Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TINGKAT KEKUMUHAN DAN ANALISIS SPASIAL PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (STUDI KASUS : SURABAYA TIMUR) Anak Agung Sagung Alit W.; Jelita Citrawati Jihan
WAKTU Vol 16 No 2 (2018): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v16i2.1667

Abstract

Kota Surabaya yang dikenal sebagai kota yang berwawasan lingkungan ternyata masih memiliki 150 hektar kawasan permukiman yang masuk dalam kategori permukiman kumuh. Hal ini ditinjau dari kondisi sanitasi, ketersediaan drainase dan kondisi letak permukiman sekitarnya. Tujuan dari kajian ini adalah mengidentifikasi tingkat kekumuhan kawasan permukiman di Surabaya Timur serta menentukan arahan penanganannya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kuantitatf dengan analisis skoring untuk menentukan tingkat kekumuhan dan analisis spasial untuk menentukan lokasi kawasan permukiman kumuh. Metode pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara serta studi literatur untuk mendapatkan data indikator tingkat kekumuhan di Kota Surabaya Timur. Tingkat kekumuhan permukiman di Surabaya Timur yang didapatkan dari hasil analisis adalah Permukiman di Kelurahan Sawunggaling dan Kelurahan Wonokusumo masuk dalam tingkat kekumuhan Sedang, sedangkan Kelurahan Kenjeran dan Kelurahan Rungkut Kidul termasuk dalam Tingkat Kekumuhan Tinggi. Analisis spasial yang dihasilkan dilihat dari keadaan dan status kondisi fisik permukiman adalah permukiman di kelurahan Sawunggaling dan kelurahan Wonokusumo termasuk dalam kategori kumuh sedang. Kelurahan Kenjeran dan kelurahan Rungkut Kidul termasuk dalam kategori kumuh berat.
PARIWISATA KABUPATEN NGADA BERBASIS PETA DIGITAL Jelita Citrawati Jihan
WAKTU Vol 17 No 2 (2019): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v17i2.2136

Abstract

Kontribusi sektor pariwisata di Kabupaten Ngada menurut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2014-2016 meningkat rata-rata 6,65% per tahun. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi atraksi dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, menganalisis sistem keterkaitan antara atraksi dengan teknik analisis sistem keterkaitan, dan pengembangan pariwisata berbasis peta digital yaitu WebGIS. Selain itu, teknik pengumpulan data meliputi observasi, dokumentasi dan pemetaan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil survei menunjukkan dua lokasi wisata tanpa tempat wisata, yaitu: Taman Wisata Alam 17 Pulau Riung dan Danau WawoMuda. Objek wisata tinju tradisional (Saghi) hanya ada di Sumber Air Panas Mangeruda. Sementara itu daya tarik kontribusi sektor pariwisata di Kabupaten Ngada menurut Produk Daerah Tari Jai adalah di Kampung Tua Bela, Bena, Nage, Wogo, Gurusina, dan Ekowisata Lekolodo. Selanjutnya, pengkodean SIG berbasis Web dan peta Google sebagai basemap, untuk menampilkan website menggunakan sistem koneksi server panel kontrol XAMPP. Rute sebagai arah dari lokasi pengguna ke situs wisata, dalam hal jarak, rute transportasi umum dan layanan lainnya. Selain itu, pariwisata WebGIS diharapkan dapat membantu wisatawan dan kawasan memainkan peran aktif dalam pengembangan pariwisata.
PENGGUNAAN DIGITAL ELEVATION MODEL UNTUK PEMANTAUAN KETINGGIAN AIR LAUT MENGGUNAKAN GABUNGAN CITRA SATELIT HIMAWARI DAN SPOT Andriani Putri; Jelita Citrawati Jihan; Hafidz Arwaa Marden
JTIK (Jurnal Teknik Informatika Kaputama) Vol 6, No 1 (2022): Volume 6, Nomor 1 Januari 2022
Publisher : STMIK KAPUTAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring perkembangan teknologi penginderaan jauh pada masa sekarang ini maka semakin banyak bidang ilmu yang memanfaatkan penginderaan jauh, contohnya dalam memantau perubahan permukaan air laut. Sementara untuk memantau perubahan permukaan air laut diperlukan resolusi spasial dan temporal yang tinggi. Hal ini dikarenakan perubahan permukaan air laut yang terjadi sangat cepat. Sayangnya, tidak ada satupun citra satelit yang memiliki resolusi spasial dan juga resolusi temporal yang tinggi. Pada penelitian sebelumnya, pengujian terhadap metode penggabungan citra STARFM diuji dengan menggunakan citra Himawari-8 dan juga SPOT. Meski dapat disimpulkan bahwa penggabungan citra tersebut sangat membantu dalam mengatasi ketidaktersediaan citra dengan resolusi spasial dan temporal tinggi, namun dari hasil accuracy assessment terlihat masih ada kesalahan atau error dengan commission error sebesar 5.73 namun memiliki Kappa Koefficient sebesar 0.82. Penelitian ini menemukan metode tambahan untuk mengatasi kesalahan tersebut, yaitu dengan menggunakan DEM sebagai acuan dalam memilih classification map. Namun ternyata DEM yang digunakan pada penelitian ini belum cukup merepresentasikan permukaan tanah sesunggunya pada studi area. Untuk tahap selajutnya dari penelitian ini yaitu memilih DEM yang sesuai sehingga pemilihan classification map nantinya akan lebih tepat.