Hasnawati Nasution
Kantor Bahasa Provinsi Lampung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RESEPSI AKTIF PENYAIR INDONESIA TERHADAP DONGENG MALIN KUNDANG Hasnawati Nasution; Dian Anggraini
Kelasa Vol 16, No 2 (2021): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v16i2.180

Abstract

Dongeng Malin Kundang telah dikenal di seluruh nusantara. Dongeng dari Padang ini menjadi inspirasi para sastrawan untuk menciptakan karya baru. Melalui resepsi membaca aktif penyair nasional  Isbedy Stiawan, ZS, Sapardi Djoko Damono, dan Joko Pinurbo mengubah dongeng Malin Kundang yang berbentuk prosa bermetamorfosis menjadi puisi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kreatifitas sastrawan tersebut dalam menampilkan Malin Kundang dalam puisi mereka. Apakah dalam puisi mereka menampilkan Malin Kundang seperti yang diceritakan di dalam dongeng atau mengubah alur cerita, penokohan, atau latar cerita dongeng itu? Apakah karya mereka menentang atau menciptakan inovasi baru tentang dongeng Malin Kundang? Untuk menemukan jawaban permasalahan tersebut puisi karya mereka dan dongeng Malin Kundang menjadi data penelitian ini. Data dianalisis menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan hubungan intertekstual antarteks. Bagian-bagian yang sama akan menjadi benang merah yang menghubungkan antara teks baru dengan hipogramnya. Hasil analisis menunjukan bahwa  dongeng “Malin Kundang” merupakan hipogram puisi karya ketiga penyair nasional tersebut. Kutukan menjadi batu dituangkan dalam pikiran, harapan, dan estetik pengarang. Puisi Isbedy secara struktur mendekati alur prosa “Malin Kundang”. Joko Pinurbo dan Sapardi Djoko tetap menggunakan prosa “Malin Kundang” sebagai hipogram. Namun, mereka mencoba menambah alur dan tokoh yang berbeda sesuai dengan apresiasi mereka terhadap dongeng tersebut.
INTERPRETASI KARAKTER HEWAN DALAM FABEL: KAJIAN HERMENEUTIKA Hasnawati Nasution
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 16, No 2 (2021): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/loa.v16i2.3825

Abstract

AbstrakFabel merupakan cerita yang diperankan oleh hewan, tetapi karakteristik hewan tersebut adalah sifat manusia. Cerita fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang ada di dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral. Sifat hewan tesebut juga berkaitan dengan bentuk fisik dan sifat hewan tersebut di alamnya. Penelitian ini bertujuan mengiterpretasikan karakter yang diperankan hewan dalam fabel dengan sifat sesungguhnya pada hewan tesebut. Kajian interpretasi pada fabel ini menggunakan toeri hermeneutika Gadamer yang menggabungkan dialektis dan histori. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat dismpulkan bahwa ada hubungan dan persamaan antara karakter hewan di dalam fabel dengan sifat manusia yang diperankannya dalam cerita tersebut. Hewan buas memerankan karakter manusia yang kuat dan berkuasa bahkan terkadang menyakiti hewan yang lemah. Hewan kecil seperti kancil memerankan sifat dan karakter manusia yang cerdik yang terkadang sifat cerdiknya yang dapat mengalahkan hewan yang kuat. Oleh karena itu, karakter hewan disesuaikan dengan karakter manusia yang diperankannya. Hewan buas sebagai metafor manusia yang jahat dan hewan kecil dan cerdik sebagai metafor masyarakat biasa yang cerdas. AbstractFables are stories that are played by animals, but the characteristics of these animals are human nature. Fable stories are often called moral stories because the messages in fable stories are closely related to morals. The nature of the animal is also related to the physical form and nature of the animal in its nature. This study aims to interpret the characters played by animals in the fable with the real characteristics of these animals. The interpretation of this fable uses Gadamer's hermeneutic theory which combines dialectical and historical. Based on the analysis carried out, it can be concluded that there are relationships and similarities between the animal characters in the fable and the human nature they play in the story. Wild animals portray human characters who are strong and powerful, sometimes even hurting weak animals. Small animals such as the mouse deer portray the nature and character of a clever human who sometimes can beat strong animals.