Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMIKIRAN LIBERALISME TERHADAP PENGGUNAAN JILBAB PADA ANAK USIA DINI Lusi Marlisa; Mokhammad Samson Fajar
JURNAL LENTERA [PENDIDIKAN PUSAT PENELITIAN LPPM UM METRO] Vol 6, No 1 (2021): June, 2021
Publisher : Lembaga Penelitian UM Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/jlpp.v6i1.1680

Abstract

AKOMODASI BUDAYA LOKAL DALAM LEGISLASI HUKUM KELUARGA DI INDONESIA M Samson Fajar; Sabdo Sabdo
Aqlam: Journal of Islam and Plurality Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.465 KB) | DOI: 10.30984/ajip.v3i2.718

Abstract

Abstract: Culture as a result of the free and dual human creative power of the natural world, it encompasses the material matters (Immaterial) and Maddi (material), real and unreal objects, Malmusah and Ghairu malmusah (palpable and untouched). Essentially, culture (Tsaqafah) is expressed as the product of human reason consisting of patterns, steady attitudes, thoughts, feelings, and reactions obtained and is primarily derived by symbols that make up its achievement independently of human groups. The nature of this Islamic responsiveness has been built by the Prophet (s) when prohibiting Khamr, forbidding the worship of idols and other shari'ah. How Rasulullah saw is very careful and gradual in doing da'wah, so achieved the success of da'wah in upholding Islamic creed and shari'ah at that time. Today many problems in the establishment of law and legislation, legislators are more concerned with intellectual subjectivity and importance than the objectivity of humanity to the benefit, resulting in policies that are not responsive to the needs of society. The author in this context tries to inventory the various local wisdom of the Muslim community in the archipelago that is relevant as an approach in establishing legislation based on local culture.Keywords: Local Culture, Legislation, Islamic Law Abstrak. Budaya merupakan hasil dari kreativitas manusiawi yang bebas dan alamiah, meliputi sisi immaterial dan materi, objek nyata dan tidak nyata, malmusah dan ghairu malmusah (gamblang dan tak tersentuh). Pada dasarnya, budaya (tsaqafah) merupakan produk akal manusia yang terdiri dari pola, kesantunan, pikiran, perasaan, dan reaksi yang diperoleh dan terutama berasal oleh simbol yang membentuk pencapaiannya secara mandiri dari kelompok manusia. Sifat dari respon Islam ini telah dibangun oleh Nabi (s) ketika melarang khamr, melarang penyembahan berhala dan syariah lainnya. Bagaimana Rasulullah melihat sangat hati-hati dan bertahap dalam melakukan dakwah, sehingga mencapai keberhasilan dakwah dalam menegakkan akidah Islam dan syari'ah pada waktu itu. Saat ini banyak masalah dalam pembentukan hukum dan undang-undang, di mana legislator lebih peduli dengan kepentingan subjektivitas intelektual daripada kepentingan objektivitas kemanusiaan, sehingga kebijakan yang lahir tidak responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Penulis dalam konteks ini mencoba untuk menginventarisasi berbagai kearifan lokal komunitas Muslim di nusantara yang relevan sebagai pendekatan dalam menetapkan perundang-undangan berdasarkan budaya lokal.Kata Kunci: Budaya Lokal, Legislasi, Hukum Islam
PENGEMBANGAN RANAH AFEKTIF MAHASISWA PAI MELALUI ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO Fadhilah Dwi Rahayu; Iswati Iswati; Mokhamad Samson Fajar
PROFETIK: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 2 (2021): JANUARI-JUNI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.9 KB) | DOI: 10.24127/profetik.v1i2.1492

Abstract

Dalam pendidikan yang ingin dicapai oleh peserta didik bukan hanya aspek kurikuler saja namun kokurikuler melalui keterlibatannya dalam organisasi kemahasiswaan tak kalah penting untuk mengembangkan ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi pengembangan ranah afektif mahasiswa PAI melalui organisasi kemahasiswaan di FAI Universitas Muhammadiyah Metro untuk mengetahui apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan ranah afektif tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi menggunakan analisis deskriptif yang respondennya merupakan mahasiswa Pendidikan Agama Islam semester IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan ranah afektif mahasiswa PAI melalui organisasi kemahasiswaan berbagai organisasi seperti IMM tergolong baik dan upaya kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan ranah afektif mahasiswa PAI dengan mengikuti kegiatan perkaderan formal, dan perkaderan khusus IMM seperti Darul Arqam, Latihan Instruktur Dasar seperti pelatihan kewirausahaan, pelatihan jurnalistik, public speaking, dan upgrading dari kegiatan tersebut telah mendapatkan hasil seperti jujur bahwa mahasiswa bisa menerapkan kantin kejujuran, percaya diri ketika tampil dalam kegiatan mastama, mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan oleh pihak kampus maupun diluar kampus, tanggung jawab ketika melaksanakan kegiatan mentor BBQ, integritas dalam pengelolaan kegiatan DAD, dan sopan santun ketika bertemu langsung. Faktor pendukung pengembangan ranah afektif seperti sarana dan prasarana, psikologisnya lebih baik sedangkan faktor penghambatnya seperti mahasiswa tidak bisa membagi waktu secara baik, ghiroh perjuangan berorganisasi belum total sehingga mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi tidak maksimal dalam pengembangan ranah kognitif dan ranah afektifnya.
MODEL DAKWAH BIL HIKMAH ASATIDZ DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH AT-TANWIR KOTA METRO TAHUN 2022 Wahyu; Muhammad Samson Fajar
AL-IDZAAH: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/al-idzaah.v6i1.6223

Abstract

Islam merupakan Agama terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw, unruk membina ummat manusia agar berpegang teguh kepada ajaran Agama Islam yang benar dan diridhoi-Nya kemudian untuk mencapai kebahagiaan yang ada di dunia maupun kebahagiaan yang ada di akhirat. Maju atau mundurnya ummat Islam tergantung dengan cara kita dalam berdakwah yang dilakukan ummat muslim. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam mengumpulkan data. Berdasarkan hasil penelitian tentang Model Dakwah Bil-Hikmah Asatidz di Pondok Pesantren Muhammadiyah At-Tanwir Kota Metro Tahun 2022 menunjukkan bahwa para asatidz landasan dakwah menurut Al-Qur’an dan As Sunnah, sehingga dalam penyampaian dakwah tidak melenceng dengan syariat Allah swt, dan turut andil mencontohkan perbuatan yang baik sehingga dengan begitu para santri akan mengikuti melihat dengan nyata perbuatan yang benar sehingga dalam menyampaikan dakwah para santri pun bisa dapat mudah untuk menerima dakwah tersebut.