dan masyarakat desa Simau 10 orang, pemilik lahan bertelur burung Gosong Maluku berjumlah 3 orang dan tim CEPF Uniera berjumlah 5 orang.
APLIKASI METODE VLF (VERY LOW FREQUENCY) DAN METODE RESISTIVITAS UNTUK ESTIMASI SEBARAN LAVA BASALT BERSTRUKTUR BANTAL DI DAERAH WATUADEG KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Adrian Rahmat Nur Adrian; Febrian Dedi Sastrawan; Bayu Achil Sadjab; Sismanto Sismanto
JOURNAL ONLINE OF PHYSICS Vol. 7 No. 2 (2022): JOP (Journal Online of Physics) Vol 7 No 2
Publisher : Prodi Fisika FST UNJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jop.v7i2.18211

Abstract

Penelitian tentang estimasi sebaran lava basalt berstruktur bantal telah di lakukan di daerah Watuadeg Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman D.I. Yogyakarta dengan menggunakan metode VLF (Very Low Frequency) dan metode resistivitas untuk mengetahui variasi nilai rapat arus ekuivalen dan resistivitas bawah permukaan, serta arah penyebaran lava bantal. Pengukuran metode VLF sebanyak 5 lintasan yang berarah Barat – Timur dan 3 lintasan berarah Utara – Selatan. Pengukuran metode resistivitas sebanyak 9 titik dengan setengah panjang bentangan (AB/2) adalah 200 meter dalam area pengukuran 2 km2. Hasil pengolahan data resistivitas menunjukkan nilai variasi resistivitas bawah permukaan adalah 10,9 Ωm– 109  Wm yang diidentifikasi sebagai resistivitas soil, 32,3 Ωm – 122 Ωm diindikasikan sebagai resistivitas tuf, 286 Ωm – 888 Ωm diidentifikasi sebagai resistivitas lava bantal, 112 Ωm – 167 Ωm diidentifikasi sebagai resistivitas aglomerat dan 2,72 Ωm – 36,2 Ωm diindikasikan sebagai resistivitas lempung. Nilai rapat arus ekuivalen (RAE)  di daerah Watuadeg bervariasi antara 60 % - 240 %. Berdasarkan hasil korelasi antar penampang RAE dengan penampang korelasi resistivitas diperkirakan bahwa sebaran lava basalt berstruktur bantal di daerah Watuadeg bersumber dari bukit yang terletak di sebelah Barat kali Opak dengan arah sebarannya menerus ke arah Selatan.
Identifikasi sebaran dan Jenis Sesar Berdasarkan Analisis Data Anomali Gravitasi Topex Provinsi Maluku Utara Lembar Pulau Halmahera Utara Bayu Achil Sadjab; I Putu Tedy Indrayana; Kurnia Kurnia; Khafidh Nur Aziz; Adrian Rahmat Nur; Harsen Berg Janis; Hanny F. Sangian
Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2649.965 KB) | DOI: 10.20527/flux.v19i2.9616

Abstract

Provinsi Maluku Utara terutama pulau Halmahera dan sekitarnya merupakan bagian dari kerangka sistem tektonik Indonesia yang kompleks dan memiliki aktifitas tektonik yang tinggi. Daerah ini berada pada zona pertemuan lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, lempeng Indo-Australia dan lempeng-lempeng kecil lainnya seperti lempeng Filipina. Sebagai akibat dari geodinamika maka daerah penelitian merupakan daerah dengan aktivitas seismisitas yang cukup tinggi, dimana faktor utamanya karena terdapat banyak struktur geologi berupa antiklin, sinklin, sesar naik, sesar mendatar dan sesar normal akibat aktivitas lempeng di daerah ini. salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan sesar dan jenisnya adalah metode gravitasi, pada penelitian ini data yang digunakan adalah data observasi gravitasi satelit Topex dengan Luasan area penelitian adalah 3.891,62 km2 dalam bentuk Free Air Anomaly (FAA), yang kemudian dikoreksi bouguer dan koreksi medan menghasilkan Anomali Bouguer lengkap (ABL). Anomali regional dan residual menunjukkan korelasi yang baik dengan peta geologi daerah penelitian dalam mendeliniasi sebaran sesar dengan rentang nilai anomali positif (± 187 mGal) dan anomali negatif (± -14.8 mGal). Analisis anomali SVD menunjukkan sebaran sesar di daerah penelitian adalah jenis sesar turun atau sesar normal.
DISASTER RESILIENCE IN BUILDING CONSTRUCTION THROUGH CONCRETE CASTING METHODS: IMPLICATIONS FOR THE USE OF STRONG COLUMNS AND WEAK BEAMS Kusnul Prianto; Hariyono Seputro Youngky Pratama; Bayu Achil Sadjab; Endah Kinarya Palupi
Jurnal Pertahanan: Media Informasi ttg Kajian & Strategi Pertahanan yang Mengedepankan Identity, Nasionalism & Integrity Vol 7, No 3 (2021)
Publisher : The Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jp.v7i3.1217

Abstract

The difficulty in obtaining the construction of a strong-beam-weak column building will be encountered during the concrete casting work because in the implementation the beam may be cast using a higher quality concrete than that used for column casting. This has the potential to result in the construction of strong weak-beam columns which should be avoided in earthquake-resistant structures. This study aims to find the most effective concrete casting method that results in the construction of strong-weak beam-columns as intended above. Observations were made on the construction work of a four-story concrete construction building. Analysis by comparing all foundry works whose implementation uses ready mixed concrete made from one vendor, with those using different vendors for each casting of different building structural components. The data used are in the form of compressive strength test results for column casting samples and beam casting samples. From these data, a graph of the compressive strength sample of beam casting is made, then it is compared with the graph of the compressive strength sample of column casting. The results of the study concluded that using different vendors for casting different components of the building has a greater chance of producing a weak beam-strong column structure.
Pelatihan Ekonomi Kreatif Pembuatan Wine Salak Nanas dan Rempah-Rempah Sebagai Peluang Usaha Mario Nikolaus Dalengkade; Bayu Achil Sadjab; Dwi Rahayu Pujiastuti; Kurnia Kurnia; Nining Purwaningsih
Parta: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/parta.v4i1.4231

Abstract

The new economic era demands creativity that exceeds common expectations. Creative economy training such as processing pineapple, snake fruit and spices agricultural produce into wine is a breakthrough solution in increasing the economic value of a product. This insight is needed by generation Z who are leaning towards the creative economy era. The community service method covers two parts. The first is wine making training and the second is organoleptic testing of wine products. During the training process the participants were very enthusiastic in learning how to make snake fruit wine, pineapple and spices with being active in practicing and following each stage. The average results of the organoleptic test based on the level of preference for taste, aroma and color, the panelists liked the spiced wine the most by 4.73, 4.57 and 4.20 respectively. This activity was able to grow, motivate and add insight to participants in processing pineapples, snake fruit and spices into wine products as a business opportunity in the creative economy sector.
PENGARUH VARIASI SUHU KALSINASI TERHADAP PARAMETER MIKROSTRUKTUR (STURKTUR KRISTAL DAN GUGUS FUNGSI) NANOPARTIKEL TIO2 SEBAGAI KANDIDAT MATERIAL FOTOKATALISIS Novita Kundiman; Kurnia Kurnia; I Putu Tedy Indrayana; Bayu Achil Sadjab
JOURNAL ONLINE OF PHYSICS Vol. 8 No. 3 (2023): JOP (Journal Online of Physics) Vol 8 No 3
Publisher : Prodi Fisika FST UNJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jop.v8i3.26814

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu kalsinasi terhadap parameter mikrostruktur nanopartikel TiO2. Nanopartikel TiO2 masing-masing ditimbang dengan massa 1 gram dan dikalsinasi pada suhu 150 oC, 200oC, 250 oC dengan waktu 3 jam setiap suhu. Powder nanopartikel TiO2 yang telah dikalsinasi selanjutnya dikarakterisasi dengan menggunakan alat XRD untuk mengengetahui parameter mikrostrukturnya. Kemudian, untuk mengetahui gugus fungsi nanopartikel TiO2 dapat dikarakterisasi dengan spektra Transformasi Fourier Inframerah (FTIR). Karakterisasi yang dihasilkan oleh XRD berupa pola difraksi yang menunjukan telah terbentuknya fasa TiO2 yang memiliki struktur kristal tetragonal dengan parameter kisi kristal a bernilai a= 3,782 Å - 3,784 Å dan parameter kisi c bernilai c = 9,500 Å - 9,509 Å . Nilai tersebut mendekati nilai parameter kisi TiO2 sesuai referensi, yaitu 3,785 Aͦ untuk a dan 9,514 Aͦ untuk c (JCPDS 21-1272). Ukuran kristalit (t) berada pada kisaran nilai 22,99 (nm)-24,39 (nm) dan kerapatan dislokasi kristal (D) berada pada kisaran nilai 1,679 nm-2 x10-3 – 1,892 nm-2 x10-3. Sedangkan kerapatan kristal berada pada kisaran nilai yaitu 3,897gram/cm3 – 3,903 gram/cm3 dan Spektra FTIR memberi informasi terjadinya vibrasi gugus Ti – O – Ti berada pada interval bilangan gelombang 505 cm-1 – 600 cm-1 dengan vibrasi stretching. Gugus fungsi Ti – O berada pada interval bilangan gelombang 610 cm-1 – 1000 cm-1 vibrasi stretching. Pada interval bilangan gelombang 1700 – 3600 cm-1 vibrasi bending. Dalam Mengoptimalkan parameter mikrostruktur sebagai material fotokatalis, bahan nanopartikel TiO2 dapat dilakukan dengan mengkontrol suhu kalsinasi.
Identification of the Distribution and Volume of Iron Sand in the Gura Beach Area Using the Wenner-Schlumberger Configuration Geoelectric Method Tjinta, Yumarti G B; Sadjab, Bayu Achil; Kurnia, Kurnia; Janis, Harsen Berg; Yusniar, Masitah; Buka, Oktosea; Iwamoni, Steven; Nur, Adrian Rahmat
International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability Vol 2, No 2 (2023): International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability
Publisher : CV FOUNDAE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58524/ijhes.v2i2.253

Abstract

The Naniura NRD300 HF tool has been used in research using the Wenner-Schlumberger configuration geoelectric method to determine the direction of iron sand distribution, the volume of iron sand, and the concentration of iron sand in the Gura beach area. The collected measurement results are then processed by the RES2DINV software into a 2 Dimension (2D) cross-section that shows the distribution values of the subsurface layer as shown by a color image. Once saved in (.xyz) format, the RES2DINV software results are processed in RockWork software to create pseudo-3D cross sections. The RES2DINV software's results show that line 1's resistivity value ranges from 39.6 to 1000 Ωm, whereas line 2's resistivity value ranges from 0.16 to 1.7 Ωm. These findings suggest that line 2 has a lower resistivity value than line 1 does. The volume of iron sand processed by RockWork software is 221,000 cubic meters for linek 2 and 273,000 cubic meters for line 1. The distribution of iron sand deposits in the study region is south to north, based on the volume of iron sand in line 1, which is bigger. A method used to determine the composition of the minerals present in a sample is called X-ray fluorescence (XRF). The results of analyzing the Fe content in line 2 are 55.01%, which is higher when compared to the Fe content in line 1, which is 40.5%.