Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TINJAUAN EKONOMIS ALIH FUNGSI KAPAL FERI PENYEBERANGAN SURABAYA - MADURA SEBAGAI KAPAL PARIWISATA H, Agung Laksana Y A; I B, Indra Taufiqi R; Setiawan, Bambang Teguh; Suhardjito, Gaguk
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 10, No 2 (2013): Juni
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.217 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v10i2.5121

Abstract

Fasilitas transportasi dan akomodasi yang dimiliki PT. ASDP ada barmacam macam salah satunya adalah kapal penyebrangan atau kapal feri. Tetapi saat ini sehubungan dangan telah beroperasinya jembatan Suramadu keberadaan kapal feri sebagai kapal penyeberangan Surabaya Madura tidak lagi utama. Oleh karena itu, timbul satu ide untuk mengalihfungsikan kapal feri penyeberangan Surabaya Madura menjadi kapal pariwisata. Rute kapal wisata ini adalah wialayah sekitar jembatan Suramadu di karenakan view pemandangan di sekitar jembatan Suramadu menarik untuk di nikmati. Konsep keseluruhan dari tinjauan ekonomis ini adalah perhitungan biaya redesain kapal feri menjadi kapal pariwisata. Biaya tersebut meliputi biaya plat baja untuk bangunan atas, biaya materual kaca, material kayu, biaya peralatan dan biaya tenaga kerja. Dan juga perhitungan keuntungan kapal feri sebelum dan sesudah diredesain. Termasuk juga perhitungan nilai ekonomis yang meliputi perhitungan Net Present Value atau nilai investasi. Internal Rate of Return yaitu menghitung suku bunga pengembalian dan Payback Period yaitu menghitung pembayaran kembali. Dari hasil perhitungan dan perencanaan maka didapat biaya operasional sebelum redesain sebesar Rp 27.420.434,00 dan biaya operasional sesudah redesain sebesar Rp 97.019.200,00. Jadi ada tambahan biaya operasional  Rp 69.598.766,00. Pemasukan sebelum redesain Rp 209.195.155,00 dan Pemasukan sesudah redesain Rp 210.000.000,00  Jadi ada tambahan pemasukan sebesar Rp 804.845,00. Sehingga besarnya selisih pendapatan bersih kapal sesudah dan sebelum di redesain sebesar Rp 68.793.321,00           . Redesain kapal feri penyebrangan Surabaya-Madura menjadi kapal pariwisata tidak bisa di laksanakan atau tidak layak mengingat biaya operasional yang lebih besar dan pemasukan yang hampir sama dengan kapal feri penyebrangan
PENAMBAHAN UKURAN KAPAL PATROLI 6.5 M UNTUK MENINGKATKAN RADIUS PELAYARAN DITINJAU DARI ASPEK KENYAMANAN BERLAYAR Setiawan, Bambang Teguh
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 12, No 1 (2015): Februari
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.492 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v12i1.8313

Abstract

Motion sickness incidence adalah istilah standar untuk rasa tidak nyaman dan rasa muntah yang disebabkan berbagai kondisi gerakan : dikapal, dipesawat terbang, dimobil, permainan ketangkasan, dalam kondisi tekanan gravitasi nol (ruang angkasa) dan dielevator/lift. Motion induced interruption didefinisikan sebagai suatu kejadian yang disebabkan gerakan kapal, memaksa seseorang dari keadaannya semula untuk kehilangan keseimbangan atau terpaksa meninggalkan aktivitasnya untuk mengatasi efek dari gerakan kapal tersebut. Dampak yang sering dialami adalah kehilangan stabilitas fisik, terpeleset dan lift off, yang paling sering dialami adalah kehilangan keseimbangan. Agar kapal nyaman dikendarai, maka pada tahap perencanaan sudah dapat diketahui besarnya motion sickness incidence dan besarnya motion induced interruption, selanjutnya nilai ini dibandingkan dengan seakeeping criteria, bila tidak sesuai ada 2 kemungkinan perbaikannya, dengan memindahkan rute pelayarannya artinya dengan mengganti spectra gelombang yang cocok atau dengan merubah rencana garis kapal/merubah ukuran utama sehingga mampu berlayar dirute pelayaran tersebut. Kondisi awal kapal dengan ukuran panjang 6.5 m, pada sea state 2 dari aspek anak buah kapal, semua anak buah kapal sejumlah 8 orang mampu mengatasi motion sickness incidence, sedangkan dari aspek slamming dan deck wetness tidak memenuhi kriteria. Kapal dilaksanakan redisain sampai panjang 7 m, tidak menunjukkan peningkatan kinerja, malahan pada sea state 2, kedelapan anak buah kapal tidak mampu mengatasi motion sickness incidence. Begitu juga bila kapal diredisain sampai panjang 10 m, belum mampu berlayar lebih dari sea state 2.
PERENCANAAN RUANG MUAT IKAN HIDUP PADA KAPAL PENANGKAP IKAN DI TPI BRONDONG LAMONGAN JAWA TIMUR Soeroso, Hariyanto; Setiawan, Bambang Teguh
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 10, No 1 (2013): Februari
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.049 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v10i1.4735

Abstract

Meningkatnya kuliner-kuliner penggemar makanan produk berasal dari laut di Surabaya bolehdikatakan sangat signifikan, terutama ikan laut dalam kondisi hidup, seiring dengan itu banyakResto-Resto ikan hidup bermunculan. Selain itu maraknya bahan makanan yang dicampur denganbahan pengawet akhir-akhir ini sangat merisaukan para konsumen.Dengan kejadian tersebut diatas, maka banyak konsumen mempunyai kecenderunganberalih memilih membeli ikan laut dalam kondisi hidup dari pada kondisi mati. Kapal disimulasikanpada ruang muat yang semula tidak ada airnya diisi air, agar ikannya tetap hidup, dibuat 3 keadaankapal tanpa ikan, kapal separoh muatan dan kapal ¾ muatan, dari persyaratan IMO, GZ kapal kosong0.457 m, separoh muatan 0.137 m, kapal dengan ¾ muatan negatip, persyaratan IMO ≥ 0.2 m pada θ≥ 300. GZ maksimum pada θ ≥ 300, saat kapal kosong 350 kapal separoh muatan 480, kapal denganmuatan ¾ negatip. Sedangkan GM saat kapal kosong 0.928 m, kapal separoh muatan 0.251 m dankapal ¾ muatan negatip, persyaratan IMO GM awal ≥ 0.15 m.
Flood Detection Using Backpropagation Neural Network Method Ani Dwi Ratnasari; Hasin, Khoirul; Subagio Soim; Setiawan, Bambang Teguh; Afif Zuhri Arfianto
Indonesian Journal of Engineering Research Vol 3 No 1 (2022): Indonesian Journal of Engineering Research
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/ijer.v3i1.40

Abstract

Lack of river and watershed management will cause problems and disasters. One of it is the flood that can cause physical, social and economic loss. So countermeasures or flood anticipation are needed by using the Early Warning System (EWS) to provide early information if a flood is going to occur. This study uses five input indicators: temperature, humidity, water discharge, water surface altitude and rainfall data that will produce output in the form of notifications and alarms for the Early Warning System (EWS). Then the input and output data configuration will be processed using a Backpropagation Neural Network. Data used is data recorded in real-time on the research object for two weeks with the composition of training and testing data with a percentage of 80% and 20%. The best backpropagation neural network model used has the input of 5 neurons layer architecture, 15 neurons as the hidden layer and three neurons as the output layer. The flood prediction result uses the Backpropagation Neural Network method, has an RMSE score performance of 2.16e-21 and a percentage success testing system of 91.33%. It shows that the model has an excellent accuracy level.