Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS PEMBERIAN MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESAREA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RUANG NIFAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KOTA MOBAGU Sitti Nurul Hikma Saleh
IMJ (Indonesian Midwifery Journal) Vol 4, No 1 (2020): IMJ (Indonesian Midwifery Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/imj.v4i1.3908

Abstract

Peningkatan kemandirian ibu dalam pemulihan keadaan ibu pasca Sectio Caesarea sangat baik apabila di lakukan mobilisasi dini. Kemandirian sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan adaptasi ibu terhadap perannya pasca section Caesarea. Kejadian kematian ibu yang terjadi akibat dari problem persalinan (Sectio Caesarea) dominan terjadi pada negara berkembang. Indonesia yang merupakan salah satu negara yang berstatus negara berkembang memiliki kasus 450 kematian setiap 100.000 kelahiran bayi hidup. Tujuan Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui mobilisasi dini pada ibu pasca melahirkan terhadap efektifitas penyembuhan luka Pasca Melahirkan Sectio Caesarea di RSUD Kota Kotamoagu. Penelitian ini merupakan kuantitatif description dengan metode analytic method dengan teknik cross sectional dan pendekatan observational. Dilaksanakan di ruang nifas RSUD Kota Kotamobagu, pada bulan Juni-Juli Tahun 2020. Populasi penelitian berjumlah 35 orang Ibu bayi, Sampel sebanyak 35 orang Ibu Bayi, di tentukan berdasarkan rumus total sampling method. Terdapat hubungan yang signifikan antara mobilisasi dini pasca operasi SC dengan Penyembuhan Luka Operasi dengan nilai P-0,0415. ibu yang mengalami penyembuhan luka operasi yang baik pasca mendapatkan mobilisasi dini cukup kecil bila dibandingkan dengan yang melakukan mobilisasi dini yaitu sebesar 43% dari total responden (35 orang). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemulihan keadaan luka pasca operasi yaitu waktu, gerakan fisik, peninjauan, dan infeksi pada luka pasca operasi Sectio Caesarea.
Cultural Determinants of Community in Giving Breast Milk Complementary Food to Babies in Kotamobagu City Sitti Nurul Hikma Saleh; Agustin, Agustin; Sudirman, Sudirman
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 7 No 2 (2023): Medical Technology and Public Health Journal September 2023
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v7i2.5021

Abstract

In Indonesia, achieving the proportion of timely provision of MP-ASI still needs to improve. Providing nutritious food for children and families is inseparable from the culture of the local community, especially the provision of complementary foods for breastfeeding, but cultural principles often contradict the principles of health. This study aims to ascertain the community's cultural norms regarding administering MP-ASI to infants—the cross-sectional design of this study's quantitative descriptive methodology. The population is 231 people. A sample of 148 people was determined based on the Slovin formula. The questionnaire measurement scale uses a Likert scale approach (1-5). Odds ratio analysis is used to analyze data. The study's findings revealed that most mothers with good knowledge in responding to their culture also had good complementary feeding (98.5%), where the odds ratio obtained was 19.950 with a P value. 0.002, with a Lower Bound value of 2.981 and an Upper Bound of 133.533. A good mother's attitude in responding to its relation to her culture mostly shows the proper complementary feeding (94%), with an odds ratio of 4.762 and a significance level of 0.038, a lower bound of 10.90 and an upper bound of 20,813. The cultural determinants of providing complementary feeding (MP-ASI) are in the mother's knowledge and attitude. The knowledge aspect contributes more than the mother's attitude towards proper complementary feeding practices in the local culture.  Keywords: Behavior, complementary feeding, culture, knowledge
Determinan Yang Mempengaruhi Terjadinya Bendungan Asi pada Ibu Postpartum di Kabupaten Bulukumba Husnul Khatimah; Sumarni Sumarni; Sitti Nurul Hikma Saleh; Kurniati Akhfar
DIAGNOSA: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 3 (2023): Agustus : Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/diagnosa-widyakarya.v1i3.887

Abstract

In Indonesia, there were 35,985 postpartum mothers who experienced ASI dams or (15.60%) postpartum mothers, and in 2015 postpartum mothers who experienced ASI dams were 77,231 or (37.12%). The increasing incidence of ASI dams is one of the health problems in Indonesia. Where this greatly affects the postpartum period, namely the failure to provide breast milk to infants and one of the failures to achieve coverage of exclusive breastfeeding. This study aims to determine the determinants that influence the occurrence of breast milk dams in postpartum mothers in Bulukumba Regency. This research is a quantitative descriptive study with a population of 30 postpartum mothers using total sampling. The results showed that the nipple length was the most influential factor among the five factors causing breast milk dams in the working area of ​​the Ujung Loe Health Center, Bulukumba Regency. This is based on a simple linear regression test obtained a p value of 0.04. Conclusion: From the results of the research conducted, it is known that all respondents who experienced breast milk retention were 19 mothers and 11 mothers who did not experience breast milk retention. After statistical tests were carried out using a simple linear regression test, it was found that there was a significant relationship between the causal factors, namely the nipples being too long and the occurrence of breast milk dams with a p value of 0.001.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di Puskesmas Batua Kota Makassar: Factors Associated with Perineal Wound Healing in Postpartum Mothers at Batua Health Center Makassar City Husnul Khatimah; Sitti Nurul Hikma Saleh
Promotif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 12 No. 1: JUNE 2022
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.373 KB) | DOI: 10.56338/pjkm.v12i1.2478

Abstract

Ruptur perineum (luka perineum) merupakan suatu keadaan dimana terputusnya kontuinitas jaringan perineum yang terjadi hampir pada semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada semua persalinan berikutnya. Keadaan ini bila tidak ditangani dengan baik bisa terjadi infeksi dan perdarahan yang dapat mengakibatkan tingginya morbiditas dan mortalitas ibu Infeksi nifas seperti sepsis, masih merupakan penyebab utama kematian ibu di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Jenis penelitian Cross-Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu nifas yang mengalami rupture perineum yang di rawat di Puskesmas Batua Kota Makassar. Cara pengambilan sampel adalah dengan menggunakan Accidental sampling yaitu tehnik pengambilan sampel yang dilakukan yang mengambil sampel yang ada pada saat dilakukan penelitian. Tehnik pengambilan data dengan cara mengobservasi secara langsung dan melalui Kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara personal hygiene denga penyembuhan luka perineum dimana nilai p = 0,001 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara Mobilisasi Dini denga penyembuhan luka perineum dimana nilai p = 0,000 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara Umur dengan penyembuhan luka perineum dimana nilai p = 0,000 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Diharapkan kepada Bidan untuk memberikan informasi tentang pentingnya menjaga personal hygiene, melakukan mobilisasi dan memperhatikan umur selama masa nifas.
Senam Ibu Hamil Untuk Mengatasi Kecemasan Di Desa Bunong Kec. Bintauna Kab. Bolaang Mongondow Utara Muzayyana; Sitti Nurul Hikma Saleh; Agustin; Alhidayah; Siti Masyita Mokodongan
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 4 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi September - Desembe
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i4.4872

Abstract

Masa kehamilan adalah periode dari konsepsi janin sampai kelahiran. Hamil berlangsung selama tiga trimester. Trimester satu berlangsung dari saat konsepsi hingga tiga bulan, trimester dua berlangsung dari bulan keempat hingga enam bulan, dan trimester tiga berlangsung dari saat bulan ketujuh hingga kesembilan. Wanita hamil mungkin mengalami gangguan pola tidur karena perubahan fisik dan emosi yang terjadi selama kehamilan, serta rasa tidak nyaman dan kecemasan karena persalinan. Untuk menjaga kesehatan ibu dan janin dan mengurangi risiko komplikasi kehamilan, wanita hamil disarankan untuk melakukan olahraga ringan selama kehamilan. Senam hamil adalah salah satu latihan ringan yang dapat dilakukan ibu hamil. Senam merupakan olahraga terbaik yang dapat dilakukan oleh ibu hamil menjelang persalinannya. Salah satu jenis senam yang ditujukan bagi ibu hamil adalah senam hamil, Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman, dan spontan. Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil secara fisik atau mental pada saat persalinan agar dapat berlangsung dengan cepat, aman dan spontan Senam hamil juga merupakan suatu program bagi ibu hamil sehat untuk menjaga kondisi fisik ibu dengan menjaga otot-otot dan persendian. Ibu hamil yang mengalami kecemasan untuk menghadapi persalinan belum memahami senam hamil yang dapat mengatasi keluhannya. Kecemasan berkaitan dengan keadaan khawatir berupa rasa takut atau perasaan yang tidak pasti maupun tidak berdaya, serta keadaan emosi yang belum jelas akan objek spesifiknya. Pada kehamilan ketakutan ini sering dirasakan terutama dalam menghadapi persalinan. Beban psikologi pada seorang wanita hamil, lebih banyak terjadi pada umur kehamilan trimester II dan trimester III. Wanita yang mengalami kecemasan sewaktu hamil akan lebih banyak mengalami persalinan abnormal bahkan dapat berkomplikasi pada kematian ibu dan janin. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan ibu hamil untuk mengatasi kecemasan selama kehamilan dan mengurangi ketidaknyamanan selama hamil. Hasil yang diperoleh pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah peserta edukasi di desa Bunong Kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah 10 ibu hamil. Hampir seluruh peserta berusia > 25 tahun tahun sebanyak 6 ibu hamil (60%), lebih banyak ibu hamil berpendidikan menengah 8 ibu hamil (80%) dan memiliki gravida atau kehamilan yang multigravida sebanyak 7 ibu hamil (70%) serta memiliki usia kehamilan kebanyakan trimester II sebanyak 7 ibu hamil (70%). Hasil evaluasi menurut penilaian pre test dan post test diketahui sebagian besar memiliki pengetahuan meningkat (87,67%) setelah dilakukan edukasi.