Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBANDINGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI MUSIM KEMARAU DAN MUSIM PENGHUJAN DI KECAMATAN SUKOMORO Djoko Rahardjo; Galuh adi Wijaya
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 2, No 1 (2018): MARCH
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v2i1.397

Abstract

RINGKASANTujuan penelitian adalah menganalisa perbandingan Kelebihan dan kekurangan di musim hujan dan musim kemarau pada usahatani bawang merah. penggunaan metode survei pada penelitian ini dilaksanakan di kecamatan sukomoro bulan oktober-november  2016. 100 petani sebagai responden dipilih secara purposive dengan mendatangi satu-persatu. Alat analisanya dengan metode statistik deskriptif. Hasil dari penelitian Perbandingan penanaman bawang merah pada musim penghujan mempunyai keunggulan yakni rata-rata biaya usahatani bawang lebih kecil dari musim kemarau, umur memanen yang lebih cepat dengan 50-60 hari saja, penanaman yang cocok dengan varietas bauji dengan segala kelebihan varietas ini saat penghujan, serta pemberian pupuk dan pestisida yang lebih sedikit dibanding pada musim kemarau. Sedangkan kelemahannya adalah menunggu waktu lebih untuk mengeringkan bawang merah yang basah atau dijual dengan harga selisih dibanding saat bawang merah kering. Kata kunci: komparatif, bawang merah, musim hujan, musim kemarau.
Exploring Informal Corruption Through Local Wisdom in Community-Based Zakat Institutions Galuh Adi Wijaya; Wheny Khristianto, Wheny Khristianto; Panca Oktawirani; Deni Pramono
Electronic Journal of Social and Political Sciences (E-SOSPOL) Vol. 12 No. 1 (2025): Reforming Social and Political Issues
Publisher : Rumah Jurnal, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/e-sospol.v12i1.53719

Abstract

Community-based zakat management is a critical component of Islamic welfare systems, grounded in participation, social trust, and local wisdom. However, such systems are not immune to informal corruption. This study investigates the forms and drivers of informal corruption in local zakat distribution and examines how local cultural norms may legitimize or mitigate such practices. Using a qualitative approach with a descriptive-analytical design, the research integrates literature review, discourse analysis, and case documentation in Putukrejo village. Findings reveal three major patterns of informal corruption: nepotistic distribution, discretionary deductions by zakat managers, and non-transparent reporting. These are legitimized through patron-client relationships, elite dominance, and uncritical local norms. The study argues for a hybrid governance model combining public deliberation, community-based transparency, and social auditing. Reinvigorating local wisdom as a form of ethical control aligned with Islamic public ethics is essential to establishing a more equitable, participatory, and accountable zakat governance framework.