Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia

KAJIAN ASPEK PERTUMBUHAN POPULASI POKEA (Batissa violacea celebensis Martens, 1897) DI SUNGAI POHARA SULAWESI TENGGARA Bahtiar ,; Fredinan Yulianda; Isdradjat Setyobudiandi
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 15 No. 1 (2008): Juni 2008
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.438 KB)

Abstract

Pokea merupakan bivalvia endemik Sulawesi dan bernilai  ekonomis penting bagi masyarakat Kota Kendari. Penambangan pasir dan penangkapan pokea di duga sebagai salah satu faktor penyebab menurunnya kualitas dan kuantitas pokea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan populasi pokea di lokasi penambangan pasir, lokasi penangkapan pokea dan habitat alamiahnya. Penarikan contoh pokea dilakukan di lapangan dan analisis pokea (panjang) dilaksanakan di laboratorium. Penarikan contoh dilakukan selama 3 bulan dengan ulangan setiap minggu (12 kali). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan dengan menggunakan program FiSAT 2002. Panjang cangkang pokea yang ditemukan berkisar antara 0.9-6.3 cm dengan rata-rata 3.31 ± 0.99 cm yang tersebar dalam 1-3 kelompok ukuran. Pertumbuhan populasi pokea tercepat ditemukan di habitat alamiah (stasiun I) dengan nilai koefisien 0.87 dan terendah ditemukan pada lokasi penambangan pasir (stasiun II) dengan nilai koefisien 0.44. Panjang takhingga (L∞) tertinggi ditemukan pada daerah dekat muara (stasiun IV) dengan nilai 6.59 cm dan terendah ditemukan di daerah penangkapan pokea. (stasiun III) dengan nilai 4.79 cm. Hasil ini menunjukan bahwa eksploitasi dan aktivitas penangkapan mempengaruhi kualitas pertumbuhan populasi pokea.Kata kunci: pokea, populasi, pertumbuhan.
Bio-Ecologi Kerang Lamis (Meretrix meretrix) di Perairan Marunda Isdradjat Setyobudiandi; Eddy Soekendarsih; , Yonvitner; Rini Setiawati
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 11 No. 1 (2004): Juni 2004
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.599 KB)

Abstract

Kerang lamis (Meretrix-meretrix) termasuk sumberdaya moluska (kelompok bivalva) yang bernilai ekonomi tinggi. Namun demikian kegiatan penangkapan dari sedian stok alami di perkirakan telah menyebabkan terjadinya penurunan populasi kerang lamis. Kondisi ini diperparah dengan perubahan kualitas lingkungan yang semakin memprihatinkan. Untuk itu diperlukan suatu kajian tentang upaya pengelolaan yang dapat menjamin kelangsungan sumberdaya M. meretrix melalui pendekatan ekobiologi. Pendekatan yang digunakan adalah analisis ekologi kuantitatif (keseragaman, keragaman, dominansi), analisis biostratigrafi dan analisis populasi dengan program FISAT II. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyebaran lamis mengikuti pola sebaran BOD, salinitas, karbon organik dan tingkat kekeruhan. Secara umum kerang terbagi menjadi lima kelompok ukuran, dengan kepadatan tertinggi pada ukuran 32.08-33.23 mm. Sedangkan panjang takhingga adalah 48.90 mm (L¥) dengan laju pertumbuhan 1 (K).Kata kunci: lamis (Meretrix-meretrix), panjang takhingga, keragaman, keseragaman, dominansi, biostratigrafi, pertumbuhan.
KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA SELAM DAN SNORKELING DI TUAPEJAT KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Zulfikar ,; Yusli Wardiatno; Isdradjat Setyobudiandi
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 17 No. 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.751 KB)

Abstract

Daerah Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat memiliki berbagai sumberdaya pesisir dan laut yang potensial, seperti ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang yang ada mempunyai daya tarik yang dapat dikembangkan sebagai tujuan wisata bahari, berupa aktivitas menyelam dan snorkeling. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi dan potensi ekosistem terumbu karang, mengkaji kesesuaiannya bagi aktivitas menyelam dan snorkeling, dan menghitung daya dukung dalam pengembangan tersebut. Analisis matriks kesesuaian untuk kegiatan menyelam dan snorkeling digunakan dalam kajian ini. Daya dukung dianalisis untuk menentukan jumlah turis yang dapat memanfaatkan area pada luasan tertentu. Scenic Beauty Estimate (SBE) diterapkan untuk menentukan kualitas keindahan terumbu karang. Penentuan strategi pengembangan dilakukan dengan analisis SWOT. Hasil analisis kesesuaian memperlihatkan adanya 13 area potensial untuk pengembangan daerah penyelaman dan snorkeling. Hasil analisis SBE membuktikan tingginya minat wisatawan terhadap kondisi ekosistem terumbu karang.Kata kunci: analisis kesesuaian, daya dukung, Kepulauan Mentawai, selam, snorkeling, terumbu karang, Tuapejat, wisata bahari