Kadek Deddy Ariyanta
Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perbedaan Kadar Plasminogen Activator Inhibitor-1 Cairan Peritoneum Tikus Wistar antara yang Diberi Vitamin E Topikal atau Ketorolak Intramuskular atau Simvastatin Oral atau Kombinasi Ketiganya pada Tikus Wistar yang Dilakukan Abrasi Ileum Kadek Deddy Ariyanta; Dikki Drajat Kusmayadi; Rizki Diposarosa
JBN (Jurnal Bedah Nasional) Vol 1 No 2 (2017): JBN (Jurnal Bedah Nasional)
Publisher : Program Studi Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.055 KB) | DOI: 10.24843/JBN.2017.v01.i02.p05

Abstract

Tujuan: untuk membuktikan adanya perbedaan kadar plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1) cairan peritoneum tikus Wistar antara yang tidak diberi obat, diberi obat tunggal vitamin E topikal atau ketorolak intramuskular atau simvastatin oral dengan yang diberi obat kombinasi ketiganya pada tikus Wistar yang dilakukan abrasi ileum. Metode: penelitian eksperimental laboratorik, menggunakan tikus Wistar jantan. Tiga puluh ekor tikus Wistar dilakukan abrasi ileum dan dibagi 5 kelompok: kontrol (K); perlakuan 1, diberi vitamin E topikal (P1); perlakuan 2, diberi ketorolak intramuskular (P2); perlakuan 3, diberi simvastatin oral (P3); dan perlakuan 4, diberi kombinasi vitamin E topikal, ketorolak intramuskular, dan simvastatin oral (P4). Cairan peritoneum diambil 7 hari kemudian untuk mendapatkan kadar PAI-1 cairan intraperitoneum. Uji beda kadar PAI-1 cairan peritoneum dengan uji one way ANOVA dan Dunett’s T3. Hasil: kadar PAI-1 cairan peritoneum tikus Wistar yang dilakukan abrasi ileum antara kelompok kontrol dengan kelompok kombinasi (p=0,046), kelompok vitamin E dengan kombinasi (p=0,000), kelompok ketorolak dengan kombinasi (p=0,000), dan kelompok simvastatin dengan kombinasi (p=0,002). Simpulan: kadar PAI-1 cairan peritoneum lebih rendah secara bermakna pada kelompok yang diberi perlakuan kombinasi dibandingkan dengan pemberian obat tunggal dan yang tidak diberi.