Yunitha Asri Diantary Ni Made
STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Aktualisasi Manusia Hindu Dalam Ritual Diksa Yunitha Asri Diantary Ni Made; I Made Hartaka
Genta Hredaya: Media Informasi Ilmiah Jurusan Brahma Widya STAHN Mpu Kuturan Singaraja Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/gentahredaya.v5i1.1243

Abstract

Manusia dalam pandangan hindu terdiri dari dua unsur yakni jasmani yakni tubuh manusia dan rohani yaitu atman sebagai hakikat Tuhan dalam diri manusia. Penyatuan dua unsur ini mengangkat manusia menjadi sebagai makhluk ilahi, dimana segala hal yang tampak disekitar kita adalah hasil dari kesadaran ilahi. Setiap manusia wajib untuk mengelola diri sesuai ajaran dharma, sebagaimana tubuh manusia mempunyai makna penting bagi jiwa-atma yang menjadi akar hidup dan dilahirkan menjadi badan jasmani (sthula sarira) pada dasarnya sebagai manusia dalam pandangan Hindu adalah keutamaan atau kemuliaan. Tubuh adalah alat atau sarana sebagai wujud atas kehendak Sang Hyang Widhi yang tampak didunia, agar Sang Atma dapat menyelesaikan masalahnya dengan sarana tubuh dalam melakukan kebajikan (Dharma). Hanya melalui ajaran kerohanian dan kesusilaan agama yang disebut dharma seseorang akan dapat mencapai tujuan hidup yang tertinggi yaitu kebebasan atman/roh dari penderitaan hidup duniawiMoksa atau pembebasan adalah tujuan akhir dari umat Hindu, sehingga dalam proses pencapaiannya perlu tahapan dan fase yang cukup berat untuk dilalui. Tubuh sebagai media utama dalam menjalankan tahapan yang dimaksud patut untuk diarahkan melaksanakan tugas dan kewajiban yang berlandas dharma, sehingga tubuh manusia tidak larut dalam kegelapan atau awidya yang diakibatkan oleh keterikatan yang penuh terhadap benda-benda duniawi. Orang yang terlalu terikat dengan hal-hal duniawi akan sering menggunakan segala cara dalam mencapai tujuan duniawinya. Ajaran agama serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya wajib kiranya untuk diterapkan sebagai tahapan awal penyucian diri. Adapaun ajaran suci yang sejatinya dapat diamalkan yakni Tri Kaya parisuda, Panca yama brata, Panca Niyama Brata dan Tri Parartha. Selain itu dalam penyucian diri tidak kalah pentingnya manusia hindu untuk mempelajari pengetahuan suci para vidya dan aparavidya.Jalan diksa adalah kewajiban yang harus dijalankan di bumi, ketika manusia sadar akan tujuan dan kemampuan ilahinya. Diksa merupakan pintu pembuka menuju penyatuan dengan Tuhan. Dalam konsep yang dibangun terkait dengan diksa tidak hanya didefinisikan sebagai upacara inisiasi, melainkan diksa sebagai institusi atau pranata yang merupakan sebuah sistem terintegrasi atas berbagai sub-sistem yang terdiri atas: sisya (murid spiritual)- siksa (penggemblengan), pariksa ( seleksi), diksa (inisiasi), pandita (pendeta), sista (pendeta ahli), siva (teofani), moksa (pembebasan) untuk menghubungkan diri dengan Tuhan. Dengan demikian diksa adalah proses penyucian diri. Orang yang mediksa sebenarnya adalah menyucikan diri, dan tidak ada lain, karena para pandita adalah orang suci yang sudah terlahir kedua kalinya dari sastra. Melalui pelaksanaan diksa dengan benar dan sesuai aturan, manusia dapat mengaktualisasikan dirinya di jalan yang benar untuk menjadi manusia suci lahir batin.
KEBUGARAN JASMANI DAN ROHANI PERSPEKTIF TEOLOGI HINDU Yunitha Asri Diantary Ni Made
Jnanasidanta Vol 1, No 2 (2020): Teologi Hindu
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/jnana.v1i2.492

Abstract

Body fitness is one of the important things that need to be considered in life, sometimes humans forget to take care of the body which is the main key in the success or failure to do activities. The better physical fitness of a person, the stronger the physical or endurance they have. Caring for physical fitness is not only felt by the physical, various bodily functions and mental health will have a positive impact. Seeing the importance of the meaning of the physical body in the Hindu view, then in the Vedas and all the knowledge that becomes its branches always emphasize in its description, that the care of the physical body, both those related to cleanliness, health, purity and all related matters should be maintained with orderly, harmonious and remain conducive. Regular physical body care according to the principles of dharma, sistacra or sacred traditions is considered religious worship, soul which is a spark of Parama atma (Brahma) can reside comfortably in it. A clean and holy Physical Body will awaken the spiritual fitness of the human being. The method used in this study is a descriptive method that will systematically describe the physical fitness of the human body physically and spiritually.
KONTRIBUSI PURA BEJI SANGSIT PADA PRODI TEOLOGI HINDU STAHN MPU KUTURAN SINGARAJA Yunitha Asri Diantary Ni Made; putu maria ratih anggraini; I Wayan Titra Gunawijaya
Genta Hredaya: Media Informasi Ilmiah Jurusan Brahma Widya STAHN Mpu Kuturan Singaraja Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/gentahredaya.v6i2.2354

Abstract

Pendidikan agama Hindu pada setiap perguruan tinggi memerlukan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusianya. Manusia menjadi faktor penting dalam kemajuan bangsa, melalui pendidikan diharapkan nilai-nilai kemanusiaan diwariskan, tidak hanya diwariskan namun juga mampu menginternalisasikan pada watak dan kepribadiannya, sehingga pendidikan itu menjadi penting untuk digapai setiap manusia. Hakikat pendidikan akan memberikan landasan yang kuat terhadap praktik pendidikan dalam upaya memanusiakan manusia. Upaya yang dilakukan manusia untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya dengan jalan menerapkan pengetahuan. Begitu pula dengan STAHN Mpu Kuturan Singaraja khususnya pada Program Studi Teologi Hindu yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam membentuk generasi muda hindu yang berkarater tri kaya parisudha, sehingga setiap pendidikan yang diberikan pada prodi Teologi Hindu mengimplementasikan nilai-nilai luhur tri kaya parisudha dengan melaksanakan pendidikan yang langsung menuju masyarakat desa di Pura Beji Sangsit, melalui struktur pura, setiap prosesi dan ritual yang diselenggarakan, serta berbagai pemujaan pada Pura Beji ini mampu memberikan kontribusi kepada mahasiswa di Prodi Teologi dalam mengamalkan ajaran agama Hindu.