Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PERILAKU STRUKTUR PORTAL BETON DENGAN PENGEKANG TALI KAWAT BAJATERHADAP GAYA LATERAL: Behavior of Concrete Frame Structure with Steel Wire Rope Bracing Toward Lateral Force Ahmad Zarkasi; Hariyadi Hariyadi; Ni Nyoman Kencanawati
Spektrum Sipil Vol 4 No 1 (2017): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa memiliki potensi yang dapat merusak bangunan sekitar pusat gempa yang disebut sebagai risiko gempa. Untuk itu diperlukan inovasi perancangan struktur yang cukup optimal dalam meminimalkan risiko gempa. Penggunaan pengekang (bracing) tali kawat baja sebagai komponen struktur penahan gempa dapat menjadi alternatif struktur yang kuat, awet, ekonomis, dan praktis. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan tahanan beban lateral (v) dan simpangan (δ) pada puncak struktur. Grafik hubungan (v - δ) digunakan sebagai dasar untuk menentukan faktor modifikasi respon (R), amplikasi defleksi (Cd), dan kuat lebih system (Ω0). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Universitas Mataram dengan benda uji portal beton lebar 1.00 m x tinggi 1.50 m. Variasi portal terdiri dari Portal Kosongan (PK), Portal Dengan Bracing IWFC (PDBW), Portal Pengisi Bata Hebel dan Bracing Tali Baja (PPHBT), Portal Pengisi Bata Hebel dan Bracing IWFC (PPHBW), dan Portal Dengan Pengisi Bata Hebel (PDBH). Tali kawat baja biasa dan IWFC diameter 4 mm digunakan sebagai bracing pada portal beton dan bata Hebel digunakan sebagai dinding pengisi portal. Pelaksanaan pengujian laboratorium untuk mensimulasikan permodelan gempa dilakukan dengan pembebanan lateral statik secara bertahap sampai benda uji gagal. Hasil uji Laboratorium menunjukkan bahwa pemasangan bracing dan dinding bata Hebel dapat meningkatkan kapasitas tahanan beban (v) dan simpangan (δ) struktur portal. Peningkatan (v) dan (δ) yang didapat sebesar 1.00, 1.87, 2.80, 3.50, 3.70 dan 1.00, 1.19, 0.79, 1.28, 2.55 untuk masing-masing portal PK, PDBW, PDBH, PPHBW, dan PPHBT. Dari grafik hubungan (v - δ) secara berturut-turut didapat nilai faktor (R) sebesar 4.69, 5.03, 6.38, 6.97, 6.54, untuk nilai faktor (Cd) sebesar 3.29, 3.02, 5.17, 3.33, 4.76, dan nilai faktor (Ω0) sebesar 3.50, 2.84, 1.96, 1.63, 2.03.
PENGARUH CARBONDIOKSIDA (CO2) TERHADAP DURABILITAS BETON: Carbonation Effect on Concrete Durability Ni Nyoman Kencanawati
Spektrum Sipil Vol 1 No 2 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama masa layan, kinerja material beton sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang pada akhirnya dapat menurunkan durabilitasnya. Salah satu pengaruh lingkungan adalah keberadaan karbondioksida CO2 di udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh CO2 terhadap beberapa karakteristik beton meliputi: kedalaman penetrasi CO2 , kuat tekan, modulus elastisitas, dan reliabilitas. Sampel beton di letakkan dalam suatu atmosfer dengan konsentrasi CO2 sebesar 7% selama 43 hari. Selama perawatan itu temperatur di osilasi dengan range 200-600 C dan kelembaban berkisar 600-900 C. Ditemukan bahwa CO2 telah berpenetrasi ke dalam beton dengan kedalaman maksimum 3 cm. Karena beton mengalami pemadatan setelah bereaksi dengan CO2, maka kuat tekan menjadi naik sedikit tetapi modulus elastisitasnya turun. Reliabilitas beton yang terkena CO2 juga mengalami penurunan dibandingkan dengan beton yang tidak terkena CO2.
PENGARUH TEMPERATUR TINGGI TERHADAP KUAT LEKAT DAN INITIAL CORROSION TULANGAN BAJA DALAM BETON Ngudiyono Ngudiyono; I Nyoman Merdana; Fathmah Mahmud; Ni Nyoman Kencanawati; Miko Eniarti
Konstruksia Vol 13, No 2 (2022): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.13.2.33-41

Abstract

Kebakaran pada gedung beton bertulang, menyebabkan kualitas beton mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena jumlah pori-pori kosong dalam beton semakin bertambah. Pori-pori kosong memudahkan air meresap ke dalam beton dan jika air tersebut mengandung asam, basa dan senyawa klorida akan menyebabkan terjadinya korosi pada tulangan baja di dalam beton. Penelitian dilakukan dengan ekperimental. Tulangan baja diamter 10 mm ditanam di dalam beton berbentuk kubus ukuran 100 x 100 x 100 mm sepanjang 50 mm dengan variasi kuat tekan 17.5 MPa, 20 MPa dan 30 MPa. Setelah benda uji mencapai umur 28 hari, benda uji dibakar pada suhu sekitar 4000C selama 1 jam menggunakan tungku pembakaran. Untuk mempercepat proses korosi, benda uji direndam di air yang telah ditambahkan NaCl sebesar 5% selama 24 jam dan dialiri arus DC sebesar 12 Volt. Uji korosi dengan metode half cell potential dengan cara mengukur beda potensial dengan Multitester. Selanjutkan dilakukan pengujian tegangan lekat dengan uji pull out. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, akibat temperatur tinggi 4000C, menyebabkan penurunan tegangan lekat tulangan baja dalam beton dengan kuat tekan (f’c) 17.5 MPa, 20 MPa, 30 MPa berturut-turut sebesar 69.09%, 64.07%, 62.02% atau rata-rata 65.07% dibandingkan beton prabakar. Hasil pengujian korosi menunjukan bahwa initial corrosion tulangan baja dalam beton prabakar maupun pascabakar memiliki tingkat resiko korosi 90% atau tinggi karena beda potensial untuk semua benda uji < -350 mV. Akan tetapi jika dilihat dari beda potensial, tulangan baja dalam beton pasca bakar lebih rendah daripada beton prabakar, kecuali beton dengan kuat tekan 30 MPa.
Kegiatan Rehabilitasi Kerusakan Sanggar Karang Taruna Desa Senggigi Pasca Gempa Lombok 2018 Ni Nyoman Kencanawati; Fathmah Mahmud; Nuralifa Dea Octavia; Dewandi Saputra
Jurnal Gema Ngabdi Vol. 4 No. 3 (2022): JURNAL GEMA NGABDI
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jgn.v4i3.277

Abstract

considerably satisfying progress. It can be seen that most of the village roads have been paved to meet community needs in supporting economic progress and tourism. However, the Lombok island strong earthquake in 2018 damaged facilities and infrastructures because the location of Senggigi was close to the epicenter of the earthquake. One of the damages occurred at the youth organization center in Kerandangan Sub-village. The purpose of this community service is to assist in repairing the center; therefore it can operate normally.  The method used is divided into several stages. The first stage is an assessment of the damage to ensure whether the center can be rehabilitated economically. The second stage is to collect data on the details of the damage. The third stage is to decide which repairs will be made and the materials to be used. The last stage is rehabilitation activities. This work was carried out in approximately two weeks with the community self-financing fee and directed by the community service team. The Senggigi Village Head has re-inaugurated the center and is expected to be used according to its previous function by the children and youth of Senggigi Village.
PERBANDINGAN RESPON SEISMIK STRUKTUR GEDUNG SISTEM KONVENSIONAL DENGAN SISTEM ISOLASI DASAR (STUDI KASUS: GEDUNG TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA, BANGSAL, KABUPATEN LOMBOK UTARA): Seismic Structural Responses Comparison of Conventional System and Base Isolation System Building (Case Study: Temporary Shelter Building in Bangsal, Nothern Lombok) Ni Nyoman Kencanawati; Lia Aprianingsih; Hariyadi Hariyadi; Ngudiyono Ngudiyono; Fathmah Mahmud; Desi Widianty
Spektrum Sipil Vol 10 No 1 (2023): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v10i1.297

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi gempa tinggi, untuk itu perlu usaha mereduksi dampak yang timbul akibat gempa terutama pada struktur bangunan. Struktur yang dianalisis adalah gedung Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang berada di Bangsal, Lombok Utara.  Gedung ini terdiri dari 4 lantai dan akan dilakukan analisis tiga dimensi pada struktur fixed base dan struktur yang menggunakan base isolator bertipe lead rubber bearing (LRB), friction pendulum system (FPS) dan high damping rubber bearing (HDRB). Berdasarkan hasil analisis didapatkan diameter isolator tipe LRB dan HDRB sebesar 750 mm, sementara diameter FPS sebesar 1180 mm. Dengan menggunakan base isolator terjadi peningkatan periode struktur untuk tipe LRB, FPS dan HDRB berturut-turut sebesar 1,812 detik; 1,957 detik dan 1,435 detik. Terjadi juga peningkatan pada simpangan dasar arah x dan y pada tipe LRB, HDRB dan FPS, yakni berturut-turut sebesar 96,42%; 96,99%; 94,15% dan 93,84%; 93,16%; 89,97%. Sementara itu, terjadi penurunan pada simpangan antar lantai arah x berturut-turut sebesar 64,2%; 63,73%, 64,7% dan arah y sebesar 60,65%; 62,61%; 56,67%. Base isolator tidak langsung menyentuh pondasi melainkan dihubungkan dengan kolom pedestal yang berdiameter 1500 mm dengan tulangan 54 D25. Sementara itu untuk menghubungkan antara isolator dengan kolom pedestal digunakan base plate dengan tebal 20 mm dan panjang baut angkur sebesar 700 mm. Hasil analisis menunjukkan penggunaan base isolator dapat secara efektif memperbaiki respon struktur terhadap bahaya gempa, pada kasus ini pada gedung berlantai 4.
PARAMETER DESAIN STRUKTUR BANGUNAN KOMPOSIT BAJA-BETON DENGAN ISOLASI DASAR (STUDI KASUS HOTEL SUTAN RAJA MATARAM): Structural Design Parameters of Composite Steel-Concrete with Base Isolation Buildings (Case Study: Sutan Raja Hotel Mataram) Ni Nyoman Kencanawati; Suparjo Suparjo; Rusdianto Rusdianto; Desi Widianty
Spektrum Sipil Vol 10 No 2 (2023): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v10i2.321

Abstract

Pada daerah rawan gempa, struktur bangunan harus dirancang dengan desain yang teliti dan struktur terbangun dengan material yang kuat dan tahan gempa. Saat ini bangunan Hotel Sutan Raja Mataram menggunakan sistem struktur beton bertulang dan untuk meningkatkan ketahanan terhadap beban terutama gempa, maka direncanakan ulang dengan struktur komposit baja-beton dan dengan penambahan isolasi dasar.  Bangunan terdiri atas delapan lantai. Bangunan eksisting menggunakan mutu beton 30 MPa dan bangunan komposit menggunakan baja profil mutu BJ 41 dengan tegangan leleh sebesar 250 MPa dan tegangan ultimit sebesar 410 MPa. Bangunan komposit direncanakan dengan isolasi dasar tipe High Damping Rubber Bearing (HDRB). Hasil menunjukkan bahwa struktur komposit baja-beton dengan isolasi dasar sangat mempengaruhi parameter desain bangunan meliputi pengurangan berat struktur, perpanjangan periode getaran struktur, pengurangan gaya geser dasar struktur dan pengurangan nilai penyimpangan antar lantai maksimum sebesar berturut-turut 35%, 61.8%, 63.7%, dan 49.8% bila dibandingkan dengan struktur eksisting.
PENGARUH VARIASI KELEMBABAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON MUTU TINGGI: Effect of Concrete Moisture Content Variation on Compressive Strength of Normal and High Quality Concrete Imam Hadiwijaya; Hariyadi Hariyadi; Ni Nyoman Kencanawati
Spektrum Sipil Vol 4 No 1 (2017): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DestructiveTest (DT) merupakan tes yang paling mendekati nilai kuat tekan beton sebenarnya dimana pengujian ini harus dilakukan dilaboratorium dengan menggunakan alat Compression Testing Machine (CTM). Namun ada beberapa kasus dimana tidak mungkin untuk menguji sampel beton dilaboratorium dengan mengharuskan pengambilan sampel uji beton atau beberapa kasus dimana butuh pembacaan kuat tekan beton secara langsung di lapangan. Kasus-kasus seperti inilah yang akan menggunakan metode Non Destructive Test (NDT). Kelembaban beton merupakan suatu parameter penting yang seringkali diabaikan oleh peneliti baik saat melakukan pengujian beton di laboratorium maupun pengujian beton di lapangan. Dengan menggunakan alat ukur digital moisture meter didapatkan nilai persentase kelembaban beton. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Universitas Mataram dengan benda uji kubus beton normal maupun mutu tinggi dengan ukuran 15 x 15 (cm) yang bertujuan untuk mendapatkan korelasi antara kelembaban permukaan beton dengan kuat tekan beton baik dengan menggunakan metode DT dengan alat CTM maupun NDT dengan alat Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) dan Hammer Test. Hasil uji Laboratorium menunjukkan bahwa semakin lama durasi pengangkatan sampel kubus beton dari perendaman, semakin rendah persentase kelembaban permukaan betonnya. Durasi pengangkatan sampel beton tidak memiliki pengaruh terhadap kuat tekan beton uji apabila menggunakan metode NDT dengan alat UPV Test. Durasi pengangkatan sampel beton memiliki korelasi terhadap kuat tekan beton uji apabila menggunakan metode NDT dengan alat Hammer Test, dimana didapatkan rata-rata kenaikan kuat tekan setiap peningkatan durasi pengangkatan sampel kubus beton normal sebesar 0,53% dengan kecenderungan data yang didapat heterogen. Sedangkan, pada sampel kubus beton mutu tinggi sebesar 0,50% dengan kecenderungan data yang didapat bersifat homogen. Adapun untuk metode merusak/DT dengan alat CTM dapat disimpulkan bahwa durasi pengangkatan sampel beton tidak berkorelasi terhadap peningkatan kuat tekan sampel beton normal, namun pada sampel beton mutu tinggi rata-ratanya meningkat 0,27% dari peningkatan durasi pengangkatan sampel beton mutu tinggi tersebut.
ASESMEN KESEHATAN STRUKTUR JEMBATAN DENGAN PERALATAN NDT SERTA ALTERNATIF REKOMENDASI PERBAIKAN (Studi Kasus Jembatan Puskesmas Narmada - Lombok Barat): Health Assessment Structure of Bridge with NDT Equipment and Alternative Recommendations for Improvement (Case Study of Narmada Bridge Public Health Center - West Lombok) Zainul Irpan; Ni Nyoman Kencanawati; Akmaluddin Akmaluddin
Spektrum Sipil Vol 4 No 1 (2017): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk mengetahui apakah struktur jembatan Puskesmas Narmada Kabupaten Lombok Barat sehat atau masih laik fungsi, maka perlu dilakukan evaluasi kesehatan strukturnya, jika tidak sehat atau aman harus dilakukan tindakan rehabilitasi terhadap struktur jembatan agar jembatan tersebut masih bisa diteruskan pemggunannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan asesmen kesehatan struktur dengan metode non destructive test (NDT) dan mengevaluasi kapasitas dan kemampuan layannya, sehingga dari penelitian tersebut dapat diperoleh gambaran kondisi eksisting jembatan serta solusi perbaikannya. Peralatan NDT yang digunakan adalah hammer test, micro crack detector dan total station. Dari hasil pengukuran di lapangan diperoleh nilai lendutan yang sudah melebihi lendutan maksimal sebesar 130.5 mm, nilai tersebut sudah melebihi nilai lendutan ijin maksimum (L/300) yaitu sebesar 83.3 mm. Adapun dari hasil pengukuran lebar retak didapat nilai lebar retak maksimal sebesar 1.83 mm pada daerah tumpuan dan lebar retak minimal sebesar 0.60 mm pada daerah tengah bentang, sedangkan nilai kuat tekan rerata didapat sebesar 42.09 MPa. Dari hasil asesmen disimpulkan bahwa, kondisi jembatan Puskesmas Narmada tidak aman untuk dilalui kendaraan terutama kendaraan berat, sehingga direkomendasikan untuk segera dilakukan perbaikan dengan perkuatan struktur yaitu dengan penambahan bahan fibre reinforced polymers (FRP), injeksi bagian yang retak dengan bahan epoxy dan dilakukan perubahan sistem struktur dari sistem gelagar sederhana menjadi gelagar menerus.
APLIKASI BETON SCC (SELF COMPACTING CONCRETE) PADA SAMBUNGAN BALOK-KOLOM AKIBAT BEBAN VERTIKAL: Application of SCC Concrete (Self Compacting Concrete) on the Joint of Columns Cause of Vertical Loads Hafiz Hamdani; Ni Nyoman Kencanawati; Akmaluddin Akmaluddin
Spektrum Sipil Vol 5 No 1 (2018): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SCC (Self Compacting Concrete) adalah beton yang mampu memadat sendiri dengan slump yang cukup tinggi. SCC mempunyai flowability yang tinggi sehingga mampu mengalir, memenuhi bekisting serta memadat dengan sendirinya. Kegagalan struktur yang pada umumnya terjadi pada sambungan balok-kolom terjadi akibat lemahnya kempuan menahan geser dan rendahnya daktilitas. Kesulitan campuran beton masuk ke bagian sambungan dengan sempurna mengisi jarak pembesian yang sempit, menjadi ide pokok pengaplikasian beton SCC pada sambungan balok-kolom dengan memanfaatkan flowability yang tinggi. Benda uji yang digunakan adalah beton silinder dengan dimensi diameter 15 cm; tinggi 30 cm dan beton sambungan balok-kolom berpenampang persegi dengan dimensi 20x20x125 cm untuk kolom; 20x25x100 cm untuk balok. Selain itu untuk tulangan tarik pada balok divariasikan menjadi 3 variasi penulangan, yaitu 2D13, 2D16 dan 4D16. Dengan nilai FAS 0,44 untuk beton SCC dan normal, dilakukan peninjauan terhadap kuat tekan; keseragaman beton; dan perilaku beton terhadap gaya vertikal pada sambungan balok-kolom. Pengujian yang digunakan adalah CTM (Compression Test Machine) pada beton silinder, uji hammer beton silinder dan beton sambungan balok-kolom yang dibagi menjadi beberapa segmen pengujian, serta uji struktur dengan alat bantu set frame yang dilengkapi dengan load cell untuk pemberian beban serta LVDT untuk merekam displacement yang terjadi pada balok saat diberikan beban maksimum. Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan rasio kuat tekan beton normal pada nilai FAS yang sama lebih besar 21% dibandingkan dengan rasio kuat tekan beton SCC. Nilai pantul yang dihasilkan pada benda uji sambungan balok-kolom relatif sama di setiap segmen. Beton normal memiliki displacement yang lebih kecil dari beton SCC yang dapat dilihat dari nilai displacement beton normal yang lebih kecil dibandingkan dengan beton SCC (BKN 0.6; 47,42 < BKS 0.6; 70,54). Nilai regangan pada besar beban yang sama lebih besar dimiliki oleh beton SCC (BKN 0.6; 0,00139 < BKS 0.6; 0,00268), modulus elastisitas beton SCC lebih kecil dari beton normal (28066,37 Mpa < 29263,30 Mpa), sehingga beton SCC lebih mudah untuk mengalami perpanjangan atau perpendekan. Berdasarkan nilai regangan pada kedua jenis benda uji sambungan balok-kolom yang belum mencapai nilai maksimum regangan beton (0,003) pada saat runtuh, maka jenis keruntuhan yang terjadi adalah over-reinforced. Rasio beban retak pertama hasil experimental (Pcr) terhadap beban retak teoritis berturut-turut untuk benda uji BKN 0.6 dan BKS 0.6 adalah 1,291 dan 0,948. Rasio momen ultimit experimental terhadap momen ultimit hasil perhitungan berdasarkan teori berturut-turut untuk benda uji BKN 0.6 dan BKS 0.6 adalah 1,73 dan 1,52.
The OPTIMASI PROPORSI SUPERPLASTICIZER DENGANPENDEKATAN CHEMICAL BASE UNTUKBETON MEMADAT SENDIRI(SELF COMPACTING CONCRETE): The Optimization of Superplasticizer Proportion on Chemically Based Self Compacting Concrete havior of Porous Particles Due to Cyclic Load I Nyoman Merdana Merdana; Ni Nyoman Kencanawati; Nurul Meli Maida
Spektrum Sipil Vol 7 No 2 (2020): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v7i2.170

Abstract

Beton memadat sendiri merupakan beton yang mampu mengalir sendiri dan dapat dicetak pada bekisting dengan penggunaan alat pemadat yang sedikit atau alat pemadat sama sekali. SCC mempunyai kelemahan dalam memproduksinya, dibutuhkan workability dan kohesi yang tinggi secara bersamaan. Untuk mencapainya dilakukan mix design dosis superplasticizer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi superplasticizer dengan pendekatan chemical base pada SCC terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah optimum. Benda uji berbentuk silinder disiapkan dalam penelitian ini dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm sebanyak 48 buah, 6 buah beton normal dan 42 buah beton SCC. Kadar superplasticizer viscoCreteR-10 yang digunakan sebesar 0,6%, 0,8%, 1,0%, 1,2%, 1,4%, 1,6% dan 1,8%. Perencanaan proses pengadukan beton SCC menggunakan metode trial and error yang mengacu pada rekomendasi EFNARC. Pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah dilakukan setelah beton SCC mengalami perawatan selama 28 hari.Kuat tekan yang direncanakan terhadap benda uji SCC adalah sebesar 25 MPa. Dari hasil penelitian diperoleh kuat tekan beton normal (BN) sebesar 37,08 MPa. Pada kadar superplasticizer 0,6%, 0,8%, 1,0%, 1,2%, 1,4%, 1,6%, dan 1,8% diperoleh kuat tekan masing-masing sebesar 36,33 MPa, 32,41 MPa, 30,57 MPa, 31,8 MPa, 31,23 MPa, 35,39 MPa, dan 31,14 MPa. Pada kadar superplasticizer 0,6% diperoleh hasil kuat tekan maksimum, tetapi kadar 0,6%, dieliminir karena pada pengujian j-ring test tidak memenuhi kriteria sebagai beton SCC. Sehingga pada penelitian ini disimpulkan superplasticizer 1,6% sebagai kadar optimum