Zaenab Zaenab
Poltekkes Kemenkes Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IDENTIFIKASI RESIDU PESTISIDA CHLORPYRIFOS DALAM SAYURAN SAWI HIJAU (BRASSICA RAPA VAR.PARACHINENSIS L.) DI PASAR TERONG KOTA MAKASSAR Zaenab Zaenab
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 2 (2016): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.673 KB) | DOI: 10.32382/medkes.v11i2.234

Abstract

Residu pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dikonsumsi setiap hari seperti sayuran. Salah satu tanaman yang sering disemprotkan pestisida adalah tanaman sayuran khususnya tanaman sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis L.). Hal ini terjadi karena bentuk dan struktur tanaman sawi yang memungkinkan ulat untuk bersarang di sela-sela daunnya. Residu pestisida bersifat akumulatif di dalam tubuh manusia, sehingga akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia yang mengonsumsi sayuran yang mengandung residu pestisida secara terus menerus. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengidentifikasi residu pestisida Chlorpyrifos dalam sayuran sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis L.) di Pasar Terong Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yakni menggunakan daftar pemeriksaan atau pengukuran terhadap residu pestisida Chlorpyrifos dalam sayuran sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis L.). Hasil pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan metode kromatografi gas menunjukkan bahwa kadar residu pestisida pada sawi hijau I sebelum proses pencucian yaitu sebesar 0,045 mg/kg dan sesudah proses pencucian yaitu sebesar 0,013 mg/kg sehingga kadar residu pestisida mengalami penurunan sebesar 71 %  dan kadar residu pestisida pada sawi hijau II sebelum proses pencucian yaitu sebesar 0,276 mg/kg dan sesudah proses pencucian yaitu 0 mg/kg sehingga kadar residu pestisida mengalami penurunan sebesar 100 %. Berdasarkan standar persyaratan SNI 7313 Tahun 2008 tentang batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian untuk sayuran sawi hijau yaitu 1 mg/kg, maka kadar residu pestisida yang terdapat pada sampel sawi hijau sebelum dan sesudah proses pencucian masih di bawah BMR (Batas Maksimum Residu) sehingga memenuhi syarat kesehatan. Penurunan kadar residu pestisida chlorpyrifos pada sayuran terjadi karena proses pencucian dengan air mengalir menyebabkan residu insektisida chlorpyrifos yang terdapat pada permukaan sayuran akan larut dalam air. Residu yang tertinggal pada permukaan tanaman pada saat disemprot dapat hilang karena pencucian atau pembilasan.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Sehat di Kelurahan Untia Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Zaenab Zaenab; Ain Khaer; Citrawati Citrawati; Budirman Budirman
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2021 : PROSIDING EDISI 9
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.667 KB)

Abstract

Abstrak : Pengembangan potensi desa wisata di sebuah kawasan tertentu tidak lepas dari peran serta aparat dan masyarakat setempat. Selain itu lingkungan sekitar yang dapat menjadi sarana dan prasarana juga perlu mendapatkan perhatian lebih oleh masyarakat. Melihat kondisi lingkungan dan kurangnya kesadaran masyarakat setempat sehingga kawasan hutan mangrove yang ada kurang mendapat perhatian dan tidak terawat sehingga kurang diminati oleh pengunjung oleh karena itu kegiatan ini dilakukan untuk bagaimana memberdayakan Masyarakat dan berperan aktif dalam mengembangkan Desa Wisata Sehat Di Kelurahan Untia Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Didapatkan hasil bahwa masyarakat dapat mengetahui bagaimana Pengembangan desa wisata sehat melalui peningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan masyarakat dan wisatawan dengan melakukan edukasi terhadap masyarakat, memberikan pelatihan- pelatihan untuk meingkatkan SDM.  Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan, Desa Wisata Sehat’