Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TEMPERATURE AND CURRENT DURING TRANSITIONAL SEASONS TO SUPPORT THE RESILIENCE OF COASTAL ECOSYSTEMS Andik Isdianto; Oktiyas Muzaky Luthfi; Muchamad Fairuz Haykal; Supriyadi Supriyadi
Jurnal Education and Development Vol 8 No 3 (2020): Vol.8.No.3.2020
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1005.838 KB) | DOI: 10.37081/ed.v8i3.1900

Abstract

Teluk Prigi mempunyai potensi perikanan laut dengan jumlah produksi perikanan tangkap mencapai 4.108,57 ton/tahun. Potensi perikanan teluk Prigi ini diimbangi juga oleh pergerakan nutrient yang disebabkan oleh pergerakan arus. Pergerakan nutrient di dalam perairan tentu saja tidak lepas dari faktor arus permukaan suatu perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola persebaran suhu yang mempengaruhi pergerakan arus yang ada di Teluk Prigi dari kedalaman 1 meter hingga kedalaman 5 meter. Pergerakan arus ini akan menentukan bagaimana persebaran kualitas air yang ada di perairan Teluk Prigi. Kondisi arus di perairan teluk prigi pada umumnya bergerak menuju ke arah timur laut dengan kecepatan ±0,8-1,4 km/jam. Suhu perairan teluk prigi di permukaan laut dan pada kedalaman 1 meter pada kisaran 28 hingga 29oC. Adanya perbedaan suhu akan menyebabkan adanya perbedaan tekanan, sehingga menyebabkan munculnya angin. Keberadaan angin menyebabkan massa air berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Persebaran klorofil-a di wilayah Teluk Prigi pada umumnya berada di perairan yang relatif dangkal, yaitu 2,13 hingga 3,66 mg/m3, dimana ini menunjukkan adanya potensi perikanan yang baik guna mendukung ketahanan wilayah pesisir, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan dan finansial dari keluarga Nelayan di Teluk Prigi.
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN EKOSISTEM PESISIR Andik Isdianto; Ilham Maulana Asyari; Muchamad Fairuz Haykal; Faradhilah Adibah; Muhammad Javier Irsyad; Supriyadi Supriyadi
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 6, No 2 (2020): SEPTEMBER 2020
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v6i2.9260

Abstract

Total luas Clungup Mangrove Conservation (CMC) adalah 177,24 ha, terdiri dari 71 ha mangrove, 10 ha terumbu karang dan 96,24 ha hutan lindung. Pada tahun 2020, selain pandemi COVID-19, wilayah Malang Selatan juga mengalami bencana lain yaitu banjir rob pada tanggal 26 Mei 2020. Hal tersebut mempengaruhi banyak hal termasuk perubahan garis pantai. Untuk mendukung ketahanan ekosistem pesisir, terutama perubahan garis pantai, perlu dilakukan penelitian tentang perubahan garis pantai selama 12 tahun terakhir (2008-2020). Perhitungan Net Shoreline Movement (NSM), Linear Regression Rate (LRR), dan End Point Rate (EPR) merupakan metode perhitungan perubahan garis pantai dalam metode Digital Shoreline Analysis System. Perhitungan regresi liner digunakan untuk mengukur tingkat perubahan garis pantai, metode yang digunakan adalah Linear Regression Rate (LRR) . Akresi tertinggi terjadi di pantai Tiga Warna dengan laju pertambahan rata-rata 0,11 meter / tahun dan jarak perubahan rata-rata 1,28 meter. Sedangkan abrasi tertinggi terjadi di Pantai Mini dengan laju abrasi rata-rata -0,33 meter / tahun dan jarak perubahan rata-rata -5,84 meter. Di pantai Gatra, abrasi dan akresi sama-sama tinggi. Informasi mengenai perubahan garis pantai dan prediksi perubahan garis pantai untuk kedepannya merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan sebagai upaya awal untuk perlindungan Kawasan pesisir untuk mendukung ketahanan ekosistem pesisir. Kata kunci : Abrasi, akresi, digital shoreline analysis system, end point rate, net shoreline movement.  The total area of Clungup Mangrove Conservation (CMC) is 177.24 ha, consisting of 71 ha of mangroves, 10 ha of coral reefs and 96.24 ha of protected forest. In 2020, apart from the COVID-19 pandemic, the South Malang region also experienced another disaster, namely the tidal flood on May 26, 2020. This affected many things including changes to the coastline. To support the resilience of coastal ecosystems, especially changes in shorelines, it is necessary to conduct research on changes in coastlines over the last 12 years (2008-2020). Calculation of Net Shoreline Movement (NSM), Linear Regression Rate (LRR), and End Point Rate (EPR) is a method of calculating shoreline changes in the Digital Shoreline Analysis System method. Liner regression calculations are used to measure the rate of change in the shoreline, the method used is the Linear Regression Rate (LRR). The highest accretion occurs at Tiga Warna beach with an average growth rate of 0.11 meters / year and an average change distance of 1.28 meters. Meanwhile, the highest abrasion occurred at Pantai Mini with an average abrasion rate of -0.33 meters / year and an average change distance of -5.84 meters. At Gatra beach, abrasion and accretion are both high. Information about shoreline changes and predictions of changes in coastlines in the future is one of the efforts that can be used as an initial effort to protect coastal areas to support the resilience of coastal ecosystems. Keywords: Abrasion, Accretion, Digital Shoreline Analysis System, End Point Rate, Net Shoreline Movement.