Rufaidah Aslamiah
Gadjah Mada University

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kejahatan Sunyi: Potret Pelecehan Seksual Buruh Perempuan Rufaidah Aslamiah; Milda Longgeita Pinem
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jsu.v14i1.17759

Abstract

The number of female workers has begun to show equality between men and women. However, the workforce sector is very prone to gender injustice, one of which is sexual harassment of women workers. A study in 2017 conducted by Perempuan Mahardhika shows that 56.5% of 773 workers had experienced some forms of sexual harassment in the workplace, especially at KBN Cakung. Based on this, questions arise to be able to find out how the portrait of sexual harassment of women workers at KBN Cakung. This study aims to reveal the voices of women workers against silent crime in the workplace. This study uses a feminist standpoints method to acknowledge women's voices. In this study, a purposive technique accompanied by a gatekeeper determined the informants. The results of this study indicate a portrait of sexual harassment experienced by female workers, both verbally, psychologically, as well as physically. There are four forms of harassment found outside the 16 established forms, namely voyeurism, online-based sexual harassment, forced dating with a marriage mode and also intimidation. The existence of reduction carried out by the structure makes silent crime unable to be categorized as the dominant discourse about crime, a new model of crime that cannot be framed by a conventional paradigm. AbstrakSemakin banyaknya keterlibatan perempuan di sektor publik seperti bidang ketenagakerjaan, maka dipercaya hadir pula kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Namun, keyakinan seperti itu ternyata tidak cukup karena pada kenyataannya masih banyak buruh perempuan mengalami sexual harassment. Salah satu kasus pelecehan seksual tersebut dikaji oleh organisasi Perempuan Mahardhika pada tahun 2017 yang menunjukkan bahwa sekitar 56,5% dari 773 buruh perempuan di KBN Cakung pernah mengalami bentuk pelecehan seksual. Berdasarkan data tersebut, muncul pertanyaan terkait potret pelecehan seksual buruh perempuan di KBN Cakung. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap suara para buruh perempuan dalam melawan kejahatan sunyi atau kejahatan yang tidak teridentifikasi di tempat kerja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian feminist standpoint yang berfungsi untuk mengangkat suara buruh perempuan. Teknik penentuan informan adalah purposive, dengan didampingi oleh gate keeper atau mereka yang bisa memberi akses bagi para buruh perempuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan potret pelecehan seksual yang dialami oleh buruh perempuan baik secara verbal, psikis, maupun fisik. Ditemukan empat bentuk pelecehan di luar 16 bentuk yang sudah diidentifikasi yakni voyeurisme, pelecehan seksual berbasis online, kencan paksa dengan modus dinikahi, dan juga adanya intimidasi. Adanya kecenderungan reduksi defenisi kriminalitas oleh perspektif formal atau konvensional, membuat kejahatan sunyi yang dialami buruh perempuan seringkali tidak dilihat sebagai praktek kriminalitas.