Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Tindakan Keperawatan Dalam Mengatasi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Renggiang Belitung Timur Ashar Abilowo; Astri Yulia Sari Lubis
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 2, No 2 (2022): Volume 2 Nomor 2 (2022)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.602 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v2i2.6529

Abstract

ABSTRACT Tuberculosis (TB) still be a global challerumunge health problem. The number of tuberculosis in men is higher than women in 1.3 times compared to women. TB is an infectious disease that attacks the lungs, which is caused by the bacterium Mycobacterium Tuberculosis. As a result of ineffective airway clearance, patients with accumulation of secretions cause difficulty in breathing which obstruct the fulfilment of oxygen supply in the body and causes cell death, hypoxemia and decreased consciousness so that it can lead to death if not treated. Therefore, assistance is needed to remove secretions so that airway clearance is effective again, with deep breathing techniques, effective coughing, chest physiotherapy, nebulizer, suction, and oxygen administration. The aims of this study is to implement nursing care in pulmonary tuberculosis patients with ineffective airway clearance problems at Renggiang Public Health Center. This research is a descriptive study in a case study design consisting of the stages of the nursing process: assessment, nursing diagnosis, nursing intervention, nursing implementation, and nursing evaluation of 2 patients with tuberculosis. The results of ineffective airway clearance can be resolved by observing vital sign within the normal range, adjusting the semi-Fowler or Fowler position, teaching effective coughing, monitoring breath sounds, giving warm drinks, monitoring respiration and status O2, collaboration with doctors in drug administration. At the beginning of the assessment, patient 1 complained of shortness of breath, coughing with phlegm, difficult to expel phlegm, orthopnea, rhonchi in the left and right lungs +|+, excess sputum became more comfortable, shortness of breath and reduced sputum production, coughed effectively, could expel phlegm. Meanwhile, patient 2 initially complained of shortness of breath, coughing with phlegm, difficulty in expelling phlegm, orthopnea, crackles in the left and right lungs +|+ became more comfortable, breathlessness was still present, sputum production was reduced, coughed effectively, could expel even a little phlegm.  Providing nursing care can reduce the problem of ineffective airway clearance in Patient 1 and patient 2. Keywords: Nursing Care, Tuberculosis, Ineffective Airway Clearance     ABSTRAK Tuberkulosis (TBC) masih merupakan masalah kesehatan yang menjadi tantangan global. Jumlah kasus tuberkulosis berdasar jenis kelamin pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan yaitu 1,3 kali dibandingkan perempuan.TBC adalah penyakit menular yang menyerang paru-paru, yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Akibat bersihan jalan nafas tidak efektif penderita penumpukan sekret menyebabkan terjadi kesulitan bernapas yang menghambat pemenuhan suplai oksigen dalam tubuh serta membuat kematian sel, hipoksemia dan penurunan kesadaran sehingga dapat mengakibatkan kematian apabila tidak ditangani. Maka, perlu bantuan untuk mengeluarkan sekret sehingga bersihan jalan napas kembali efektif, dengan teknik nafas dalam, batuk efektif, fisioterapi dada, nebulizer, suction, dan pemberian oksigen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien tuberculosis paru dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif di wilayah kerja UPT Puskesmas Renggiang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dalam rancangan studi kasus yang terdiri dari tahapan proses keperawatan: pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan terhadap 2 pasien penderita tuberkulosis.  Setelah dilakukan proses asuhan keperawatan terhadap 2 pasien diperoleh hasil bersihan jalan nafas tidak efektif dapat teratasi dengan observasi TTV dalam rentang batas normal, atur posisi semi fowler atau fowler, ajarkan batuk efektif, monitor bunyi napas, beri minuman hangat, monitor respirasi dan status O2, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat. Saat awal pengkajian pasien 1 mengeluh sesak napas, batuk berdahak sulit untuk mengeluarkan dahak, ortopnea, suara ronchi di paru kiri dan kanan +|+, sputum berlebih menjadi merasa lebih nyaman, sesak dan produksi sputum berkurang, batuk secara efektif, bisa mengeluarkan dahak. Sedangkan pasien 2 awalnya mengeluh sesak napas, batuk berdahak sulit untuk mengeluarkan dahak, ortopnea, suara ronchi di paru kiri dan kanan +|+ menjadi merasa lebih nyaman, sesak masih ada, produksi sputum berkurang, batuk secara efektif, bisa mengeluarkan dahak walau sedikit. Setelah dilakukan tindakan keperawatan terhadap pasien 1 dan pasien 2 tuberculosis paru dengan pemberian asuhan keperawatan dapat mengurangi masalah bersihan jalan napas tidak efektif. Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Tuberculosis, Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Optimalisasi Self Care Management pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungbinga Kabupaten Belitung Nazliansyah; Ashar Abilowo; Eka Safitri Yanti; Nilam Permatasari
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bestari Vol. 1 No. 5 (2022): August 2022
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/jpmb.v1i5.1082

Abstract

Penyakit Hipertensi sering disebut sebagai silent killer atau tanpa gejala yang jelas pada tahap awal penyakit. Efek negatif dari hipertensi berupa berkurangnya daya kognitif, afektif, dan psikomotor. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang juga memiliki permasalahan dalam pengendalian  penyakit hipertensi. Usaha untuk meningkatkan optimalisasi self care management diperlukan karena membantu intervensi program nasional yang sudah berjalan  terhadap permasalahan hipertensi  yang ditemui di lapangan nanti. Secara umum tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk Meningkatkan optimalisasi manajemen kesehatan diri atau self-care management pada penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Binga Kabupaten Belitung. Peserta Pengabdian Masyarakat ini adalah pria dan wanita berusia 45  tahun sampai dengan 60 tahun yang tercatat sebagai pasien Hipertensi dan telah menjalani pengobatan hipertensi di puskesmas Tanjung Binga minimal 6 bulan serta bersedia untuk berpartisipasi dalam program ini. Peserta menerima program manajemen diri  selama 4 minggu yang terdiri dari tiga strategi metode yaitu  monitor diri, evaluasi diri, dan penguatan diri. Hasil yang diperoleh setelah diberikan pembelajaran dan implementasi mandiri dengan pengawasan dan pencatatan mandiri menggunakan buku catatan yang diberikan ke masing masing peserta,  berdasarkan data hasil pengukuran tekanan darah pada minggu ke dua, sebanyak 18 peserta (60%) mengalami penurunan tekanan darah sedangkan 12 peserta lainnya (40%) tidak mengalami penurunan tekanan darah. Evaluasi terakhir dilaksanakan minggu ke tiga dan ke empat, berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah sekitar 24 (80%) peserta mengalami penurunan tekanan darah. Terdapat signifikan keberhasilan penurunan tekanan darah  pada peserta  setelah implementasi dilaksanakan terus pada minggu ke tiga dan ke empat melalui pengabdian masyarakat ini.
Pengaruh Pemberian Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Dalam Mengurangi Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I Astri Yulia Sari Lubis; Melly Damayanti; Ashar Abilowo
Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute Vol. 8 No. 1 (2024): Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute
Publisher : Institut Citra Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33862/citradelima.v8i1.390

Abstract

Nausea and vomiting (emesis gravidarum) is a common disorder experienced by 50% of pregnancy, and is usually most severe in the first trimester of pregnancy. Nausea and vomiting occur 60-80% primigravida and 40-60% multigravida. One of the herbal plants that can reduce nausea vomiting is lime juice. Lime contains flavonoids contained in lime can also trigger peristaltic movements in the stomach so that the stomach can easily digest. The purpose of this study was to determine the effect of giving lime juice (Citrus aurantifolia) on emesis gravidarum in pregnant women in the first trimester of pregnancy. The research design used Quasi Experiment with a Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design. Respondents were given of lime juice for 3 days then measured the frequency of nausea vomiting on day 1 and day 4. Samples are taken by consecutive sampling. Data collection by observation method using PUQE-24 hour scoring system. Data analysis using the Mann-Whitney test and obtained p-value = 0.000. The conclusion of a statistically significant influence is used the level of meaning ? = 0.05 or p<0.05. It is expected that midwives in the practice area will provide nonpharmacological therapy for lime juice as an effort as to treat emesis gravidarum.
Karakteristik Ibu Nifas dalam Penggunaan Aplikasi Senam Ibu Postpartum (SIMPOR) Astri Yulia Sari Lubis; Nurul Aini Suria Saputri; Ashar Abilowo
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i1.20539

Abstract

Perdarahan merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian ibu pada masa nifas. 50%-60% karena kegagalan miometrium berkontraksi secara sempurna. Salah satu asuhan untuk memaksimalkan kontraksi uterus pada masa nifas dengan melaksanakan senam nifas, salah satunya guna mempercepat proses involusi uteri. Perkembangan teknologi sangat pesat saat ini, sehingga diperlukan aplikasi senam nifas berbasis android yang informatif, edukatif dan aplikatif. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu nifas yang menggunakan Aplikasi Senam Ibu Postpartum (SIMPOR) dalam melakukan latihan fisik selama postpartum dengan latihan rutin dan bertahap sesuai kemampuan fisik untuk mempercepat proses involusi uteri, yaitu usia, paritas, dan inisiasi menyusu dini. Desain penelitian ini deskriptif. Responden diberikan aplikasi senam ibu postpartum dan menggunakannya selama 2 minggu. Karakteristik responden berdasarkan usia, paritas dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), yaitu rata-rata usia responden adalah 28,90 tahun dengan standar deviasi 4,98. Rata-rata paritas adalah 1,90 dengan standar deviasi 1,02 dan semua melaksanakan IMD. Kesimpulan penelitian bahwa usia, paritas, dan IMD dapat berpengaruh terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu postpartum yang melakukan senam postpartum menggunakan Aplikasi SIMPOR. Senam nifas dengan menggunakan Aplikasi SIMPOR dapat diterapkan pada setiap ibu postpartum melalui kelas ibu yang dilaksanakan 1x sebulan sebagai upaya untuk mempercepat proses involusi uteri pada ibu nifas.
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pertolongan Pertama Anak Tersedak di Tanjungpandan Ashar Abilowo; Astri Yulia Sari Lubis; Septy Nur Aini
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i1.20540

Abstract

Anak usia toddler menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah dan ibu merupakan seorang yang berperan sebagai pengawas mereka. Sehingga ibu merupakan orang pertama yang bertindak cepat serta harus memiliki pengetahuan yang baik tentang penanganan pertama pada kecelakaan. Kesigapan dan intervensi yang benar penting untuk mengurangi resiko komplikasi kecelakaan. Tersedak merupakan salah satu penyebab utama kematian diantara kejadian tidak disengaja pada anak kecil dan ini berlanjut menjadi masalah hingga usia 14 tahun. Obstruksi jalan napas karena benda asing merupakan salah satu penyebab kematian akibat kecelakaan pada anak-anak <16 tahun. Selain obstruksi jalan napas total karena benda asing yang membutuhkan penanganan segera, obstruksi jalan napas sebagian karena benda asing juga dapat mengganggu pertukaran gas sehingga mengakibatkan dispnea, pneumonia, dan abses. Faktor pendidikan merupakan penyebab tingkat pengetahuan menjadi rendah, faktor kurangnya informasi sehingga seseorang tidak memahami dalam pertolongan pertama pada anak yang mengalami sumbatan jalan napas oleh benda asing. Orang dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan rendah akan menjadi kurang informasi jika tidak mencari informasi yang akurat dan benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu di Tanjungpandan terkait pertolongan pertama pada anak tersedak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptive kuantitatif. Sasaran penelitian ini adalah ibu-ibu di Tanjungpandan Kabupaten Belitung yang memiliki anak usia toddler 1-3 tahun. Teknik sampling dengan purposive sampling. Hasil analisis data diketahui dari 60 responden usia paling muda adalah 20 tahun dan yang paling tua adalah 50 tahun, tingkat pendidikan paling banyak adalah SMA/sederajat, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, dan tingkat pengetahuan tentang pertolongan pertama anak tersedak mayoritas ada di tingkat cukup. Kesimpulannya adalah tingkat pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama pada anak tersedak adalah cukup baik. Sumber informasi yang mudah diperoleh misalnya visa media sosial, internet, dan jejaring sosial bisa menambah tingkat pengetahuan seseorang.
PENDAMPINGAN KELUARGA DALAM MENGOPTIMALKAN TUMBUH KEMBANG ANAK PADA 1000 HARI PERIODE EMAS MELALUI AKTIVITAS TERAPI BERMAIN DAN GIZI SEIMBANG DI DESA BATU BELUBANG KABUPATEN BANGKA TENGAH Kartika Kartika; Ashar Abilowo; Ratmawati Ratmawati; Emilia Emilia
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2024): Vol. 5 No. 5 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i5.35875

Abstract

Masa-masa usia dini pada anak merupakan masa “golden age period”, merupakan periode emas yang berpengaruh pada seluruh aspek perkembangan manusia, baik fisik, kognisi emosi maupun sosial. Desa Batu Belubang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Padang Baru Kabupaten Bangka Tengah. Berjarak sekitar 18 KM dari kota Pangkapinang. Pendampingan Keluarga dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak dalam 1000 hari periode emas melalui aktivitas bermain dan gizi seimbang di anggap penting karena dilihat dari fungsi dan tujuan nya bahwa usia Balita memiliki kebutuhan gizi yang harus terpenuhi serta stimulasi dalam bentuk terapi bermain yang harus bisa diberikan kepada keluarga dengan anak balita sehingga dapat meningkatkan tumbuh kembangnya dengan optimal. Diharapkan dengan pemberian edukasi ini, keluarga dapat menerapkan terapi bermain dan gizi seimbang kepada anak-anaknya dengan tujuan mengoptimalkan tumbuh kembang anak