Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Biologi Reproduksi Ikan Baronang (Siganus guttatus Bloch 1787) di Kepulauan Seribu, Jakarta: Biologi Reproduksi Ikan Baronang (Siganus guttatus Bloch 1787) di Kepulauan Seribu, Jakarta Widiana, Widiana; Setyobudiandi, Isdradjat; Affandi, Ridwan; Wildan, Dudi Muhammad; Harahap, Antoni
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal of Tropical Fisheries Management) Vol 7 No 2 (2023): Journal of Tropical Fisheries Management
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jppt.v7i2.48569

Abstract

One important aspect of managing rabbitfish is conducting studies on their reproductive biology. The aim of this research is to examine aspects of the reproductive biology of rabbitfish, which include sex ratio, size at first maturity of gonads, spawning type, spawning season, and reproductive potential. This research was carried out five times, namely from November to December 2014 and April to June 2015 in the Seribu Islands. A total of 210 sample fish were observed, consisting of 64 female fish and 146 male fish. The results showed that the sex ratio of rabbitfish was unbalanced, the growth pattern was isometric, the average reproductive potential of rabbitfish was 96 000 eggs, and the spawning type was total spawning.
KARAKTER BIOMETRIK DAN FISIOLOGIS BENIH IKAN SIDAT (Anguilla sp.) DI MUARA SELATAN SUKABUMI, JAWA BARAT: KARAKTER BIOMETRIK DAN FISIOLOGIS BENIH IKAN SIDAT (Anguilla sp.) DI MUARA SELATAN SUKABUMI, JAWA BARAT Larasati, Aulia Nur; Affandi, Ridwan; Kamal, Mohammad Mukhlis; Wildan, Dudi Muhammad
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 16 No 1 (2025): FEBRUARI 2025
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.16.1-11

Abstract

Teluk Palabuhan Ratu merupakan tempat bertemunya beberapa muara sungai, antara lain Sungai Cimandiri, Sungai Ciletuh, Sungai Cikaso, dan Sungai Cibuni, yang merupakan jalur masuknya glass eel atau benih ikan sidat (Anguilla spp.) dari perairan laut ke muara-muara tersebut. Sungai yang berbeda memiliki kondisi kualitas air yang berbeda. Kondisi kualitas air yang berbeda ini akan menyebabkan adanya perbedaan kualitas dan kuantitas benih ikan sidat yang masuk ke muara tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan lokasi yang memiliki benih unggul dan benih yang mutunya rendah berdasarkan karakteristik biometrik dan tingkat stres benih sidat di beberapa muara di selatan Sukabumi, Jawa Barat. Informasi yang diperoleh akan dijadikan dasar dalam menetapkan lokasi yang memiliki potensi benih sidat unggul dan menetapkan lokasi yang perlu dikonservasi dan rehabilitasi. Penelitian dilakukan di empat lokasi yaitu Muara Sungai Cimandiri, Ciletuh, Cibuni, dan Cikaso, dari bulan Desember 2021-Januari 2022 waktu tersebut merupakan waktu puncak ruaya benih sidat. Parameter yang diamati meliputi fisika dan kimia air, biometrik, dan glukosa darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap lokasi memiliki nilai parameter fisika dan kimia air yang berbeda-beda, akan tetapi memiliki tingkat stres yang relatif sama. Nilai biometrik benih ikan sidat terbaik terdapat pada benih sidat yang berasal dari Muara Sungai Cimandiri, sedangkan benih yang mutunya rendah adalah benih yang ditangkap di Muara Sungai Cibuni. Oleh sebab itu, sidat yang cocok untuk kegiatan budidaya berasal dari Muara Sungai Cimandiri, sedangkan lokasi sidat yang perlu di konservasi adalan Muara Sungai Cibuni.
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN PEPETEK (Leiognathus equula) DI PESISIR PERAIRAN CILINCING, JAKARTA UTARA Awwali, Aliza Tinur; Sulistiono, Sulistiono; Wildan, Dudi Muhammad; Ervinia, Ayu; Wahyudewantoro, Gema; Haryono, Haryono
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.223-233

Abstract

Ikan pepetek (Leiognathus equula) merupakan salah satu ikan demersal yang banyak ditangkap di perairan pesisir Cilincing dan memiliki nilai yang cukup penting karena dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Cilincing baik dalam bentuk segar maupun kering. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek reproduksi ikan tersebut. Data sampel yang dikumpulkan meliputi panjang total, berat, dan aspek reproduksi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juli 2023. Sampel ikan ditangkap menggunakan alat tangkap jaring insang (ukuran mata jarring 1-2 inci). Hasil penelitian diperoleh total 150 ekor ikan pepetek (52 ekor jantan dan 98 ekor betina), hubungan panjang-berat ikan adalah W = 0.1682L2.0979 (jantan) dan W = 0.0169L2.9941 (betina). Tingkat kematangan gonad ikan pepetek betina menyebar dari TKG III sampai TKG IV, dan TKG ikan pepetek jantan menyebar dari TKG I sampai TKG IV. Berdasarkan tingkat kematangan gonad dan indeks somatik gonad, pemijahan terjadi sekitar bulan Juni dan Juli. Fekunditas ikan pepetek berkisar antara 108.287-362.667 telur. Diameter telur berkisar antara 0,18-0,514 mm, berdasarkan sebaran telur, ikan pepetek diperkirakan memiliki tipe pemijahan total.
VARIASI GLUKOSA DAN KORTISOL: STUDI AWAL RESPONS FISIOLOGIS KEPITING BAKAU SETELAH KEGIATAN TRANSPORTASI: VARIASI GLUKOSA DAN KORTISOL: STUDI AWAL RESPONS FISIOLOGIS KEPITING BAKAU SETELAH KEGIATAN TRANSPORTASI Sulistiono, Sulistiono; Marisa, Marisa; Wildan, Dudi Muhammad; Nurussalam, Wildan
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 16 No 1 (2025): FEBRUARI 2025
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.16.85-91

Abstract

Sistem pengangkutan kepiting bakau (Scylla spp.) yang selama ini dilakukan oleh masyarakat dengan meletakkan pada kotak sterofoam diperkirakan dapat menjadi pemicu tingkat stress pada biota tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai variasi glukosa dan kortisol kepiting bakau sebagai respons fisiologis setelah kegiatan transportasi. Analisis dilakukan terhadap 2 kelompok populasi kepiting bakau (I-Februari dan II-Maret 2024). Masing-masing populasi diamati sebanyak 3 kali, yaitu populasi kepiting yang baru datang dari pengambilan di lapang (H0), populasi kepiting yang sudah dipelihara 5 hari (H5), dan populasi kepiting yang sudah dipelihara selama 10 hari (H10) di karanjang plastik (30x25x20 cm3) dalam bak semen (180x180x75 cm3) yang berisi air laut (25 PSU). Kepiting diberi pakan berupa potongan ikan sebanyak dua kali. Pada populasi I, nilai glukosa dan kortisol rata-rata dari perlakuan H0 adalah 78,3±30,5 mg/100ml dan 0,5±0,1 ng/dL, pada H5 berkisar 42,7±4,9 mg/100ml dan 1,0±0,3 ng/dL, dan pada H10 berkisar 47,0±8,5 mg/100ml dan 0,6±0,2 ng/dL. Pada populasi II, pada H0 berkisar 60,4±37,4 mg/100ml dan 0,5±0,2 ng/dL, pada H5 berkisar 44,2±3,6 mg/100ml dan 0,9±0,3 ng/dL, dan pada H10 berkisar 75,2±19,7 mg/100ml (glukosa). Berdasarkan pengamatan tersebut, nilai glukosa pada kedua populasi kepiting bakau bervariasi (3,6-37,4 mg/100ml), dan melalui ANOVA nilai tersebut tidak berbeda nyata (p>0,05). Namun demikian terdapat tren penurunan pada H0 sampai H5.
Biometric and biochemical characteristics of glass eels (Anguilla spp.) collected from Cimandiri Estuary, Sukabumi Regency, Indonesia Kamal, Mohammad Mukhlis; Wildan, Dudi Muhammad; Tatag Budiardi; Agus Oman Sudrajat; Ronny Irawan Wahju; Ridwan Affandi; Mala Nurilmala
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 13 No 4 (2023): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB (PPLH-IPB) dan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB (PS. PSL, SPs. IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.13.4.634-643

Abstract

Viabilitas glass eel menentukan keberhasilan budidaya dan mengatur variabilitas rekrutmen, masing-masing sebagai benih dalam akuakultur dan populasi liarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas glass eel melalui pengukuran biometrik dipasangkan dengan analisis proksimat. Pengumpulan glass eel dilakukan setiap bulan dengan menggunakan alat tangkap sirib di Muara Cimandiry selama bulan Desember 2020 - April 2021. Aspek biometrik yang diukur adalah panjang, berat, diameter mata, jantung, dan hati, sedangkan proksimat adalah kandungan protein, lemak, karbohidrat, dan abu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang dan berat badan terus bertambah setiap bulannya, meskipun faktor kondisi tidak memperlihatkan perbedaan. Diameter mata dan bukaan mulut mengkonfirmasi penglihatan ikan predator diurnal. Jantung dan hati menunjukkan kemampuan metabolisme pada ikan perenang cepat sebagai ikan bermigrasi katadromus. Protein, lemak, karbohidrat, dan abu berfluktuasi antar bulan, meskipun perbandingan antar bulan tidak signifikan. Tidak ada konfirmasi yang jelas dari analisis proksimat pada karakter biometrik. Namun glass eel dengan ukuran terbesar pada Bulan April mungkin yang terbaik untuk benih budidaya.
EVALUASI PENGGUNAAN PASIR MALANG SEBAGAI BAHAN FILTER TERHADAP KUALITAS AIR, RESPON FISIOLOGI DAN PRODUKSI KEPITING BAKAU Scylla serrata Hastuti, Yuni Puji; Prastomo, Arul Tabah; Affandi, Ridwan; Nurussalam, Wildan; Wildan, Dudi Muhammad; Agus, Syamsul Bahri
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 12 No. 3 (2020): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v12i3.32939

Abstract

Kepiting bakau Scylla serrata merupakan salah satu komoditas krustasea yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu kendala yang belum terpecahkan dalam pemeliharaan kepiting bakau adalah tingkat stres kepiting akibat kualitas air yang menurun. Sistem resirkulasi merupakan salah satu cara untuk menjaga kualitas air selama pemeliharaan kepiting budidaya dengan penggunaan air yang sama dan berputar terus menerus melalui filter. Sistem ini dapat menggunakan berbagai material filter fisik, seperti zeolit, pasir dan material lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pasir malang sebagai filter fisik dalam budidaya kepiting bakau yang berpengaruh positif terhadap respons fisiologis dan produksi kepiting bakau. Penelitian ini dilakukan menggunakan sistem resirkulasi dengan rancangan acak lengkap yang dilakukan dalam lima perlakuan dengan tiga ulangan, yaitu pasir malang dengan bobot 0 kg (kontrol), 5 kg, 10 kg, 15 kg, dan 20 kg. Hasil penelitian membuktikan bahwa respons fisiologis dan produksi kepiting bakau terbaik diamati pada perlakuan pasir malang dengan bobot 5 kg. Perlakuan ini menunjukkan laju pertumbuhan spesifik, laju pertumbuhan bobot mutlak, laju pertumbuhan panjang mutlak, dan tingkat kelangsungan hidup kepiting bakau dengan nilai tertinggi masing-masing sebesar 0,18±0,061%, 0,13±0,05 g/hari, 0,0016±0,00006 cm/hari, dan 77,77%, namun memiliki rasio konversi pakan terendah yaitu 3,76±004. Selain itu pada perlakuan 5 kg memiliki nilai kualitas air yang mendekati kontrol.