Taruna Politeknik Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan Palembang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang diasramakan. Kehidupan majemuk taruna di lingkungan asrama taruna Politeknik Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan Palembang tidak menutup kemungkinan menimbulkan adanya bilingualisme dan diglosia. Objek dalam penelitian ini adalah taruna salah satu program studi Politeknik Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan Palembang yaitu program studi Manajemen Transportasi Perairan Daratan. Pengamatan dilakukan di masa pandemi corona saat diskusi antar taruna dalam situasi formal secara daring. Metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik dasar perekaman percakapan antar taruna. Kelompok diskusi dibagi menjadi dalam beberapa kondisi yaitu kelompok taruna yang seluruhnya berasal dari Sumatera Selatan, kelompok taruna yang seluruhnya berasal dari luar Sumatera Selatan dan kelompok gabungan taruna berasal dari Sumatera Selatan dan luar Sumatera Selatan. Percakapan saat diskusi berlangsung direkam sekaligus dilakukan pencatatan konteks dan hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa tutur. analisis data melalui aktivitas percakapan taruna yang diamati, bilingualisme terjadi didalam komunikasi secara daring antara taruna prodi MTPD di PoltekTrans SDP Palembang. Wujud Bilingualisme yang ada dalam komunikasi secara daring pada taruna Prodi MTPD di PoltekTrans SDP Palembang berupa campur kode dan alih kode. Diglosia atau penggunaan dialek ragam bahasa yang memunculkan fungsi sosial tertentu tidak terjadi di dalam komunikasi diantara taruna. Penggunaan variasi bahasa yang terjadi pada taruna Poltekttans SDP Palembang tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa tersebut. Faktor tersebut antara lain daerah asal penutur, lawan tutur yang sedang dihadapi, situasi pembicaraan, serta pengaruh tempat tinggal