Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

FIDES ET RATIO Menggagas Pertautan Teologi dan Filsafat plus Implikasinya dalam terang Ensiklik Fides et Ratio Armada Riyanto
Studia Philosophica et Theologica Vol 1 No 1 (2001)
Publisher : Litbang STFT Widya Sasana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/spet.v1i1.3

Abstract

Fides et Ratio (iman dan akal budi) bagaikan dua sayap manusia untuk terbang membubung tinggi pada kontemplasi tentang kebenaran. Apa yang disebut fides adalah segala apa yang ditekuni oleh refleksi teologis. Dan ratio menjadi lapangan luas disiplin filsafat. Tulisan ini mencoba menguak pertautan keduanya, teologi dan filsafat, secara luas sekaligus menyebut aneka implikasi yang akhirnya harus bermuara pada perubahan dan pembaharuan hidup konkret komunitas manusia-manusia yang beriman. Tulisan menyuguhkan tracing history of Christian philosophy dan rincian implikasi luas relasi teologi filsafat dalam terang Ensiklik Paus Yohanes Paulus II tahun 1998, yang menegaskan peringatan 20 tahun pontifikalnya. Tulisan ini mengalirkan jalan pikirannya dalam tiga bagian: (1) pengantar tentang “ratio” dan “fides”; (2) menggagas pertautan filsafat dan teologi secara historis dalam rincian sejarah pertemuan iman dan filsafat; (3) implikasi luas dari pertautan filsafat teologi.
ETHICS OF POLITICAL LIFE - From the Christian-Philosophical Point of View Armada Riyanto
Studia Philosophica et Theologica Vol 1 No 2 (2001)
Publisher : Litbang STFT Widya Sasana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/spet.v1i2.11

Abstract

Sejak tata hidup bersama tampil dalam apa yang disebut polis, pergumulan politik merupakan pergumulan seputar bagaimana hidup bersama diorganisasi. Filsafat politik adalah filsafat yang mempromosikan nilai-nilai etis dalam penataan hidup bersama. Semangat peradaban Yunani awali memposisikan problem politis identik dengan problem etis. Hukum, keadilan, hak, kesetaraan, dan seterusnya adalah problem politis sekaligus etis. Artikel ini menggagas relasi antara politik dan etika dalam cakrawala pandang filsafat kristiani. Dengan filsafat kristiani dimaksudkan terutama ajaran para Paus yang dihimpun dalam dokumen-dokumen Social Teaching of the Church (Ajaran Sosial Gereja). Filsafat kristiani tidak membela nilai-nilai iman kristiani secara eksklusif melainkan nilai-nilai kebenaran etis universal manusiawi. Artikel merupakan elaborasi filosofis tema-tema pergumulan filsafat politik dan tanggapan Gereja.
BERFILSAFAT “BEING AND TIME” MARTIN HEIDEGGER: CATATAN SKETSA Armada Riyanto
Studia Philosophica et Theologica Vol 17 No 1 (2017)
Publisher : Litbang STFT Widya Sasana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/spet.v17i1.35

Abstract

The article focuses on Heidegger’s Being and Time especially its preliminary parts. I put forward sketchy notes of its translation, the meaning of Being, and the notion of Dasein. I also argue that Being and Time is not only a breakthrough in the world of history of philosophy but also exposes critiques to discipline of humanities, such as history, politics, and sociology. Heidegger’s philosophical influence covers almost the majority of philosophers in the contemporary time from his time till the second decades of the third millenium. Methodology applied in doing philosophy of Being and Time is to read and make notes on margins of the book. With this methodology I got still freedom to philosophizing some central topics in Being and Time. As exposition of notes on the margins, I will end the article by positioning the notes in philosophy of phenomenology. By so doing, I intend that this study will be developed in further methods. Artikel ini berfokus pada buku Being And Time karya Martin Heidegger, secara khusus pada bagian pendahuluannya. Saya mengajukan catatan-catatan ringkas tentang terjemahan dari buku tersebut, makna Being dan gagasan tentang Dasein. Saya juga berpendapat bahwa buku Being and Time sebenarnya bukan hanya sebuah terobosan baru dalam sejarah panjang Filsafat tetapi juga mengungkapkan kritiknya terhadap ilmu-ilmu humaniora, seperti Sejarah, Politik dan Sosiologi. Gagasan filosofis Heidegger mempengaruhi hampir seluruh filosof kontemporer mulai dari masa hidupnynya hingga dua dekade dari milenium ke tiga. Metodologi yang digunakan untuk mengulas secara filosofis buku Being and Time adalah dengan membaca dan membuat catatan-catatan pada setiap akhir tema-tema yang terdapat di dalam buku. Dengan metodologi ini, saya masih memiliki kebebasan untuk menguraikansecara filosofis beberapa tema sentral dalam buku Being and Time. Sebagai penjelasan atas setiap tema yang saya bahas, saya akan menutup artikel ini dengan menempatkan penjelasan-penjelasan tersebut dalam hubungannya dengan Fenomenologi. Saya berharap bahwa studi ini akan dikembangkan dengan metode-metode yang lainnya lagi
“LOLOS DARI TERKAMAN BATARA KALA” Elaborasi Filosofis Mitos Batara Kala dalam Ruwatan Jawa Armada Riyanto
Studia Philosophica et Theologica Vol 6 No 1 (2006)
Publisher : Litbang STFT Widya Sasana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/spet.v6i1.110

Abstract

Myth of Murwakala in Javanese Ruwatan addresses fundamental human questions about the origin and arbitrary nature of evil. It tells how the monster Kala, born from the spilt seed of the god Guru, becomes a danger to mankind when he appetites for human flesh. Dalang Kandhabuwana, an incarnation of the god Wisnu, challenges the monster and ultimately neutralizes him by reading from his body the secret words inscribed upon it earlier by the god Guru. A Ruwatan based on the Birth of Batara Kala myth always contains, in some form, these two elements: a presentation of the Kala story; and prayers from a corpus of old and obscure mantras. This article studies philosophically the myth of Batara Kala and its origins discovered in the old Javanese literatures. It elaborates (1) what is myth, (2) the myth of Batara Kala, (3) symbolism of Batara Kala, (4) origins of Batara Kala in Javanese literatures, (5) concluding remarks. The understanding of myth is explored from Schelling’s philosophy, whereas myth of Batara Kala is taken from the Old Literatures of Sastra Parwa and Tantu Panggelaran, as well as from Indian Hinduism’s epistemology. At the end of elaboration I will offer some concluding remarks on Ruwatan in crystalized points of ideas.
READING THE CLASSICS: THE CLOUDS OF ARISTOPHANES, PLATO’S APOLOGY AND REPUBLIC, ARISTOTLE’S NICOMACHEAN ETHICS AND POLITICS Armada Riyanto
Studia Philosophica et Theologica Vol 4 No 2 (2004)
Publisher : Litbang STFT Widya Sasana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/spet.v4i2.129

Abstract

Ide-ide etis politis jaman ini kerap mengalir dari literatur klasik. Artikel ini melukiskan aktivitas membaca beberapa karya filsafat klasik: The Clouds (Aristophanes), Apology dan Republic (Plato), Nicomachean Ethis dan Politics (Aristoteles). Di sini tidak dipersoalkan apakah aneka pemikiran sungguh milik Sokrates, tokoh utama dalam tiga buku yang pertama. Dalam artikel ini, diajukan dua belas tema yang terpisah dalam pembahasan tetapi bergandengan sebagai sebuah ide-ide etis politis klasik. Tulisan tidak menyuguhkan ringkasan isi melainkan analisis filosofis. Disimak pula persamaan dan perbedaan dari para filosof yang dibahas, yang memuncak dalam similarities and differences tentang negara ideal (the best city) dari Plato dan Aristoteles.
AGAMA: DARI ISOLASI KE PRO-EKSISTENSI Refleksi Teologis-Dialogal Hidup Beriman Armada Riyanto; Sri Wismoady Wahono
Studia Philosophica et Theologica Vol 2 No 1 (2002)
Publisher : Litbang STFT Widya Sasana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/spet.v2i1.158

Abstract

What is the true sense of religion today? Prof. Wismoady Wahono PhD, one of the Indonesian leading theologians who just passed away to God’s embracing hands a few days before this publication, traces succinctly the sense of religion. He also suggests what would be the proper meaning of religion that should be cultivated in the current situation of Indonesia. Religion should not be a formal emblem of a person living in a society. It should lead him to cope any challenge of peaceful religious pro-existence especially in Indonesia. Armada Riyanto goes further to discuss the topic dealt with in the context of theology of pluralism. “Is there a basic Christian consensus theology today in spite of all our differences?” This is a typically question put forward by some theologians of pluralism. The sense of religious pro-existence is identical with that of living dialogically the Christian faith. This article consists of two main parts: tracing the meaning of living religion from isolation to pro-existence (in context of the Indonesian plurality) and theological discussion concerning “pro-existence” as not just living together peacefully but living the Christian faith embracing dialogically the differences (in context of the theological opinions of pluralism).
Liberalisme dan Identitas Nasional sebagai Pulchrum Bangsa Indonesia; Terang Filsafat Keindahan Aquinas Raimundus Awur; Armada Riyanto; Mathias Jebaru Adon
ABDISOSHUM: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sosial dan Humaniora Vol. 3 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55123/abdisoshum.v3i1.3050

Abstract

This paper delves into the impact of liberalism on Indonesia and national identity through a literature review and qualitative research. The author identifies the complexities of liberalism in Indonesia and its effects on the diverse societal structure. The literature review focuses on understanding national identity, exploring key aspects, and analyzing relevant literature in the context of a diverse society. Qualitative methods are used to evaluate social reality, integrating insights from the literature review into Indonesia's specific context. The primary analysis centers on the intricate relationship between liberal ideologies and national identity, navigating the dynamics of social and political spheres. Introducing Pulchrum, a mediating concept based on Thomas Aquinas's philosophy, the paper depicts a harmonious balance between liberalism and national identity. The philosophical analysis suggests that harmony between freedom and traditional values can create beauty in Indonesian society. The research yields profound insights into the complex relationship between liberalism and national identity in Indonesia, emphasizing the potential for achieving harmonious solutions. The implications of this study provide a basis for holistic thinking, balancing freedom with local and national values to foster a strong, united, and diverse society.
Reason at the Crossroads: Delving into the Tension of Be-lief and Awareness of Thinking Armada Riyanto's Per-spective Bima Abdiono , Irenius; Armada Riyanto
Aksiologi : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 5 No. 2 (2025): April
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/aksiologi.v5i2.307

Abstract

The purpose of this research is to explore the tension that exists between belief and conscious thinking. Life is often confronted with the rational and the irrational. Rational refers to conscious thinking (ratio), while irrational leads to belief (faith). Reason becomes a mediator to explain beliefs that are essentially difficult to understand by the ratio. Reason allows a dialog between belief and conscious thinking, so that it does not fall into lame understanding. Humans need to use their intellect to the fullest in order to arrive at an integral understanding of their beliefs. The method used in the research is qualitative method through literature study. This research found that the tension between belief and ratio is a natural thing, because the task of the ratio is to question or criticize so that humans do not fall into blind faith. Belief without ratio will actually lead to supertism, while reason without being based on faith will fall into nihilism and relativism. This research contributes to the harmonization of the two worlds of rational and irrational, as well as philosophical reflection as a way of finding holistic truth. Reason becomes the basic guideline in elaborating between belief and conscious thinking.
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN ETIKA TANGGUNG JAWAB: TINJAUN KRITIS PEMIKIRAN HANS JONAS DALAM KONTEKS PENCEMARAN Mario Alexander Betu; Armada Riyanto
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 25 No. 1 (2025)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v25i1.380

Abstract

Penelitian ini mengkaji konsep perlindungan lingkungan dan etika tanggung jawab dengan memanfaatkan pandangan Hans Jonas dalam konteks pencemaran air sungai. Pencemaran air merupakan salah satu ancaman serius bagi ekosistem air dan kesehatan manusia. Dengan menggunakan pendekatan filsafat Jonas, penelitian ini menyoroti pentingnya pertimbangan etis tindakan manusia dalam kebijakan terkait lingkungan. Jonas menekankan perlunya bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang mengancam integritas alam dan kesejahteraan generasi mendatang. Metode penelitian ini yakni melibatkan analisis literatur terkait dengan konsep etika lingkungan Hans Jonas, dengan fokus khusus pada aplikasinya dalam konteks pencemaran air. Temuan penelitian ini memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana teori etika Jonas dapat diimplementasikan dalam praktik perlindungan lingkungan, terutama dalam upaya mitigasi dan pencegahan pencemaran air dan tanggung jawab manusia untuk menjaga kebersihan sungai. Hasil dari penelitian ini memberikan landasan teoritis yang kokoh bagi pembuat kebijakan, ilmuwan lingkungan, dan aktivis untuk memahami dan mengatasi tantangan pencemaran air dengan pendekatan yang lebih berbasis etika dan bertanggung jawab.
Relasionalitas Hubungan Manusia dan Alam Semesta dalam Fenomena Anomali Iklim di Indonesia Romario, Eka; Armada Riyanto
Journal Scientific of Mandalika (JSM) e-ISSN 2745-5955 | p-ISSN 2809-0543 Vol. 5 No. 6 (2024)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/10.36312/vol5iss6pp265-274

Abstract

Manusia dalam hidupnya memiliki relasi dengan sesamanya termasuk dengan alam semesta. Kehidupan manusia bergantung pada alam. Alam menyediakan kebutuhan pokok untuk hidup manusia. Namun seturut perkembangan zaman, relasi manusia dan alam mulai rusak dan menimbulkan bencana bagi dirinya dan bagi sesamanya. Bentuk rusaknya relasi tersebut ditandai dengan parahnya dampak dari anomali iklim, terutama bagi masyarakat miskin. Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan, siapa yang akan bertanggungjawab pada peristiwa ini? Fenomena relasi manusia dan alam ini akan dikaji dan diuraikan berdasarkan konsep Relasionalitas Armada Riyanto. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan riset filosofis untuk melihat menomena yang terjadi dengan lebih mendalam. Filsafat Relasionalitas Armada Riyanto akan membantu melihat secara lebih tajam dengan berfokus pada manusia, alam, dan sesamanya. Tujuan yang ingin dicapai adalah memberi kesadaran individu bagi semua masyarakat tentang pentingnya alam semesta. menyadarkan untuk menjaga lingkungan, minimal dengan cara menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal. Hasil yang didapatkan adalah relasi manusia dengan alam saat ini rusak. manusia tidak sadar akan pentingnya relasi dengan alam dan dampaknya bagi sesama. Manusia lebih mementingkan egoku sendiri. Hal ini adalah salah satu faktor yang memperparah dampak dari peristiwa alam, salah satunya anomali iklim. Manusia saat ini dapat dikatakan sebagai manusia yang gagal berelasi dengan alam.