Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KELAYAKAN MODUL IPA SMP/MTS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI SUHU DAN PEMUAIAN Wahyu Tri Sajiwo; Sarwanto Sarwanto; Ashadi Ashadi
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 8, No 2 (2019): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v8i2.37750

Abstract

Pendidikan sains adalah pendidikan yang memiliki kontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran IPA. Pembelajaran IPA di SMP/MTs masih banyak yang menggunakan metode konvensional, belum berbasis masalah dan belum digunakan untuk meningkatkan berpikir kritis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis karakteristik modul IPA berbasis Problem Based Learning yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan pemuaian; 2) menganalisis kelayakan modul IPA berbasis Problem Based Learning yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan pemuaian; 3) menganalisis efektivitas modul IPA berbasis Problem Based Learning yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan pemuaian. Pengembangan modul berbasis Problem Based Learning ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) dengan menggunakan 4-D Model Thiagarajan yang terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Modul divalidasi oleh 3 dosen ahli (ahli materi, ahli bahasa dan ahli media), 2 reviewer dan 2 peer reviewer. Modul IPA berbasis Problem Based Learning yang dikembangkan diujicoba terbatas pada 10 orang siswa Kelas VII A. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan disimpulkan bahwa: 1) karakteristik modul IPA yang dikembangkan memuat tahapan Problem Based Learning pada setiap kegiatan belajar disertai dengan komponen indikator kemampuan berpikir kritis; 2) modul dikategorikan layak digunakan berdasarkan hasil validasi dan dianalisis menggunakan cut off score dengan persentase keidealan 92,0%, hasil respon dari siswa modul layak digunakan (85,7%), dan hasil respons guru dalam tahap penyebaran modul layak digunakan (88,2%)