Fitriani Fitriani
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Era Baru dalam Ritual Keagamaan: Studi Ziarah Kubur di Masa Pandemi Covid-19: STUDI ZIARAH KUBUR DI MASA PANDEMI COVID-19 Ahmad Zainuri; Fitriani Fitriani
Tsaqofah Vol. 19 No. 02 (2021): December 2021
Publisher : Departement of History and Islamic Civilization, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/tsaqofah.v19i02.5258

Abstract

Abstract Religious rituals during the COVID-19 pandemic are indeed different from previous times. Nowadays, it is required to use a series of conditions in running it. In various regions in carrying out many worship activities, cultural rites, religion must be limited by several provisions. In celebration, not all will attend the assembly or mosque. As for this article, the author uses a phenomenological approach methodology to map current phenomena on the surface that are different from religious activities before the outbreak of Covid-19. The result of this study is that pilgrimage to the grave has become a rite in Islamic society when approaching major holidays, making pilgrimages always a social gathering and ritual that must be carried out even though there is a pandemic. However, with this pandemic, many public cemeteries have been closed and many appeals not to come to the graves during the pandemic, especially during major holidays in Islam. So it can be concluded that the religious ritual of pilgrimage to the grave, which has taken root in the community and becomes a ritual that must be carried out when approaching a certain day, cannot be limited even with the Covid-19 pandemic. Abstrak Ritual keagamaan di masa pandemi covid-19 ini memang berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Masa hari ini dituntut untuk menggunakan serangkaian persyaratan dalam melaksanakannya. Di berbagai daerah dalam melaksanakan banyak kegiatan peribadatan, ritus budaya, agama harus dibatasi dengan beberapa ketentuan. Dalam perayaannya, memang tidak semua akan hadir dalam sebuah majelis atau masjid. Adapun pada artikel ini penulis menggunakan metodologi pendekatan fenomenologi untuk memetakan sebuah kejadian fenomena yang hari ini timbul dipermukaan yang ada sebuah perbedaan dengan kegiatan keagamaan di kala sebelum mewabahnya covid-19. Hasil daripada kajian ini ialah ziarah kubur yang sudah menjadi ritus dalam masyarakat Islam ketika menjelang hari-hari besar, menjadikan ziarah akan selalu menjadi pertemuan dan ritual keagamaan yang tetap harus dikerjakan meski pandemi. Namun, dengan adanya pandemi ini, tempat pemakaman umum banyak yang ditutup dan banyak himbauan untuk tidak datang ke makam di masa-masa pandemi, terutama ketika hari-hari besar dalam Islam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ritual keagamaan ziarah kubur yang sudah mengakar dalam masyarakat dan menjadi ritual yang wajib dikerjakan ketika menjelang hari tertentu, tidak bisa dibatasi meskipun dengan adanya pandemi Covid-19 ini.
Totalitas Cinta dalam Syair Rabi'ah Al-Adawiyah: Tinjauan Semiotika Pierce Fitriani Fitriani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol 10 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr
Publisher : Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Mahasiswa UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.612 KB) | DOI: 10.24090/jimrf.v10i2.5057

Abstract

This study aims to review the totality of love in Rabia'ah Al Adawiyah's poetry based on the semiotic perspective of Charles Sanders Peirce, namely icon, index, and symbol. The research process was carried out using a descriptive-qualitative method. The results found that there were two forms of icons, eight forms of indexes, and three forms of symbols which were analyzed from the seven poems mentioned in the study. The form of totality of love by Rabi'ah's love is described by of index and symbol. The author concludes that from the eight indexes, the totality of love described by sacrifice, willingness, a sense of closeness, fear of making mistakes, unwillingness to rewards, and unwillingness to another. The totality of love in symbols form is described by word "drunk" which sometimes makes self forgetting and also “prayer” as an effort to completely surrender to God. Keywords: Poetry, Semiotics, Totally of Love