Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH SUHU YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGANHIDUP BENIH IKAN LAMPAM (puntius schwanenfeldii) Sandra Saputra; Hastiadi Hasan; Sunarto .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.893 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.227

Abstract

Ikan lampam  Puntius schwanenfeldii  merupakan salah satu jenis ikan komoditas lokal dari Provinsi Kalimantan Barat yang hidupdi air tawar dan mempunyai prospek yang baik untuk dibudidayakan, Ikan lampam akan terancam punah akibat penangkapan yang tidak memperhatikan kelestarian alam, hal ini dapat dilihat dari hasil produsi pada tahun 2000–2004 yang mengalami penurunan dari 3.864,60 ton menjadi hasil produksi 2.214 ton. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 Ulangan, dengan perlakuan suhu yang masing-masing A 27o C, B 29o C, C 31o C dan D 33o C. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan variabel pengamatan berupa laju konsumsi harian, retensi protein dan lemak, laju pertumbuhan harian, konversi pakan serta derajat kelangsungan hidup. Analisis data menggunakan uji sidik ragam dilanjutkan uji beda nyata terkecil (BNT) dan uji regresi. Laju konsumsi harian yang paling tinggi baik terdapat pada perlakuan A (89,43) walaupun dari uji lanjut menunjukan tidak ada perbedaan yang nyata dengan perlakuan C dan D sebesar (79,08 dan 81,53). Hasil uji korelasi retensi protein 78,5% dan retensi lemak 76%. Laju pertumbuhan harian SGR yang paling baik adalah perlakuan B (2,87%). Rata-rata konversi pakan yang paling rendah didapat pada perlakuan B (1,43), hubungan suhu dengan konversi pakan yaitu 88% garis regresi berbentuk polynomial dengan suhu optimum 30,2o C. Derajat kelangsungan hidup yang paling tinggi didapat pada perlakuan A dan B (100%), serta korelasinya yaitu 99% dan diperoleh suhu optimum sebesar 28,4o C. Kata kunci : Suhu, Pertumbuhan, Ikan lampam, puntius schwanenfeldii
TINGKAT SERANGAN EKTOPARASIT PADA IKAN PATIN (Pangasius hypophtalmus) YANG DIBUDIDAYAKAN DALAM KARAMBA DI SUNGAI KAPUAS KOTA PONTIANAK Suhardi .; Eka Indah Raharjo; Sunarto .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.261 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.228

Abstract

Keberhasilan suatu usaha budidaya ikan tidak terlepas dari masalah penyakit dan parasit ikan, salah satunya adalah ektoparasit. Kerugian akibat infeksi ektoparasit memang tidak sebesar kerugian akibat infeksi organisme pathogen lain seperti virus dan bakteri, namun menurut Scholz (1999) infeksi Ektoparasit dapat menjadi salah satu faktor predisposisi bagi infeksi organisme pathogen yang lebih berbahaya. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat serangan ektoparasit pada ikan patin yang dibudiayakan dalam karamba di sungai Kapuas Kota Pontianak. Data yang didapat baik prevalensi dan intensitas serta data pendukung lainnya dianalisa secara diskriptif dan dibahas  dengan pendekatan berdasarkan literatur yang relevan. Hasil penelitian di empat stasiun sekitar sungai kapuas Pontianak ditemukan 2 jenis parasit yang dominan menyerang ikan patin yaitu, Ichthyopthyrius multifiliis dan dan Dactylogyrus sp.Kata kunci : ektoparasit, patin, KJA Sungai Kapuas Pontianak 
LAJU KONSUMSI PAKAN DAN KINERJA PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) DENGAN PEMBERIAN ATRAKTAN CACING KOOT (Pheretima sp) William Evans; Hendry Yanto; Sunarto .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.005 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.229

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan atraktan tepung cacing koot (Pheretima sp) pada pakan pellet buatan terhadap laju konsumsi pakan dan kinerja pertumbuhan benih ikan gabus (Ohiocephalus striatus). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan acak Lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan konsentrasi penambahan atraktan cacing koot yang terdiri dari perlakuan tanpa penambahan atraktan cacing koot (kontrol), perlakuan dengan penambahan atraktan cacing koot 2,5%/kg pakan, penambahan 5%/kg pakan, penambahan 7,5%/kg pakan dan penambahan 10%/kg pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian pakan pellet dengan kadar atraktan cacing koot yang berbeda berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap Jumlah Konsumsi Pakan Harian dan Peningkatan Retensi Protein dalam tubuh benih ikan gabus serta berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap  Laju Pertumbuhan Bobot Harian, namun tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap Laju Konsumsi Pakan Harian, Efisiensi Pakan dan Tingkat Kelangsungan Hidup benih ikan gabus, akan tetapi sudah ada kecenderungan. sedangkan kadar atraktan  cacing koot 8 % adalah kadar atraktan yang optimum dalam pakan pellet untuk dapat meningkatkan retensi protein dan lemak dalam tubuh benih ikan gabus tersebut. Kesimpulan bahwa penggunaan kadar tepung cacing koot dalam pakan pellet benar-benar berfungsi sebagai atraktan dan layak untuk dimanfaatkan karena dapat meningkatkan laju pertumbuhan bobot harian benih ikan gabus. Kata kunci : gabus, pakan, pertumbuhan, atraktan.
PENGARUH SUHU YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGANHIDUP BENIH IKAN LAMPAM (puntius schwanenfeldii) Sandra Saputra; Hastiadi Hasan; Sunarto .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.893 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.227

Abstract

Ikan lampam  Puntius schwanenfeldii  merupakan salah satu jenis ikan komoditas lokal dari Provinsi Kalimantan Barat yang hidupdi air tawar dan mempunyai prospek yang baik untuk dibudidayakan, Ikan lampam akan terancam punah akibat penangkapan yang tidak memperhatikan kelestarian alam, hal ini dapat dilihat dari hasil produsi pada tahun 2000–2004 yang mengalami penurunan dari 3.864,60 ton menjadi hasil produksi 2.214 ton. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 Ulangan, dengan perlakuan suhu yang masing-masing A 27o C, B 29o C, C 31o C dan D 33o C. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan variabel pengamatan berupa laju konsumsi harian, retensi protein dan lemak, laju pertumbuhan harian, konversi pakan serta derajat kelangsungan hidup. Analisis data menggunakan uji sidik ragam dilanjutkan uji beda nyata terkecil (BNT) dan uji regresi. Laju konsumsi harian yang paling tinggi baik terdapat pada perlakuan A (89,43) walaupun dari uji lanjut menunjukan tidak ada perbedaan yang nyata dengan perlakuan C dan D sebesar (79,08 dan 81,53). Hasil uji korelasi retensi protein 78,5% dan retensi lemak 76%. Laju pertumbuhan harian SGR yang paling baik adalah perlakuan B (2,87%). Rata-rata konversi pakan yang paling rendah didapat pada perlakuan B (1,43), hubungan suhu dengan konversi pakan yaitu 88% garis regresi berbentuk polynomial dengan suhu optimum 30,2o C. Derajat kelangsungan hidup yang paling tinggi didapat pada perlakuan A dan B (100%), serta korelasinya yaitu 99% dan diperoleh suhu optimum sebesar 28,4o C. Kata kunci : Suhu, Pertumbuhan, Ikan lampam, puntius schwanenfeldii
TINGKAT SERANGAN EKTOPARASIT PADA IKAN PATIN (Pangasius hypophtalmus) YANG DIBUDIDAYAKAN DALAM KARAMBA DI SUNGAI KAPUAS KOTA PONTIANAK Suhardi .; Eka Indah Raharjo; Sunarto .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.261 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.228

Abstract

Keberhasilan suatu usaha budidaya ikan tidak terlepas dari masalah penyakit dan parasit ikan, salah satunya adalah ektoparasit. Kerugian akibat infeksi ektoparasit memang tidak sebesar kerugian akibat infeksi organisme pathogen lain seperti virus dan bakteri, namun menurut Scholz (1999) infeksi Ektoparasit dapat menjadi salah satu faktor predisposisi bagi infeksi organisme pathogen yang lebih berbahaya. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat serangan ektoparasit pada ikan patin yang dibudiayakan dalam karamba di sungai Kapuas Kota Pontianak. Data yang didapat baik prevalensi dan intensitas serta data pendukung lainnya dianalisa secara diskriptif dan dibahas  dengan pendekatan berdasarkan literatur yang relevan. Hasil penelitian di empat stasiun sekitar sungai kapuas Pontianak ditemukan 2 jenis parasit yang dominan menyerang ikan patin yaitu, Ichthyopthyrius multifiliis dan dan Dactylogyrus sp.Kata kunci : ektoparasit, patin, KJA Sungai Kapuas Pontianak 
LAJU KONSUMSI PAKAN DAN KINERJA PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) DENGAN PEMBERIAN ATRAKTAN CACING KOOT (Pheretima sp) William Evans; Hendry Yanto; Sunarto .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.005 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.229

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan atraktan tepung cacing koot (Pheretima sp) pada pakan pellet buatan terhadap laju konsumsi pakan dan kinerja pertumbuhan benih ikan gabus (Ohiocephalus striatus). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan acak Lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan konsentrasi penambahan atraktan cacing koot yang terdiri dari perlakuan tanpa penambahan atraktan cacing koot (kontrol), perlakuan dengan penambahan atraktan cacing koot 2,5%/kg pakan, penambahan 5%/kg pakan, penambahan 7,5%/kg pakan dan penambahan 10%/kg pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian pakan pellet dengan kadar atraktan cacing koot yang berbeda berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap Jumlah Konsumsi Pakan Harian dan Peningkatan Retensi Protein dalam tubuh benih ikan gabus serta berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap  Laju Pertumbuhan Bobot Harian, namun tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap Laju Konsumsi Pakan Harian, Efisiensi Pakan dan Tingkat Kelangsungan Hidup benih ikan gabus, akan tetapi sudah ada kecenderungan. sedangkan kadar atraktan  cacing koot 8 % adalah kadar atraktan yang optimum dalam pakan pellet untuk dapat meningkatkan retensi protein dan lemak dalam tubuh benih ikan gabus tersebut. Kesimpulan bahwa penggunaan kadar tepung cacing koot dalam pakan pellet benar-benar berfungsi sebagai atraktan dan layak untuk dimanfaatkan karena dapat meningkatkan laju pertumbuhan bobot harian benih ikan gabus. Kata kunci : gabus, pakan, pertumbuhan, atraktan.