Mengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di suatu kelas yang mana peserta didiknya memiliki kemampuan beragam adalah suatu tantangan bagi guru. Guru dituntut untuk berpikir kreatif sehingga semua kebutuhan peserta didik terpenuhi baik yang level pemula, menengah, maupun mahir. Diferensiasi adalah suatu kegiatan yang memodifikasi proses, mendesain berbagai aktivitas untuk membantu peserta didik memahami materi dan memodifikasi produk, serta memberikan kesempatan bagi peserta didik menunjukkan apa yang mereka pahami atau hasil belajar melalui berbagai bentuk produk. Berawal dari definisi ini, penelitian ini betujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dengan model diferensiasi dengan menggunakan Book Creator. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembanga (Research and Development/R&D). Model penelitian ini menggunakan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Model rancangan produk menggunakan model pembelajaran diferensiasi yang menggunakan teori dari Hocket (2018) mengenai proses perencanaan dan implementasi pembelajaran diferensiasi. Model SAMR yang dikembangkan oleh Puentedura juga digunakan untuk mengembangkan penggunaan Book Creator dalam proses pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan melalui dua hal yakni, validasi dua ahli yang digunakan untuk menilai kelayakan perangkat pembelajaran dan revisi jika diperlukan, dan angket respon peserta didik untuk mengetahui respon dan pendapat peserta didik tentang pengembangan model ini di kelas. Kelas uji coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bahasa Indonesia untuk penutur asing kelas IV di salah satu sekolah Spk (satuan pendidikan kerjasama) di surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model diferensiasi mendapatkan nilai dari hasil validasi ahli materi sebesar 92,22%, yang berarti bahwa perangkat pembelajaran ini sangat layak digunakan untuk uji coba, (2) perangkat pembelajaran juga mendapatkan nilai dari hasil validasi ahli desain sebesar 92%, yang berarti perangkat pembelajaran ini sangat layak digunakan untuk uji coba, (3) hasil respon peserta didik terhadap pembelajaran model diferensiasi ini diperoleh hasil yang positif dengan prosentase hasil rating sebesar 82%, hal ini menunjukkan bahwa peserta didik memiliki ketertarikan terhadap penerapan produk yang dikembangkan.