Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN PEMASARAN HASIL DURIAN (Durio zibethinus Murray) DI KABUPATEN PALOPO SULAWESI SELATAN SUNANTO SUNANTO; HASNAH JUDDAWI
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 8, No 1 (2011): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v8i1.48838

Abstract

Durian (Durio zibethinus Murray) is a commodity fruits included in horticulture has a high economic value. Demand of durian both to be consumed and processed as dampuk in each season is increasing. The purpose of this study was to determine the feasibility of farming and marketing of durian in Kota Palopo. The survey was conducted in Palopo City in May to December 2010. The results showed that the human resources of agribusiness commodities have the potential on farm characteristics and traders. The application of commodity production technologies is still unintensive due to the unqualified of seed. Durian farming in Palopo City is very beneficial (IRR = 28.44%) with plant economic life of 15 years. The market of Palopo durian are Palopo market town, Makassar, and the outside of the district/ province/island.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN Eka Triana Yuniarsih; Sunanto Sunanto; Wardah Halil
Jurnal Agrisistem : Seri Sosek dan Penyuluhan Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Agrisistem: Seri Sosek dan Penyuluhan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr-sosekpenyuluhan.v17i1.182

Abstract

Prospek harga dan peluang pasar, kelayakan dan stabilitas usaha perlu diperhatikan dalam perencanaan dan pengelolaan perkebunan kakao. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial usahatani kakao dan biaya jasa yang diterima petani sebagai pertimbangan untuk keberlanjutan usahatani kakao. Penelitian dilakukan di areal sentra produksi kakao yaitu di Desa Tamboke, Kecamatan Suka Maju, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 40 responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis anggaran parsial dengan parameter B / C dan R / C ratio, analisis kemanfaatan dan sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani kakao di Kab. Luwu Utara layak secara finansial dalam hal keuntungan usahatani, biaya jasa yang diterima oleh petani dan manfaat yang diperoleh melalui skenario perubahan baik melalui peningkatan biaya output atau penurunan harga kakao. Namun petani belum memanfaatkan usahataninya secara optimal, terutama dalam budidaya dan pengolahan biji kakao, sehingga akan menghasilkan nilai tambah bagi usahatani kakao.
KAJIAN BEBERAPA VARIABEL EKONOMI SEBAGAI INDIKATOR PEMBANGUNAN PEDESAAN BERBASIS PERTANIAN DI KABUPATEN BANTAENG SULAWESI SELATAN Sunanto Sunanto
AgroSainT Vol 2 No 1 (2011)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/agro.v2i1.373

Abstract

Percepatan proses transfer inovasi teknologi, agar mudah dapat diadopsi oleh petani perlu informasi data yang akurat dan cepat. Untuk mendukung dan terwujudnya hal tersebut dibutuhkan suatu Kajian Indikator Variabel upah, harga input dan harga hasil pertanian sebagai indikator pembangunan pedesaan berbasis pertanian di Sulawesi Selatan. Metodologi kajian yang akan dilaksanakan dengan metode survei dan monitoring harga upah, harga input dan output pertanian secara berkala. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan Januari – Desember 2009 dan lokasi kajian dilaksanakan pada agroekosistem dataran rendah, lahan kering di Kabupaten Bantaeng. Adapun indikator kesejahteraan petani yang diukur meliputi: a). Perkembangan struktur pendapatan, b) Perkembangan konsumsi untuk peragaan, c) Perkembangan daya RTP, d) Perkembangan ketahanan pangan di RTP, dan e) Nilai tukar petani (NTP). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa masyarakat tani di wilayah kajian NRA maupun RA mempunyai tingkat pendapatan yang cukup untuk membiayai kebutuhan rumah tangga taninya. Ketahanan pangan bagi rumah tangga taninya di atas nilai 1 (di atas cukup). Upah buruh pertanian maupun non pertanian batas minimum masih dibawah UMR sedangkan batas maksimun sudah di atas UMR. Pada harga sarana produksi, hasil pertanian, dan barang konsumsi masih ada yang mempunyai nilai keragaman yang cukup tinggi. Sedangkan saran bahan kebijakan bagi Pemerintah adalah dapat melakukan intervensi dalam mengendalikan harga sarana produksi, hasil pertanian, dan barang konsumsi yang mempunyai nilai keragaman di atas 15 %.
ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KENTANG TROPIKA DATARAN TINGGI DI MALINO KABUPATEN GOWA Sunanto Sunanto
AgroSainT Vol 2 No 2 (2011)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/agro.v2i2.386

Abstract

Kentang merupakan komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Kebutuhannya terus meningkat setiap tahun. Sulawesi Selatan berpontensi untuk pengembangan kentang antara lain; Kabupaten Gowa, Bantaeng, Jeneponto, dan Enrekang. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Gowa. Responden dipilih secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani kentang yang ada dilokasi Malino Kabupaten Gowa mempunyai cara pemanfataan lahan secara bergilir pada berbagai komoditas yang berpotensi pada dataran tinggi. Penerapan teknologi usahatani kentang belum intensif, hal tersebut diindikasikan adanya penggunaan bahan tanam, penggunaan pupuk, dan pengendalian belum memperhatikan rekomendasi PHT. Usahatani kentang di wilayah Malino sangat menguntungkan dengan tingkat pendapatan Rp. 16.253.085 dengan tingkat R/C 2,80. Semua petani kentang memanfaatkan fasilitas pasar local dalam menjual hasil panen kentang, sebagian menjual hasil kentang ke luar pulau dan sebagian menjalin kemitraan dengan pemilik modal. adapun cara pembayaran 75 % petani dengan cara panjar.
Analisis Efisiensi Usahatani Kentang (Solanum tuberosum) Dan Pemasarannya Di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan Sunanto Sunanto
AgroSainT Vol 3 No 1 (2012)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/agro.v3i1.622

Abstract

Analisis efisiensi usahatani dan pemasaran pada tanaman kentang di Lecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efisiensi usahatani dan pemasaran pada tanaman kentang. Desa yang mewakili adalah Desa Bonto Lojong, Bonto Marannu, dan Bonto Daeng. Jumlah petani responden ada 50 petani. Data telah dimabil dari data primer. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan dua metode yaitu; 1) Analisis fungsi produksi Cobb-Douglas, dan 2) Analisis efisiensi margin dan pemasaran. Hasil survei mengindikasikan bahwa nilai koefisien diterminasi usahatani kentang adalah 0,979 (97,9 %) dan ini berarti bahwa ada kekuatan secara nyata pada pemilikan lahan, kebutuhan bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja sebagai factor produksi dan 2,1 % dipengaruhi oleh factor lain. Margin yang diterima oleh pedagang sekitar Rp. 300/kg – Rp. 750/kg dan efifiensi pemasaran mencapai 5,4 % - 16,40 %.
Analisis Kelayakan Usaha, Pemasaran Hasil Kakao, dan Daya Beli Petani di Sulawesi Selatan Sunanto Sunanto
AgroSainT Vol 4 No 2 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/agro.v4i2.648

Abstract

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu usaha pertanian yang mendapat perhatian serius oleh pemerintah. Sebab komoditas tersebut memiliki nilai ekonomi dan juga sebagai komoditas unggulan nasional serta sebagai komoditas andalah daerah Propinsi Sulawesi Selatan. Kontribusi devisa nasional yang diperoleh dari ekspor kakao mencapai US$ 701 juta dan merupakan perolehan devisa dari komoditas perkebunan terbesar ketiga setelah karet dan kelapa sawit. Di lain pihak, komoditas kakao juga sebagai penggerak pembangunan wilayah dan pengembangan agroindustri. Penelitian ini dilaksanakan di Sulawesi Selatan pada bulan Pebruari hingga bulan Juni 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah survei yang dilengkapi dengan daftar pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan Sulawesi Selatan mempunyai potensi dan pengembangan agribisnis kakao yang cukup besar. Pengembangan usahatani kakao didukung sumberdaya lahan dan sumberdaya petani yang memadai. Usahatani kakao di Sulawesi Selatan layak dikembangkan yang ditandai dengan tingkat NPV bungan 20 % masih bernilai positif dengan IRR 26,35 %. Petani kakao sebagian besar sudah masuk kelompok sejahtera pada tingkat NTP di atas nilai satu (1). Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan petani perlu didukung dengan peningkatan peranan kelembagaan petani.