Moh. Muafi bin Thohir
Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pendidikan Orang Tua Terhadap Anak dalam Kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Karya Al-Qurtubi Moh. Muafi bin Thohir
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 9 No 1 (2016): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hak dan Kewajiban orang tua terhadap anak dalam tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurtubiy terdapat pada tiga surat, di antaranya pada surat Luqman ayat 14, surat al-Ahqaf ayat 15 dan surat al-'Ankabut ayat 8, yang di pilih mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lain, seperti menginformasikan kepada para orang tua rentetan sikap yang harus dilakukan dalam mendidik anak-anaknya. Manfaatnya menambah wawasan dalam khazanah keilmuan dan pengembangan kemampuan diri, bagi para pembaca tentang pendidikan orang tua terhadap anak, khususnya dalam kajian kitab tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurtubiy dan mengharapkan umat Islam nantinya mampu menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga umat Islam menjadi umat yang mempunyai karakteristik yang baik berlandaskan al-Qur’an dan hadis. Tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurtubiy menjelaskan tentang beberapa hak dan kewajiban orang tua terhadap anak yaitu: 1). Mendapatkan perlakuan yang baik dari anak-anaknya; 2). Seorang anak mentaati perintah orang tuanya; 3). Berbuat baik. Adapun Kewajiban orang tua terhadap anak. Di antaranya: 1). Memberikan pengetahuan akidah dan moral (akhlaq) yang baik agar senantiasa bersyukur, tidak menyekutukan Allah Swt. dan berbakti kepada orang tua. 2). Memberikan nafkah; 3). Bersabar dalam mendidik anak, menghargai pilihan anak dan mendoakan anak-anak serta keturunannya agar menjadi hamba-hamba-Nya yang baik.
Pendapat Muhadditsin Terhadap Hadits Dhoif Untuk Fadhail ‘Amal Dan Pengaruhnya Terhadap Pengamalan Ibadah Moh. Muafi Bin Thohir
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 2 No 02 (2019): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmu hadits merupakan salah satu pilar-pilar tsaqofah islam yang memang sudah selayaknya dimiliki oleh setiap kaum muslim. Dewasa ini, begitu banyak opini umum yang berkembang yang mengatakan bahwa ilmu hadits hanya cukup dipelajari oleh para salafus sholeh yang memang benar-benar memilki kredibilitas dalam ilmu agama sehingga stigma ini membuat sebagian kaum muslim merasa tidak harus untuk mempelajari ilmu hadits. Hal ini tentu sangat tidak dibenarkan karena dapat membuat masyarakat muslim menjadi kurang tsaqofah islamnya terutama dalam menjalankan sunnah-sunnah rosul. Terlebih dengan keadaan saat ini dimana sangat bayak beredar hadits-hadits dho’if dan hadits palsu yang beredar di tengah-tengah kaum uslim dan tentunya hal ini akan membuat kaum muslimin menjadi pelaku bid’ah. Jika kaum muslim masih memandang remeh tentang ilmu hadits ini maka tentu ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya bagi aqidah kaumm muslimin dalam menjalankah sunnah rosul. Oleh karena itulah, perlunya kita sebagai umat muslim memilki pengetahuan yang luas tentang ilmu hadits. Seperti yang telah diketahui bahwa hadits dhoif adalah hadits yang lemah atau hadits yang tidak memilki syarat-syarat hadits shohih dan hadits hasan. Sebagian ulama berpendapat bahwa hadits dhoif ini tidak dapat dijadikan sebagai hujjah namun sebagian ulama yang lainnya juga ada yang berpendapat bahwa hadits dhoif ini dapat digunakan sebagai hujjah. Dengan adanya khilafiah atau perbedaan pendapat diantara para ulama,maka sangat perlulah kita sebagai umat muslim mengetahui bagaimana cara kita bersikap dalam menghadapi hadits dhoif tersebut karena hal ini akan langsung berkaitan dengan aqidah dan ibadah-ibadah kita kepada Allah SWT. Hadits dhoif terbagi menjadi beberapa kelompok baik itu yang didasarkan pada pembagian berdasarkan sanad hadits atau juga matan hadits. Dalam menyikapi penerimaan dan pengamalan hadits dhoif ini terjadi khilafiah di kalangan ulama,ada yang membolehkannya dan ada juga yang secara mutlak tidak membolehkan beramal dengan hadits dhoif tersebut.
MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN PERILAKU BERIBADAH SANTRI PONDOK PESANTREN DARUN NAJAH PETAHUNAN KECAMATAN SUMBERSUKO LUMAJANG Moh. Muafi Bin Thohir
Dakwatuna: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam Vol 6 No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/dakwatuna.v6i01.501

Abstract

Behavior of santri worship at Darun Najah Islamic Boarding School PetahunanSumbersuko Lumajang, which lacks religious behavior such as a number of santri who stilldo not pray on time like dawn prayers, do not follow the activities of routine dhikr, do notread the Koran according to the specified schedule and other worship activities, areseparate problems for da'wah which need to be managed systematically through Da'wahmanagement so that they have good worship behavior. This study uses a qualitativemethod with the case study approach. The results of the study show that 1) Theimplementation of preaching management in the Islamic boarding school of Darun NajahPetahunan, Sumbersuko Subdistrict, Lumajang in improving santri worship behavior, iscarried out by planning, organizing, actualizing and overseeing the preaching program ofsantri worship behavior through the study of the yellow book material, the pesantrenculture developed is both mahdla and and ghairu mahdha. By upholding the culture ofta'dzim and polite behavior towards others and seniority created worship behavior on thestudents who not only know the teachings of Islam but also carry out the teachings ofIslam with their own awareness. 2) Supporting factors for the management of Islamicboarding school Darun Najah Petahunan Sumbersuko District Lumajang in improving thebehavior of students of religious worship include factors that desire students who havehimmah (enthusiasm) for learning, the participation of parents, awareness of runningworship services and reciting the mosque, the location of the mosque in front of theboarding school and the caregivers and religious teachers who always provide role modelsand have a good society. While the inhibiting factors are lack of discipline, the effect ofinformation technology development, increasingly negative association, theinconvenience of students to regulations, so that they require the involvement ofstudents, more affirmation of caregivers and better management of funding, increasedintensity of meetings and performance of administrators and caregivers who are closer tostudents to overcome the negative effects of information technology.
Konsep Dakwah Nabi Nuh Dalam Kitab Tafsir Al-Qurtubi Karya Abu Abdullah Muhammad Moh. Muafi Bin Thohir; Muhammad Abdul Halim Sidiq
Dakwatuna: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam Vol 7 No 1 (2021): PEBRUARI
Publisher : Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/dakwatuna.v7i1.949

Abstract

Da'wah is an activity of invitations, calls, and also the process of influencing someone to change from one condition to another desired condition. This study choses the da'wah of the Prophet Nu to be the subject of its study, due to the length of the da'wah period and the severity of the obstacles faced by the Prophet Nuh. He has a concept of da'wah which is effective and ideal to do, it is explained by Allah in the Qur'an, Surah Nuh. Prophet Nuh had gone through the toughest challenges of his people with great patience. This research focuses on explaining how the concept of da'wah the Prophet Nuh in the book Tafsir Al-Qurtubi by Abu Abdullah Muhammad. This research is also a thematic exegesis research. Therefore, this study was prepared using the thematic interpretation method or maudu'i which was initiated by Abd Al-Hayy Al-Farmawi. The results of this study are an explanation of the interpretation of verses about the concept of the Prophet Nuh, including Surah Hud: 29, Surah Nuh: 1- 3,5,8-9,28. Then the explanation of the concept of da'wah the Prophet Nuh which has three components of da'wah, among others, the method of da'wah, the content of the message and the purpose of the da'wah as well as an explanation of its realization in today's life. Keywords: Al-Qurtubi, Da'wah, Prophet Nuh, Thematic
Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara dalam Manajemen Dakwah Moh. Muafi Bin Thohir
Dakwatuna: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam Vol 7 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/dakwatuna.v7i2.1214

Abstract

The Leadership as a management concept in organizational life has a very strategic position that is always applied in organizational life. Like the concept of Javanese leadership conceptualized by Ki Hadjar Dewantara in his Javanese philosophy, namely Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tutwuri handayani which means in front of being an example, in the middle giving guidance, behind giving encouragement. The three philosophies have a relationship between humans, namely the relationship of influence and exemplary between the leader and its members because it is influenced by the authority of the leader. The leadership relationship in da'wah management will lead to the ideal figure in the da'wah organization. because the understanding of da'wah management in general is a scientific concept that focuses on the management of da'wah organizations in which the organization requires a role model leader in accordance with Islamic teachings. This study uses a descriptive-analytic research method with a socio-historical-anthropological approach. This approach is carried out to review a problem from the point of view of history with a system of thinking that follows the rules of logic freely and deeply. The concept of the Javanese philosophy of Ki Hadjar Dewantara (Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tutwuri handayani) is a Javanese leadership concept which can also be called plenary leadership or overall leadership which includes all its exemplary aspects by setting a good example for its members. Ing Ngarsa Sung Tulodo in front set the example. Ing Madya Mangun Karsa is in the middle of providing motivation. Tutwuri Handayani in the back gave encouragement. Keywords: Da’wah Management, Javanese, Leadership