Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODUL ELASTISITAS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENGEMBANGKAN DISIPLIN BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA SMK Udi Nugroho; Suparmi Suparmi; Nonoh Siti Aminah
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 7, No 2 (2018): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v7i2.22990

Abstract

Pembelajaran Fisika yang diterapkan di SMK Negeri 1 Mondokan belum mengarahkan siswa pada pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dan pembelajaran masih cenderung terpusat pada guru. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan modul elastisitas berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan disiplin belajar dan kreativitas siswa SMK, (2) mengetahui kelayakan modul elastisitas berbasis inkuiri terbimbing, (3) meningkatkan disiplin belajar dan kreativitas siswa setelah menggunakan modul elastisitas berbasis inkuiri terbimbing. Metode Penelitian ini adalah Reseach and Development. Model pengembangan modul yang digunakan adalah model 4D (four D model) terdiri dari Define, Design, Develop dan Disseminate yang dikemukakan oleh Thiagarajan. Modul dinilai berdasarkan kelayakan materi, media, dan bahasa, serta uji coba (terbatas dan luas) kepada siswa, dan tahap penyebaran pada guru SMK negeri dan swasta. Pengumpulan data menggunakan angket analisis kebutuhan, lembar validasi modul, angket respon uji coba terbatas dan uji coba luas, angket respon disseminate dan lembar observasi disiplin belajar dan kreativitas siswa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif, untuk mengetahui kelayakan modul diketahui dari nilai Cut Off, dan untuk mengetahui efektifitas modul untuk meningkatkan sikap disiplin belajar dan kreativitas siswa diketahui dari hasil N-Gain score. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) modul elastisitas berbasis inkuiri terbimbing memiliki langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan inkuiri yaitu tahap orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan eksperimen, dan menyimpulkan, (2) modul dikategorikan layak ditinjau dari kelayakan media, materi, dan bahasa, (3) modul elastisitas berbasis inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan sikap disiplin belajar siswa dengan kategori tinggi berdasarkan hasil N-Gain score 0,61. Modul elastisitas berbasis inkuiri terbimbing juga efektif untuk meningkatkan kreativitas siswa dengan kategori sedang berdasarkan hasil N-gain score 0,51. Hasil belajar siswa juga meningkat berdasarkan hasil N-gain score yaitu 0,59 dengan kategori sedang.
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS HIGH ORDER THINKING SKILL (HOTS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII SMP/MTs Emi Rofiah; Nonoh Siti Aminah; Widha Sunarno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 7, No 2 (2018): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v7i2.22992

Abstract

Pembelajaran IPA masih belum banyak mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik modul pembelajaran IPA berbasis High Order Thinking Skill (HOTS) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, memperoleh modul pembelajaran IPA berbasis HOTS yang telah memenuhi kriteria layak, dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP N 2 Sragen setelah melakukan pembelajaran IPA menggunakan modul pembelajaran IPA berbasis HOTS. Penelitian pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis HOTS ini menggunakan prosedur pengembangan 4D yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (dessiminate). Tahap pendefinisian terdiri dari proses analisis kebutuhan, analisis materi, serta perumusan pembelajaran pada modul. Tahap perancangan modul sesuai dengan tahap pendekatan saintifik yang diintegrasikan ke dalam modul. Tahap pengembangan terdiri dari proses validasi kelayakan modul, revisi, dan aplikasi modul pembelajaran IPA berbasis HOTS di kelas VIIIE SMP N 2 Sragen. Tahap penyebaran merupakan proses penyebaran modul ke empat SMP/MTS di Kabupaten Sragen. Analisis data pada tahap pendefinisian dilakukan secara deskriptif kuantitatif berdasarkan presentase jawaban angket. Pada tahap pengembangan, dilakukan analisis cut off score untuk menentukan kelayakan modul, analisis kriteria penilaian berdasarkan angket penilaian, analisis quest terhadap hasil uji coba instrumen tes, serta analisis gain score terhadap hasil pretest dan posttest. Pada tahap penyebaran dilakukan analisis kriteria penilaian berdasarkan hasil angket penilaian. Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) karakteristik khusus modul pembelajaran IPA berbasis HOTS memiliki lima tahap pembelajaran sesuai dengan pendekatan saintifik yang dituangkan pada rubrik dalam modul; 2) modul pembelajaran IPA berbasis HOTS yang dikembangkan memenuhi kriteria kelayakan pada aspek isi dan penyajian, bahasa, kegrafikan, dan aspek pembelajaran HOTS dengan nilai rata-rata 3,55 atau dalam kategori “sangat baik”; 3) modul pembelajaran IPA berbasis HOTS dengan tema sistem penglihatan manusia dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan nilai gain 0,49 atau dalam kategori “sedang”.
PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS VII SMP PADA MATERI KALOR Jumadi Jumadi; Widha Sunarno; Nonoh Siti Aminah
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 7, No 2 (2018): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v7i2.22986

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk: 1) mengetahui karakteristik modul IPA berbasis keterampilan proses sains (KPS) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi kalor bagi peserta didik kelas VII SMP; 2) menguji kelayakan modul IPA berbasis KPS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi kalor peserta didik kelas VII SMP; 3) menguji keefektifan modul IPA berbasis KPS terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas VII SMP pada materi kalor. Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan Research and Development (R&D). Model penelitian dan pengembangan menggunakan model penelitian 4D Thiagarajan dengan langkah: (1) tahap pendefinisian (define); (2) tahap perancangan (design); (3) tahap pengembangan (develop); (4) tahap penyebaran (disseminate). Pengembangan modul ini dinilai berdasarkan isi, penyajian dan bahasa, modul kemudian diujicobakan pada 9 siswa. Setelah direvisi, modul diujicobakan pada kelas VIIH. Modul IPA berbasis KPS yang memuat komponen pembelajaran mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, memprediksi, merencanakan percobaan, menentukan alat dan bahan, menentukan variabel, melakukan pengamatan, melakukan pengukuran, membuat grafik, melakukan klasifikasi, mengolah data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan. Analisis data yang digunakan selama pengembangan adalah analisis diskriptif, analisis kelayakan modul berdasarkan skor kriteria dan analisis kemampuan berpikir kritis dengan t-test. Hasil penelitian ini: (1) karakteristik modul IPA berbasis KPS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu langkah pembelajaran modul disesuaikan komponen keterampilan proses sains, mengintegrasikan kemampuan berpikir kritis pada setiap komponennya dan memuat soal tes berpikir kritis; (2) kelayakan modul IPA berbasis KPS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi kalor yang dikembangkan memiliki skor rata-rata persentase sebesar 90,55% dan berkategori sangat baik untuk digunakan sebagai penunjang bahan ajar lainnya; (3) keefektifan modul IPA berbasis KPS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi kalor siswa pada kelas VIIH setelah menggunakan modul IPA berbasis KPS mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari nilai N-gain  dari uji coba skala besar sebesar 0,61 dikategorikan “sedang” dengan signifikansi sebesar 0,000.