Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Redesain Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas BerdasarkanPedoman Perancangan Rumah Sakit Peraturan Kementerian Kesehatan Salma Ali; Ahmad Farkhan; Mohammad Muqoffa
ARSITEKTURA Vol 17, No 2 (2019): ARSITEKTURA : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.893 KB) | DOI: 10.20961/arst.v17i2.23884

Abstract

A hospital is a health care institution providing patient treatment, with a complex building system. In Indonesia, there is a regulation for hospital building system set by The Republic of Indonesia’s Minister of Health arranging laws on hospital zoning plan, patient flow management, room requirement and size spesification, and structural and utilities system plan. Banyumas Dictrict Hospital is classified as type B academic hospital established in 1925. In order to develop hospital facilities and increase hospital bed capacity, Banyumas District Hospital demands area expansion and new buildings construction. This periodical development leads tol building system problems as zoning, hospital entrance and accessibility, and building flow system. Banyumas District Hospital is in need of post-occupancy-evaluation which is used as redeseign method, with the intention of restoring hospital to the regulation on hospital building by Minister of Health. Redesign result realized through the processing siteplan design, building design, and material application.
STRATEGI PERANCANGAN ASHTĀṄGĀ YOGA ASHRAM DI KARANGANYAR, JAWA TENGAH Muhammad Satya Irfananda; Mohammad Muqoffa; Hardiyati Hardiyati
ARSITEKTURA Vol 15, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.724 KB) | DOI: 10.20961/arst.v15i1.12204

Abstract

Ashtāṅgā Yoga Ashram adalah sebuah bangunan retret yang mewadahi latihan dan pendalaman ashtāṅgā yoga. Antusiasme pegiat yoga yang tinggi di Kabupaten Karanganyar mendasari dirancangnya bangunan ini. Artikel ini membahas pemikiran dasar perancangan tentang bagaimana praktik ashtāṅgā yoga mempengaruhi rancangan dari bangunan ini. Bangunan Ashtāṅgā Yoga Ashram dibutuhkan karena tidak terdapat banyak tempat di Indonesia di mana orang-orang dapat secara spesifik mempelajari laku ashtāṅgā yoga yang terdiri dari delapan elemen (yama, niyama, asana, pranayama, pratyahara, dharana, dhyana, samadhi). Setiap elemen dari ashtāṅgā yoga tersebut memiliki tujuan khusus yang ingin dicapai. Berdasarkan karakter tersebut, setiap ruangan yang digunakan untuk berlatih pada bangunan ini harus didesain agar memiliki spesifikasi dan karakteristik khusus yang dapat mangokomodir kedelapan elemen dari ashtāṅgā yoga secara optimal. Didirikannya bangunan ini dapat menambah alternatif tempat bagi orang-orang untuk mendalami praktik yoga.Kata-kunci: Ashtāṅgā Yoga, ashram, Karanganyar.