Muhsinin, Mahmud
Universitas Muhammadiyah Surabaya

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Kajian Non-muslim Terhadap Islam Kajian Semantik Toshihiko Izutsu Terhadap Al-Quran Muhsinin, Mahmud
Islam Kontemporer Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In view of Toshihiko Izutsu, the Arabs do not like the Greeks who likes to philosophize and think global. Pre-Islamic Arab nation is a nation of pragmatists, fatalist, and particularist, who prefer to reveal the details rather than global. Izutsu give a neat illustration, if an Arab find a tree, then he is happy to tell as much detail as possible branches, leaves much detail as possible, or the beauty of the flowers with a variety of expressions. Perhaps this is the reason why the Arabic language is rich with the term for an object that looked the same. However, on the other hand, they tend to not see the tree as a system.The arrival of the Koran in the middle of the Arabs led to words and specific terminology previously unconnected become closely intertwined and form a system and a new world view, which departed from the concept of God. As the word "taqwa", which originally means human or animal attitudes that try to defend themselves from enemy attacks, then converted by Islam to "fear God to obey". The word "taqwa" is now connected to the word "Allah". The word "taqwa" which was originally not an important word in Arabic, a keyword in the Quranic worldview. Likewise with other key words.Thus, Islam has changed the paradigm of the Arab nation which was originally a man-centered (anthropocentric) into views that are expressly stated to be the centrality of God (theocentric) in life, though without denying the human role. Both are linked by certain relationships. The Arabs of ignorance, although recognizing God as the creator, but never acknowledge Gods role in human life.
Ta’awun Membangun Masyarakat yang Berdaya: Pemberdayaan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Cuci Tangan di RT 03 / RW 04 Kelurahan Dukuh Sutorejo, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya Mahmud Muhsinin; Tutut Putri Rahayu
Humanism : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 3 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/hm.v2i3.10201

Abstract

PAbstrak Program pengabdian merupakan kegiatan manusiawi yang dapat dilakukan oleh semua orang. Tidak memandang usia, baik yang sudah lanjut usia maupun yang masih muda. Dalam pengabdian banyak sekali hal ilmu serta pengalaman yang dapat diberikan dan ditularkan kepada sesama manusia dan masyarakat. Dari berbagai jurusan perkuliahan yang dapat diambil manfaat dalam teori maupun manfaat yang dapat di terapkan di masyarakat. Metode program malalui 3 tahapan, yaitu pertama tahap observasi, kedua tahap pendekatan sosial dan ketiga tahap pelaksanaan program. Pelaksanaan program juga dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu : pertama perencanaan, kedua  pelaksanaan dan ketiga evaluasi. Kesimpulan program kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat diharapkan oleh warga. Kegiatan pelatihan dan sosialisasi pembuatan sabun cuci tangan dari minyak jelantah mendapatkan perhatian yang serius dari perangkat desa. Sebagaimana disampaikan oleh ketua RT pak Wafiq al Muiz bahwa warga mengharapkan ada pelatihan kembali terkait pembuatan sabun tersebut dan berharap pembuatannya bisa dilakukan dalam skala besar.Kata kunci : Minyak jelantah, sabun cuci tangan, masyarakat berdaya, pengabdian masyarakat 
Desain Kurikulum Berbasis Islamic Worldview Mahmud Muhsinin; Khozin Khozin
Al Hikmah Vol 8 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ah.v8i1.13169

Abstract

Membentuk akhlak siswa merupakan hal yang mendasar dalam pendidikan Islam . Terbentuknya akhlak sangat berkaitan dengan konsep pandangan dunia seseorang. Membentuk pandangan dunia anak merupakan hal yang penting dalam sebuah pendidikan. Pendidikan Islam  harus memperhatikan Islamic worldview agar bisa membentuk siswa yang berakhlak dan berkepribadian Islam . Bagaimana konstruksi kurikulum pendidikan perspektif/berbasis Islamic worldview? inilah pertanyaan yang ingin dijawab oleh penelitian ini. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan sebuah kurikulum yang berbasis Islamic worldview. Hasil penelitian : Komponen tujuan kurikulum adalah membentuk anak didik yang menghamba kepada Allah semata dan bersikap sebagai khalifah dalam keseharian. Komponen kedua isi kurikulum, yaitu mengenalkan Allah, manusia dan alam. Komponen ketiga strategi kurikulum, yaitu proses pembelajaran dilakukan dengan mengutamakan aspek amal atau perbuatan atau praktek. Pembelajaran dilakukan dengan strategi pengalaman siswa. Strategi pembelajaran ini mengajak siswa untuk praktek dan mengungkapkan pengalamannya untuk dilakukan pembinaan agar praktek yang dilakukan bisa lebih baik lagi. Komponen keempat evaluasi, yaitu kelulusan siswa dan evaluasi tingkat keberhasilan strategi kurikulum. Penilaian kelulusan siswa dengan komposisi 40% penilaian kognitif dan 60% penilaian akfektif dan moral.
Studi Komparasi: Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Islam Dan UUD 1945 Mahmud Muhsinin
Al Hikmah Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.198 KB) | DOI: 10.30651/ah.v4i2.2645

Abstract

Abstrak Penelitian ini termasuk penelitian pustaka (libraryresearch), yaitu penelitian yang sumber datanya diambil dari buku-buku dan tulisan sebagai sumber utama. Sedangkan penelitian ini bersifat deskriptif-analisis-komparatif, yaitu metode penelitian dengan mengadakan perincian terhadap obyek yang diteliti dengan jalan menggambarkan, memilah-milah serta membandingkan antara satu dengan yang lain, sehingga dalam obyek penelitian dapat diketahui secara lebih tajam dalam memahami adanya persamaan dan perbedaan dalam obyek penelitian. Dari penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya perbedaan diantara keduanya bermuara pada ada tidaknya nuansa teologis. Dalam Islam penerapan dan pengamalan hak dan kewajiban manusia merupakan bagian dari bentuk ibadah dan mendapatkan pahala. HAM dalam Islam dapat dikatakan sebagai HAM partikular-universal. Sedangkan dalam UUD 1945 sebagai konstitusi sebuah negara plural lebih bernuansa moral yang pengamalannya bukan merupakan ibadah, tetapi lebih pada terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis. Oleh karena itu HAM dalam UUD 1945 lebih bersifat universal-kontekstual. Namun demikian secara konseptual, formulasi HAM dalam Islam sesuai dengan konsepsi HAM dalam UUD 1945 yang secara nyata melindungi dan menghormati hak-hak setiap individu dalam masyarakat dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip persamaan dan kebebasan seta menyeimbangkan hak dan kewajiban setiap individu atau kelompok tanpa harus merugikan dan membatasi hak-hak yang lain demi terciptanya keadilan dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kata Kunci : Hak Asasi Manusia, Islam, UUD 1945
Kajian Semantik Al-Qur'an: Melacak Kata Muslim Dalam Al-Qur‟an Mahmud Muhsinin
Al Hikmah Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.117 KB) | DOI: 10.30651/ah.v3i2.944

Abstract

Penelitian ini akan mencoba melakukan penelitian semantik makna muslim dalam al qur’an. Apa makna kata muslim dalam al qur’an ? berapa banyak ayat yang memuat kata muslim dalam al qur’an ? Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan semua ayat yang mengandung atau terdapat kata muslim baik dia berbentuk tunggal atau berbentuk jamak (banyak). Dari berbagai makna kalimat tersebut, kemudian dilakukan analisa makan kata muslim perkalimat atau per ayat, barulah kita mendiskripsikan apa itu muslim ? Kata muslim terdapat di 39 ayat yang tersebar di 24 surat. Kata muslim disematkan kepada para Nabi dan pengikutnya. Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir dan kata muslim disematkan kepada Nabi Muhammad dan pengikutnya. Sifat orang muslim diantaranya : Beriman kepada Al qur’an, Beriman kepada semua Nabi, Beribadah hanya kepada Allah tidak mempersekutukan Nya dengan apa pun, Berdakwah kepada tauhid dengan ikhlas mengharapkan pahala dari Allah, Istiqomah dalam ketakwaan, Tidak sombong dan berserah diri kepada Allah, Mau mendengar al qur’an dengan penuh ketaatan, Bersegera untuk pasrah kepada Allah (bertaubat), Orang muslim adalah orang yang beruntung di akhirat, Orang muslim sangat memperhatikan keadaan keluarga, mendoakan mereka, berbakti kepada ibu bapak, Orang muslim akan bersungguh-sungguh dalam menjelankan agama islam.
Melayu Dan Islam Dalam Perspektif Sejarah Mahmud Muhsinin
Al Hikmah Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.624 KB) | DOI: 10.30651/ah.v5i2.4278

Abstract

AbstrakKita mengenal bangsa melayu identic dengan Islam. Sudah menjadi ciri khusus bahwa orang melayu beragama Islam, bahkan budaya mereka juga berlandaskanIslam. Kerekatan Melayu dengan Agama Islam menjadi focus penelitian daritulisan ini. Bagaimana sejarah perkembangan budaya dan sastra Melayu hinggaakhirnya melebur dengan Agama Islam. Ada 3 periode perkembangan sastra melayu, yaitu Periode Hindu-Budha, Periodeawal Islam, dan periode Klasik. Periode Hindu-Budha merupakan periode dariabad 7 sampai abad ke-14, di periode ini wilayah Sumatra dan SemenanjungMalaka dalam pengaruh Hindu-Budha. Pada periode ini bangsa melayu mulaimengenal untuk membaca dan menulis. Karya sastra yang berkembang pada masaini didominasi oleh hikayat-hikayat dari Hindu-Budha. Periode awal islammerupakan periode masuknya islam ke nusantara. Di masa ini sastra melayu mulaidiislamisasikan, mereka mengenal islam dengan budayanya. Periode ini di abadke-14 sampai abad ke-16. Yang ketiga, periode klasik sastra melayu. Periode inidi abad ke-16 sampai abad ke-19. Di masa ini karya-karya sastra melayumenunjukkan jati dirinya sebagai sastra bagian dari budaya dunia islam.
Puasa Menurut Islam dan Katolik Mahmud Muhsinin
Al Hikmah Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.909 KB) | DOI: 10.30651/ah.v1i2.1056

Abstract

Skripsi ini membahas puasa menurut islam dan katolik. Puasa menurut islam adalah menahan makan dan minum serta menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.syarat dan rukun puasa adalah meliputi berakal,baligh,dan kuat berpuasa.adapun rukun puasa adalah meliputi niat,dan menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.macam-macam puasa meliputi puasa sunat,puasa makhruh,dan haram berpuasa. Yang termasuk puasa sunat adalah meliputi puasa enam hari bulan syawal,puasa arofah,puasa asyuro,danpuasa senin kamis.ibadah puasa mengandung hikmah diantaranya tanda terima kasih kepada allah,rasa sosial terhadap semua manusia,dan menjaga kesehatan.puasa menurut katolik adalah menahan makan dan minum serta menjauhi dari hal-hal yang membatalkan dan merusak puasa.umat katolik berpuasa dan berpantang yang artinya adalah tanda pertobatan,tanda penyangkalan diri,dan tanda kita mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan yesus.macam macam puasa katolik meliputi puasa hari agung,puasa seminggu dua kali ,puasa mengusir setan,dan puasa perdamaian .adapun hikmah puasa meliputi ,mendekatkan diri dari tuhannya menolong sesame manusia termasuk golongan orang-orang fakir dan miskin dan menjaga kesehatan. Kata kunci : Puasa Islam dan Katholik
Strategi Majelis Pembina Kesehatan Umum Muhammadiyah Melawan Pandemi Covid 19 Mahmud Muhsinin; Romelah Romelah
Al Hikmah Vol 7 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.81 KB) | DOI: 10.30651/ah.v7i2.5417

Abstract

Wabah covid 19 menjadi wabah yang dialami oleh semua bangsa dan negara di bumi ini. Penyebarannya telah merata di semua negara. Indonesia sendiri telah mengalami wahab ini satu tahun lamanya hingga saat ini wabah ini belum hilang. Berbagai elemen masyarakat ikut menanggulangi wabah covid 19, termasuk Muhammadiyah. Rumah sakit Muhammadiyah merupakan rumah sakit swasta yang berada digarda terdepan dalam menanggulangi wabah covid 19. Kesigapan tersebut merupakan hasil dari pembinaan yang dilakukan oleh Muhammadiyah terhadap amal usahanya, dalam hal ini dilakukan oleh Majelis Pembina Kesehatan Umum Muhammadiyah. Bagaimana strategi  Majelis Pembina Kesehatan Umum Muhammadiyah dalam melawan pandemi Covid 19 ? inilah tujuan penelitian ini. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna. Cara pandang penelitian bergaya induktif, berfokus pada kekhususan. Objek penelitian bersifat alamiah, pengumpulan data menggunakan teknik trianggulasi, analisa data bersifat induktif. Hasil penelitian lebih menekankan makna. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi majelis kesehatan Muhammadiyah ketika masa pandemi dan masa pasca pandemi. Hasil penelitian bahwa proses pembinaan oleh Majelis Pembina Kesehatan Umum Muhammadiyah dilakukan secara bertahap, dimulai dari menselaraskan dan menyamakan visi hidup karyawan dengan visi amal usaha, yaitu mengikuti visi misi muhammadiyah. Proses kedua menanamkan keyakinan atau ruh amal usaha, yang mengikuti ruh dan keyakinan gerakan Muhammadiyah. Proses ketiga, bersikap sesuai dengan ketentuan amal usaha, yang mengikuti amalan warga Muhammadiyah.
Pernikahan Menurut Perspektif Islam dan Hindu Imam Syafi'i; Mahmud Muhsinin
Al Hikmah Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.636 KB) | DOI: 10.30651/ah.v2i1.1101

Abstract

Dalam Islam banyak ayat hukum al-Qur‟an yang mengatur masalah keluarga, termasuk perkawinan. Salah satu hal yang paling menonjol dari akulturasi hukum dan budaya Hindu dan Islam adalah masalah perkawinan, dimana saat ini banyak berlaku adat kebiasaan di masyarakat yang tidak murni menganut ketentuan hukum Islam, namun bercampur dengan peninggalan hukum Hindu. Hal ini disebabkan munculnya kerajaan-kerajaan Hindu di Nusantara membuat dominasi agama Hindu dalam kehidupan masyarakat semakin efektif, kerajaan-kerajaan Hindu di Nusantara menerapkan hukum Hindu dalam keseharian masyarakatnya. Perkawinan adalah suatu aqad atau perikatan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa ketenteraman serta kasih sayang dengan cara yang diridhai Allah SWT. Wiwaha dalam agama Hindu mempunyai arti dan kedudukan yang khusus di dalam kehidupan manusia yaitu awal jenjang gruhstha. Dimana pertalian yang syah antara seorang lelaki dan seorang perempuan untuk waktu yang lama. Dari penelitian banyak adat pernikahan yang digunakan orang muslim khususnya di Indonesia yang sama Seperti halnya adat upacara pernikahan umat Hindu seperti menginjak Telur, menabur beras Kuning, Kembang Mayang, pengantin duduk bersanding, melempar sirih dll. Kesimpulannya banyak masyarakat muslim di Indonesia yang masih cenderung mengikuti adat yang berlaku di kalangan masyarakat tanpa mengetahui dasar maupun dalilnya, dan tanpa mempedulikan apakah itu diperbolehkan dalam syariat atau malah dilarang. Dimana adat-adat yang digunakan banyak persamaannya dengan adat budaya upacara pernikahan umat Hindu dan tidak sesuai dengan syariat yang diajarkan Rasulullah SAW. Kata Kunci : Pernikahan, Islam, Hindu
Puasa Tekstual Dan Kontekstual Dalam Islam Mahmud Muhsinin
Al Hikmah Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.011 KB) | DOI: 10.30651/ah.v4i1.2332

Abstract

Abstrak Puasa merupakan tempat pembinaan bagi setiap muslim untuk membina dirinya, di mana masing-masing mengerjakan amalan yang dapat memperbaiki jiwa, meninggikan derajat, memotivasi untuk mendapatkan hal-hal yang terpuji dan menjauhkan diri dari hal-hal yang merusak. Juga memperkuat kemauan, meluruskan kehendak, memperbaiki fisik, menyembuhkan penyakit, serta mendekatkan seorang hamba kepada Rabb-nya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Puasa tekstual adalah suatu definisi tentang hal hal yang berkaitan dengan puasa berdasarkan teks teks yang menjadi sumber akan pengertian tentang puasa dalam islam yakni Al Qur’an dan hadist serta pendapat para ulama’ terhadap teks teks Al Qur’an dan hadist Puasa kontekstual adalah puasa berdasarkan teks namun dilihat dari sudut pandang yang berbeda atau dilihat dari subyek/pelaku puasa. Secara kontektual orang yang berpuasa dilatih selalu memperhatikan keadaan sosial, Begitu juga secara tekstual orang yang berpuasa tidak makan dan minum seharian, setidaknya ia bisa merasakan, bagaimana rasanya menjadi orang-orang kelas bawah yang hidupnya serba kekurangan dan kesulitan. Kata kunci: Puasa tekstual, kontekstual.