Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Implementasi Modul Human Resource Management Berbasis ERP Open Source Studi Kasus: PT. XYZ Riva Abdillah Aziz; arfan sansprayada; Kartika Mariskhana
Jurnal Teknologi Informatika dan Komputer Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Informatika dan Komputer
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jtik.v8i1.841

Abstract

Maju dan mundurnya sebuah perusahaan tergantung seberapa besar kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Perusahaan dituntut untuk menjaga dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya jika ingin tetap berkembang. Salah satu cara menjaga kualitas sumber daya yang baik adalah dengan mengelola management SDM dengan cara-cara yang tepat. Dibutuhkan sebuah sistem komputerisasi pencatatan SDM yang baik agar ketika management perusahaan membutuhkan penilaian terhadap seorang karyawan data-data yang dibutuhkan dapat didapatkan dengan cepat dan akurat. Namun bukan rahasia lagi bahwa harga sistem HRIS (Human Resource Information System) tidaklah murah, dibutuhkan alokasi anggaran yang lumayan besar jika ingin mengimplementasikan sistem HRIS tersebut. Untungnya saat ini banyak bermunculan sistem berbasiskan HRIS yang open source. PT. XYZ yang saat ini di dalam pengelolaan pencatatan karyawannya masih menggunakan cara-cara manual berencana akan menggunakan sistem pengelolaan SDM menggunakan sistem HRIS berbasiskan ERP open source. Namun sayangnya PT XYZ mengalami kesulitan di dalam menentukan modul-modul apa saja yang akan digunakan. Dalam penelitian ini tahapan metode pengembangan sistem yang digunakan adalah: identifikasi kebutuhan sistem, perancangan sistem, analisa kebutuhan modul odoo, dan implementasi Sistem. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa modul-modul SDM yang cocok untuk digunakan oleh PT. XYZ adalah: modul Employees, modul Time Off, dan modul Attendances.
Pelatihan Microsoft Excel 2016 Untuk Menunjang Kegiatan Administrasi Bagi Staff Dan Guru TPQ Bina Ummah Mohammad Badrul; Riva Abdillah Aziz; Yumi Novita Dewi; Laila Septiana
TRIDHARMADIMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Jayakarta Vol 2 No 1 (2022): PKM-TRIDHARMADIMAS (July 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Jayakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52362/tridharmadimas.v2i1.835

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang dipengaruhi oleh teknologi informasi. baik dalam proses pembelajaran formal di sekolah maupun nonformal berupa pelatihan di luar sekolah. TPQ Bina Ummah merupakan lembaga pendidikan yang mengadakan kegiatan pendidikan yang bersifat keagamaan, khususnya agama Islam, seperti membaca dan menulis Al Qur’an serta materi keagamaan lainnya seperti, Bahasa Arab, Fiqih, Hadits Arbain, Siroh nabawi, Akidah Akhlaq. Dalam mengisi kegiatan atau rutinitas hariannya selain mendidik siswa atau siswi, Tenaga Pendidik ataupun Staff di lingkungan TPQ Bina Ummah tidak lepas dari kegiatan administrasi, salah satunya adalah pengelolaan data pokok pendidik ataupun dalam pembuatan laporan keuangan atau laporan pertanggung jawaban kegiatan kepada pihak lain yang bersifat administrasi matematis.Kemampuan yang dimiliki juga sebatas dalam membuat tabel dan menghitung besaran tertentu secara manual, tanpa menggunakan formula yang telah ada pada software tersebut. Oleh karena kurangnya frekuensi mereka dalam berinteraksi dengan Microsoft Excel sehingga membuat staff dan tenaga pendidik tidak memiliki cukup kemampuan dalam membangun logika mereka dalam membuat rumus yang lebih kompleks. Dengan diadakannya pengabdian kepada masyarakat dengan materi Microsoft Excel 2016 di lingkungan TPQ Bina Ummah diharapkan dapat menunjang kegiatan administrasi matematis seperti pembuatan data pokok pendidik, membuat laporan keuangan, menghitung anggaran kegiatan, membuat rincian penggunaan dana bantuan, merinci rincian penggunaan dana BOS, dan lain-lain. dan memberikan pengetahuan tentang pemahaman menggunakan rumus dan logika dengan aplikasi Microsoft Excel
KONSEP TA’ĀWUN DALAM KRITIK TERHADAP PENETAPAN BATAS MAKSIMAL USIA KEPERSERTAAN PADA ASURANSI SYARIAH TA’ĀWUN Riva Abdillah Aziz; Ending Solehudin
Asy-Syari'ah Vol 24, No 2 (2022): Asy-Syari'ah
Publisher : Faculty of Sharia and Law, Sunan Gunung Djati Islamic State University of Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/as.v24i2.16445

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to review the concept of ta’āwun taught by Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam and the reality of ta’āwun practice in the Islamic insurance industry in Indonesia. This research is also intended as a critique and input on the current practice of implementing ta’āwun. In contrast to conventional insurance, which uses a sale and purchase contract in its transactions, Sharia insurance uses the concept of ta’āwun in its transaction contracts. Qs. Al-Maidah verse 2 is the legal basis of this ta’āwun concept. This research used qualitative methods, the descriptive approach, and library research. The results of this study conclude that the concept of ta’āwun used by Islamic insurance currently needs to fully reflect the concept of ta’āwun in Qs Al-Maidah verse 2,  which has been practised by Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam and his friends. In practice, Sharia insurance companies set a maximum age limit for prospective participants, while the maximum age for participation is 65 years. This maximum age limit for participation means that not all prospective Sharia insurance participants can be accepted as customers. It is undoubtedly different from the practice of ta’āwun that existed at the time of Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, where the concept of ta’āwun was carried out without knowing the conditions. It is fitting for Sharia insurance to adhere to the principle of monotheism properly and rely on Allah Subhanallahu Wata'ala to carry out the wheels of its Sharia insurance business by not limiting participation age. Sharia insurance practitioners naturally adhere to the principles of ta’āwun and monotheism and believe with certainty that to worship Allah Subhanallahu wa Ta'ala, even though there is no age limit for participation, the company will still get the benefits expected in other ways.Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengulas konsep ta’āwun yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dan realita praktik ta’āwun di dunia industri asuransi syariah di Indonesia. Penelitian ini juga dimaksudkan sebagai kritik dan masukan terhadap praktik penerapan ta’āwun yang berlangsung saat ini. Berbeda dengan asuransi konvensial yang mempergunakan akad jual beli dalam transaksinya, asuransi Syariah menggunakan konsep ta’āwun dalam akad transaksi­nya. Qs. Al-Maidah ayat 2 adalah landasan hukum dari konsep ta’āwun ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah kualitatif, adapun pendekatan yang digunakan adalah desktiptif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah Kepustakaan (Library Research). Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa konsep ta’āwun yang digunakan asuransi Syariah saat ini masih belum mencerminkan sepenuhnya konsep ta’āwun yang ada di dalam Qs. Al-Maidah ayat 2 yang sudah dipraktikan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dan para sahabatnya. Dalam praktiknya, perusahaan asuransi Syariah menetap­kan batas maksimal usia bagi calon peserta, adapaun maksimal usia kepersertaan adalah 65 tahun. Pembatasan maksimal usia kepersertaan ini  membuat tidak semua calon peserta asuransi Syariah dapat diterima menjadi nasabah. Hal ini tentu berbeda dengan praktik ta’āwun yang ada di jaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam di mana konsep ta’āwun yang dilakukan tanpa mengenal syarat. Sudah sepatutnya asuransi Syariah memegang prinsip tauhid dengan benar serta bertawakal kepada Allah Subhanallahu Wata’ala dalam menjalankan roda bisnisnya dengan tidak membatasi usia kepersertaan. Para praktisi asuransi Syariah sudah sewajarnya meme­gang prinsip ta’āwun, tauhid dan yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa dengan niat beribadah kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala, walaupun tidak ada pembatasan usia kepersertaan, tetap akan mendapatkan keuntungan sebagaimana yang diharapkan oleh perusahaan.