Di satu sisi, pekerjaan kusir dokar terancam punah lantaran tergolong pekerjaan yang berat dan tidak semua orang mau melakukan pekerjaan tersebut. Kebudayaan dan juga bahasa dari komunitas tersebut atau register juga terancam akan punah. Di sisi lain, kontak bahasa dalam konteks masyarakat multilingual juga berpotensi menimbulkan gejala pergeseran bahasa termasuk register kusir dokar yang pekerjaannya adalah melayani wisatawan dari berbagai daerah. Penelitian ini betujuan (1) mendeskripsikan bentuk, fungsi dan makna kusir dokar di Wisata Religi Sunan Giri; (2) mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pergeseran kusir dokar di Wisata Religi Sunan Giri; dan (3) mendeskripsikan pola pergeseran register kusir dokar di Wisata Religi Sunan Giri. Dengan menggunakan teori register bahasa dari Halliday dan teori pergeseran bahasa dari Holmes, penelitian menyimpulkan bahwa: 1) bentuk register komunitas kusir dokar di Wisata Religi Sunan Giri terdiri dari register selingkung terbuka dan selingkung terbatas. Dalam bentuk lingualnya, register tersebut telah mengalami beberapa proses perubahan. 2) Pola perubahan register tersebut disebabkan oleh 4 bahasa yang mempengaruhi, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Dialek Giri dan Dialek Jawa Tengah. Gejala dan proses pergeseran tersebut berupa gejala morfologis dan fonologis melalui proses adaptasi, metatesis, afiksasi, monoftongisasi dan epentesis. 3) Proses pergeseran register komunitas kusir dokar di Wisata Religi Sunan Giri terjadi karena mengalami akulturasi budaya hingga berakibat pula pada pencampuran register komunitas yang ada. 4) Faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran register sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Holmes, yaitu faktor migrasi, sosial dan ekonomi. Pergeseran register tersebut juga mempunyai dampak positif dan negatif.