Lidwina Sengkey
Universitas Sam Ratulangi

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GAMBARAN KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENERAPKAN HAND HYGIENE DI RAWAT INAP RSUP PROF. Dr. R D. KANDOU MANADO Karuru, Citra Prasilya; Mogi, Theresia Isye; Sengkey, Lidwina
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i1.10942

Abstract

Abstract: Hands are the main route of transmission of germs during patient care. Nosocomial infection transmission can occur due to poor sanitation. Hand hygiene of health workers is very helpful in preventing the transmission of harmful germs and health care-associated infections. However, health workers still have less attention about the role of hand hygiene. This study aimed to determine the doctors and nurses’ compliance rate in implementing hand hygiene in Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital Manado. This was an observational study with a cross-sectional design. Samples were specialist doctors, residents, and nurses in IRINA A, E, and F. The general compliance rate of hand hygiene was 5,2%. Based on the profession, the hand hygiene compliance rate of doctors was 2.4% (n=21) and of nurses 6.6% (n=113). Based on the monitored time, the compliance rate before entering rooms was 3.02% (n=39) and after entering rooms 7.35% (n=95). Conclusion: Hand hygiene compliance rate among health workers was still low.Keywords: health workers, hand hygiene compliance rate Abstrak: Tangan merupakan jalur utama penularan kuman selama perawatan pasien. Penularan infeksi nosokomial bisa terjadi akibat sanitasi yang kurang. Kebersihan tangan tenaga kesehatan sangat membantu pencegahan penularan kuman berbahaya dan mencegah infeksi terkait perawatan kesehatan. Namun, pentingnya penerapan hand hygiene masih kurang mendapat perhatian oleh tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kepatuhan tenaga kesehatan yakni tenaga dokter dan perawat dalam menerapkan hand hygiene di ruang rawat inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Metode penelitian yang digunakan ialah observasional dengan desain potong lintang. Sampel meliputi dokter spesialis, dokter residen, dan perawat. Angka kepatuhan keseluruhan ialah 5,2%. Berdasarkan kelompok pekerjaan, angka kepatuhan dokter 2,4% (n=21) dan perawat 6,6% (n=113). Dari dua indikasi yang diamati, angka kepatuhan sebelum masuk ruangan 3,02% (n=39) dan setelah keluar ruangan 7,35% (n=95). Simpulan: Tingkat kepatuhan hand hygiene tenaga kesehatan masih rendah.Kata kunci: tenaga kesehatan, tingkat kepatuhan hand hygiene
HUBUNGAN GERAKAN BERULANG LENGAN DENGAN TERJADINYA NYERI BAHU PADA PENATA RAMBUT DI SALON Lumunon, Steicy N.; Sengkey, Lidwina; Angliadi, Engeline
e-CliniC Vol 3, No 3 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v3i3.9419

Abstract

Abstract: Every human being has his/her own activity or job. Higher demand jobs need higher responsibilities of its workers. For instance, hair dressers have to do their job by using their arms with repetitive movements that can result in a shoulder pain. This study aimed to identify the relationship between repetitive hand movements and shoulder pain of salon hairdressers. This was an analytical observational study with a cross sectional design. There were 30 respondents obtained by using the purposive sampling method. The chi square test showed that there was no relationship between repetitive arm movements and shoulder pain among salon hairdressers viewed from the period of working and the pain level (P = 0.800) as well as viewed form the hairdresser’s height and pain level (P = 0.080). Conclusion: There was no significant relationship between the repetitive arm movements and shoulder pain among the salon hairdressers.Keywords: repetitive arm movement, shoulder pain, salon hair dresserAbstrak: Setiap individu tidak terlepas dari aktifitas ataupun pekerjaan. Semakin tinggi tuntutan pekerjaan semakin besar pula beban pekerjaaan dan aktifitas dari pekerja tersebut. Seperti halnya dengan penata rambut di salon harus melakukan pekerjaannya dengan menggunakan lengan secara berulang yang dapat menimbulkan keluhan nyeri bahu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan gerakan berulang lengan dengan terjadinya nyeri bahu pada penata rambut di salon. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan potong lintang. Sejumlah 30 responden diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil uji Chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara gerakan berulang lengan dengan terjadinya nyeri bahu pada penata rambut di salon dilihat dari lama kerja responden dan tingkat nyeri (P = 0,800), serta tinggi badan responden dan tingkat nyeri (P = 0,800). Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara gerakan berulang lengan dan terjadinya nyeri bahu pada penata rambut di salon.Kata kunci: gerakan berulang lengan, nyeri bahu, peneta rambut di salon
PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI PENANGANAN REHABILITASI MEDIK PADA PENDERITA STROKE DI KELURAHAN PINAESAAN KECAMATAN WENANG KOTA MANADO Sundah, Antony B. M.; Angliadi, Engeline; Sengkey, Lidwina
e-CliniC Vol 2, No 3 (2014): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.2.3.2014.5743

Abstract

Abstract: Medical rehabilitation in patients with stroke is an action to improve motor function, speech, cognitive, and other function are impaired, as well as social and mental readaptation to restore interpersonal relationship and social activity, and train the patient in order to carry out activities of daily living. Stroke is a disease that is caused by blockages in the blood vessels of the brain or the rupture of blood vessels in the brain which leads to reduces oxygen supply to certain parts of the brain therefore the brain tissue is damaged or died. Stroke is more common made disability than dead. Permanent disability occurs because the patient is not get rehabilitation and frequently family indulged excessive helped patients with excessive and makes the patient lying passively waiting for conditions become better. Because that, medical rehabilitation in patient with stroke is very important to be able to restore the condition of stroke patients in order to indulge as normal person. The purpose of this study was to obtain data on the public knowledge of patient with stroke in the rehabilitation of sub-district Wenang district Pinaesaan. This study is a descriptive study with a quantitative approach using cross-sectional methods. Subjects were adult people living in sub-district Wenang district Pinaesaan. From the 89 respondent who are willing to study respondents, by sex obtained 34 respondents (38.2%) men, and 55 respondents (61.8%) women. Based on the level of knowledge, elemantary school education gained 2 respondents (2.2%), high school education 68 respondents (76.4%), and university education 19 respondents (21.3%). Based on public knowledge of medical rehabilitation in stroke patients, good knowledge obtained 34 respondents (38.2%), moderate knowledge obtained 48 respondents (53.9%), and lack of knowledge obtained 7 respondents (7.9%). Conclusion: Based on this study, the level of education affect the knowledge of medical rehabilitation in stroke patients. Keywords: knowledge, Medical Rehabilitation, Stroke.   Abstrak: Rehabilitasi medik pada penderita stroke merupakan tindakan untuk memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang terganggu, serta readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan interpersonal dan aktivitas sosisal, dan melatih penderita agar dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari. Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak sehingga jaringan otak tersebut rusak atau mati. Stroke lebih sering meninggalkan kecacatan dibandingkan kematian. Kecacatan menetap terjadi karena penderita tidak diberi rehabilitasi dengan baik dan keluarga seringkali memanjakan penderita dengan membantu secara berlebihan dan menjadikan penderita terbaring pasif menunggu kondisi menjadi lebih baik. Karena itu, rehabilitasi medik pada penderita stroke sangat penting untuk dapat mengembalikan kondisi penderita stroke agar dapat beraktivitas seperti orang normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data pengetahuan masyarakat tentang rehabilitasi pada penderita stroke di kelurahan Pinaesaan Kecamatan Wenang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional. Subjek penelitian adalah masyarakat dewasa yang bermukim di kelurahan Pinaesaan kecamatan Wenang. Dari 89 responden yang bersedia menjadi responden penelitian, berdasarkan jenis kelamin didapatkan 34 responden (38,2%) pria, dan 55 responden (61,8%) wanita. Berdasarkan tingkat pengetahuan, didapatkan pendidikan dasar 2 responden (2,2%), pendidikan menengah 68 responden (76,4%), dan pendidikan tinggi 19 responden (21,3%). Berdasarkan pengetahuan masyarakat tentang rehabilitasi medik pada penderita stroke, didapatkan pengetahuan baik 34 responden (38,2%), pengetahuan sedang 48 responden (53,9%), dan pengetahuan kurang 7 responden (7,9%). Simpulan: Berdasarkan penelitian ini tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan rehabilitasi medik pada penderita stroke. Kata kunci: Pengetahuan, Rehabilitasi Medik, Stroke.
GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK MENGGUNAKAN MINI-MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE) DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK BLU RSUP PROF. DR. R. D KANDOU MANADO Sinaga, Marchta; Sengkey, Lidwina; Angliadi, Engeliene
e-CliniC Vol 2, No 2 (2014): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v2i2.4693

Abstract

Abstract: stroke is a great health concern because it causes pain, disability, mortality and is expensive in cost. Impaired cognitive function is the inability of decision making, impaired memory, disorientation, perceptual disturbances and thinking difficulties. Objective : to examine cognitive functions of non haemorrhagic stroke patients using the Mini-Mental State Examination in the Medical Rehabilitation Department of RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado. Methods : This study use a cross section descriptive approach (cross sectional). Subjects were non haemorrhagic stroke patients who come to the medical rehabilitation department of Prof.Dr.R.D Kandou from November to December 2013. Results: 20 people (40%) were found with normal cognitive function, 28 people (56%) had mild cognitive impairment, while the remaining 2 people (4%) had severe cognitive impairment. Conclusion: it is found that there are impaired cognitive functions ranging from mild to severe in non haemorrhagic stroke patients, in which could affect the patients survival. Keywords: Stroke, Cognitive Function     Abstrak: Stroke merupakan masalah penting bagi kesehatan karena menimbulkan kesakitan, kecacatan, kematian dan memerlukan biaya yang tinggi. Gangguan fungsi kognitif menunjukkan ketidakmampuan mengambil keputusan, gangguan memori , disorientasi, gangguan persepsi dan kesulitan berpikir. Tujuan: Mengetahui gambaran fungsi kognitif pada pasien stroke non hemoragik menggunakan Mini-Mental State Examination (MMSE) di Instalasi Rehabilitasi Medik BLU RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado. Metode:  Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan potongan lintang (cross sectional). Subjek penelitian adalah penderita stroke non hemoragik yang datang ke Instalasi Rehabilitasi Medik BLU RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado dari November-Desember 2013. Hasil: Ditemukan fungsi kognitif normal 20 orang (40%), gangguan fungsi kognitif ringan 28 orang (56%) dan yang mengalami gangguan fungsi kognitif berat 2 orang (4%). Simpulan: Ditemukan adanya gangguan fungsi kognitif ringan-berat pada pasien stroke non hemoragik yang berpengaruh pada kelangsungan hidup penderita. Kata Kunci: Stroke, Fungsi Kognitif
Pengaruh Latihan Yoga terhadap Daya Tahan Otot Ekstensor Punggung Bawah dan Kemampuan Fungsional pada Nyeri Punggung Bawah Mekanik Kronik Lampah, Christopher; Gessal, Joudy; Sengkey, Lidwina
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 11, No 3 (2019): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.11.3.2019.26350

Abstract

Abstract: Low back pain (LBP) can reduce the endurance of lower back extensor muscle and disability of functional performance. Health workers are vulnerable to chronic mechanical LBP and have low levels of exercise compliance. Yoga exercise is a potential method for the management of chronic mechanical LBP. This study was aimed to obtain the effects of yoga on lower back extensor muscle endurance and functional performance in chronic mechanical LBP patients. This was an experimental study with one group pretest-posttest design. Subjects were health workers at the Medical Rehabilitation Installation, Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado who suffered from chronic mechanical LBP, aged between 25-45 years old. A total of 23 subjects were selected which met the inclusion criteria but only 21 subjects finished this study. Yoga exercise was done twice weekly for four weeks. Each subject was tested with the Biering-Sorensen Extensor Endurance Test and Oswestry Disability Questionnaire was assessed before and after four weeks of yoga exercise. After four weeks of yoga exercise, there was a statistically very significant improvement of the lower back extensor muscle endurance based on the Biering-Sorensen Test (p<0.0001) and a statistically very significant improvement of the functional performance assessed with Oswestry Disability Questionnaire (p<0.0001). In conclusion, yoga exercise can improve the lower back extensor muscle endurance and functional performance in chronic mechanical LBP.Keywords: chronic mechanical low back pain, yoga exercise, lower back extensor muscle endurance, functional performance Abstrak: Nyeri punggung bawah (NPB) dapat menurunkan daya tahan otot-otot ekstensor punggung bawah dan disabilitas dari kemampuan fungsional. Pekerja kesehatan merupakan kelompok rentan terhadap NPB mekanik kronik dengan kepatuhan untuk latihan kurang. Latihan yoga merupakan metode potensial untuk penanganan NPB mekanik kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek yoga terhadap daya tahan otot ekstensor punggung bawah dan kemampuan fungsional pada NPB mekanik kronik. Jenis penelitian ialah eksperimental dengan desain one group pretest and posttest. Subyek penelitian ialah pekerja kesehatan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang menderita NPB mekanik kronik, dan berusia 25-45 tahun. Sebanyak 23 subyek yang memenuhi kriteria inklusi namun hanya 21 yang menyelesaikan penelitian. Latihan yoga dilakukan dua kali seminggu selama empat minggu. Masing-masing subyek diuji daya tahan ekstensor Biering-Sorensen, dan dilakukan penilaian dengan menggunakan Oswestry Disability Questionnaire sebelum dan sesudah latihan yoga selama empat minggu. Setelah latihan yoga selama empat minggu terdapat perbaikan yang sangat bermakna pada daya tahan otot ekstensor punggung bawah yang diukur menggunakan uji Biering-Sorensen (p<0,0001) dan terdapat perbaikan yang sangat bermakna pada kemampuan fungsional dinilai dengan Oswestry Disability Questionnaire (p<0,0001). Simpulan penelitian ini ialah latihan yoga dapat memperbaiki daya tahan otot ekstensor punggung bawah dan kemampuan fungsional pada NPB mekanik kronik.Kata kunci: nyeri punggung bawah mekanik kronik, latihan yoga, daya tahan otot ekstensor punggung bawah, kemampuan fungsional
HUBUNGAN PENGGUNAAN RANSEL DENGAN NYERI PUNGGUNG DAN KELAINAN BENTUK TULANG BELAKANG PADA SISWA DI SMP NEGERI 2 TOMBATU Dumondor, Stefany V.; Angliadi, Engeline; Sengkey, Lidwina
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.3.1.2015.6824

Abstract

Abstrak: Tas jenis ransel sangat diminati oleh anak sekolah.Banyaknya peminat yang menggunakan ransel disebabkan karena tas ini lebih praktis dan memiliki daya tampung yang lebih besar. Meskipun banyak diminati, penggunaan ransel yang tidak sesuai dari segi desain, berat beban, maupun cara pemakaiannya memiliki dampak negatif yang cukup besar bagi anak sekolah karena dapat meningkatkan stres pada struktur tulang belakang anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Penggunaan ransel yang tidak sesuai dapat menyebabkan nyeri punggung, perubahan postur tubuh dan gaya berjalan dan jika dilakuan terus menerus dapat mengakibatkan perubahan yang bersifat irreversible karena ligamen dan tulang belakang terus mengalami proses degeneratif sejalan dengan usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan ransel dengan nyeri punggung dan kelainan bentuk tulang belakang pada siswa yang dilakukan di SMP Negeri 2 Tombatu. Penelitian ini bersifat obsevasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung kepada subjek penelitian dengan penyebaran kuesioner dan pemeriksaan tulang belakang dengan teknik adam forward bending test. Hasil penelitian dari 30 sampel, didapati 25 orang pernah merasakan nyeri di daerah leher, bahu, punggung bagian atas, maupun punggung bagian bawah. Berdasarkan pemeriksaan tulang belakang, dari 30 sampel 12 orang memiliki tulang belakang normal, sedangkan 18 orang didapati memiliki kelainan tulang belakang yaitu 6 orang dengan skoliosis, 10 orang kifosis dan 2 orang lordosis. Analisis statistik yang digunakan adalah Chi-Square karena salah satu variabel yang diuji berskala nominal dan uji Spearman karena kedua variabel yang diuji berskala ordinal dengan menggunakan α = 5% atau 0,05.Kata Kunci: ransel, nyeri punggung, kelainan bentuk tulang belakang, anak sekolah