Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Evaluasi Penggunaan Warfarin Oral Terhadap Nilai INR Pasien Jantung Rawat Jalan RSU Kabupaten Tangerang 2018 Sefi Megawati; Trisna Lestari; Wahyu Laras Setyani
Jurnal Farmagazine Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v6i2.140

Abstract

Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian, angka kematian terbesar di dunia disebabkan oleh penyakit jantung dan stroke menurut WHO 2016. Perdarahan sering terjadi pada pasien jantung yang mendapatkan terapi warfarin oral, penggunaan antikoagulan harus diimbangi dengan pemeriksaan INR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbaikan hasil INR setelah pemberian warfarin oral dengan berbagai dosis serta frekuensi terjadinya kasus perdarahan akibat terapi warfarin oral. Metode penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan secara retrospektif menggunakan data lengkap pasien berupa diagnosa penyakit, dosis penggunaan warfarin, serta hasil pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbaikan hasil INR setelah pemberian warfarin oral dengan 27% pasien yang mencapai target nilai INR 2-3 dan sebanyak 48% pasien yang tidak mencapai target nilai INR 2-3. Kasus perdarahan yang terjadi pada pasien jantung akibat pemberian warfarin oral sebanyak 2%.
ANALISA KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN BPJS KESEHATAN DENGAN FORMULARIUM NASIONAL DI PUSKESMAS KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016 Trisna Lestari; Yusi Anggriani; Dian Ratih Laksmitawati
Jurnal Farmagazine Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v6i2.144

Abstract

lJaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Salah satu tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama melalui sistem jaminan kesehatan adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS). Pemenuhan kebutuhan pasien berupa jenis obat yang harus tersedia pada peresepan dan pemesanan perlu disusun suatu daftar (formularium) dari semua obat yang ada di stok atau sudah tersedia. Dalam penggunaan obat di Puskesmas untuk pasien BPJS Kesehatan berpedoman pada standar terapi yang dikeluarkan oleh kementrian kesehatan yaitu formularium nasional (fornas) agar penggunaan obat pada pasien lebih rasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat pasien BPJS Kesehatan dengan Formularium Nasional berdasarkan kelas terapi dan kesesuaian ketersediaan item obat formularium nasional dengan daftar item obat formularium nasional di Puskesmas Kabupaten Tangerang Tahun 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif non eksperimental yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian Kesesuaian peresepan Obat dengan Formularium Nasional Berdasarkan Kelas Terapi dari 10 besar tertinggi sudah mencapai 100%, pada kesesuaian total peresepean yang di resepkan di puskesmas kabupaten Tangerang baru mencapai > 80%. Sedangkan rata-rata proprosi item obat formularium nasional dengan daftar item obat formularium nasional maish sangat rendah >50%. Kesimpulan penelitian ini adalah peresepan obat pasien BPJS Kesehatan dengan Formularium Nasional berdasarkan kelas terapi di puskesmas kabupaten Tangerang tahun 2016 sudah sesuai sedangkan ketersediaan item obat formularium nasional dengan daftar item obat formularium nasional masih belum sesuai. Kata kunci : BPJS Kesehatan, Peresepan, Formularium nasional
REVIEW JURNAL: EDUKASI DAN SWAMEDIKASI PENGGUNAAN OBAT CACING PADA MASYARAKAT: JOURNAL REVIEW : EDUCATION AND SELF-MEDICATION OF THE USE OF WORM MEDICINE IN THE COMMUNITY Trisna Lestari; Anisah; Atiqoh Rohmawati; Aulia Oktaviani; Dian Dwi Septiani; Difa Rayhan Firdaus; Enih Nindi Astuti; Muhamad Annas Sidik
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 5 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v5i1.579

Abstract

Kecacingan adalah penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh parasit berupa cacing. Penyakit kecacingan biasanya terjadi di anak-anak usia 1 sampai 12 tahun, yang disebabkan karena anak belum bisa menjaga kebersihan. Prevensi penyakit kecacingan masih tinggi terutama di wilayah beriklim tropis dan sub tropis. Faktor penyebab tingginya prevensi  kecacingan yaitu rendahnya tingkat sanitasi pribadi (sikap hidup bersih serta sehat) dan buruknya sanitasi lingkungan. Tujuan dari review jurnal ini yaitu untuk mengetahui tingkat swamedikasi obat cacing di masyarakat. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap pengetahuan pencegahan kecacingan, peneliti menemukan bahwa masyarakat kurang memiliki pengetahuan tentang pencegahan kecacingan. Oleh karena itu edukasi tentang helminthiasis sangat diperlukan. Konseling kesehatan membantu menyebarkan pengetahuan masyarakat khususnya dalam pengobatan kecacingan, terutama bagi orang tua yang memiliki anak. Kata kunci: edukasi, swamedikasi. kecacingan, obat cacing
REVIEW JURNAL : GAMBARAN SWAMEDIKASI TERHADAP PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK DAN ANTIPIRETIK Trisna Lestari; Astuti, Nurmaya; Silvia Zahara, Vira Ratu; Rizky, Muhamad; Yasmin; Kunaedi, Aan
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v5i2.1032

Abstract

Swamedikasi merupakan upaya seseorang dalam mengobati dan mengatasi keluhan yang dialaminya tanpa menggunakan resep dari dokter. Rata-rata rumah tangga di indonesia melakukan pengobatan sendiri dengan cara menyimpan obat. Demam merupakan keadaan meningkatnya suhu normal diatas 37,5?C.yang disebabkan oleh terganggunya reaksi imun dalam tubuh yang terjadi pada otak bagian hipotalamus. Demam merupakan penyakit yang umum terjadi pada bayi dan anak. Obat Analgetik dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan rasa sakit, sehingga masyarakat umumnya memilih obat analgetik sebagai swamedikasi. Tujuan dari review jurnal ini adalah memberikan gambaran swamedikasi demam dengan pengobatan analgetik dan antipiretik. Metode penelitian dilakukan dengan metode literature review matrix. Penelusuran jurnal menggunakan akademik Google Scholar yang diterbitkan dengan rentang waktu 5 tahun terakhir (2019-2023). Didapatkan dari 5 jurnal yang berkaitan bahwa Analgesik atau antipiretik  adalah obat yang seingkali dipilih oleh masyarakat karena efek yang ditawarkan dengan pemberian obat ini dapat meredakan atau menurunkan nyeri yang dirasakan masyarakat. Hasil penelitian menyatakan tingkat pengetahuan pengetahuan dalam katagori baik namun tetap butuh peranan apoteker dalam tindakan konseling yang diberikan dalam pasien yang melakukan swamedikasi. Kata kunci : Swamedikasi, Demam, Analgetik, Antipiretik.
ANALISIS INTERAKSI OBAT PADA PASIEN COVID-19 DENGAN PENYAKIT STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RSD GUNUNG JATI CIREBON Rizki Nurbaeti; Nur Rahmi Hidayati; Trisna Lestari; Sulistiorini Indriaty; Nina Karlina; Lela Sulastri; Yayan Rizikiyan
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v5i2.1681

Abstract

Interaksi obat covid-19 dengan penyakit stroke harus mendapatkan perhatian khusus karena pasien membutuhkan berbagai macam obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, potensi interaksi obat, tingkat keparahan interaksi obat, gambaran jenis obat dan jumlah obat yang berinteraksi, serta hubungan antara karakteristik pasien dengan interaksi obat pada pasien. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah rekam medik pasien terdiagnosa covid-19 dengan penyakit stroke yang memenuhi kriteria inklusi. Terdapat 71 pasien terdiagnosa covid-19 dengan penyakit stroke, sebanyak 43 pasien berpotensi interaksi obat, karakteristik pasien paling banyak dialami oleh perempuan (63,38%), berdasarkan usia 45-59 tahun (33,80%), dan tingkat keparahan tahapan Monitor ketat (61,73%). Obat yang paling banyak interaksi yaitu aspirin + vitamin C (5,56%). Hubungan jumlah obat yang digunakan dan yaitu pasien dengan jumlah obat >5 obat lebih banyak terjadi interaksi sebesar (52,11%). Pasien terdiagnosa covid-19 dengan penyakit stroke beresiko tinggi mengalami interaksi obat karena adanya penyakit penyerta pada pasien sehingga terapi obat lebih banyak. Kata kunci: interaksi obat, covid-19, stroke, rekam medik
REVIEW JURNAL : GAMBARAN SWAMEDIKASI TERHADAP PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK DAN ANTIPIRETIK Trisna Lestari; Astuti, Nurmaya; Silvia Zahara, Vira Ratu; Rizky, Muhamad; Yasmin; Kunaedi, Aan
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v5i2.1032

Abstract

Swamedikasi merupakan upaya seseorang dalam mengobati dan mengatasi keluhan yang dialaminya tanpa menggunakan resep dari dokter. Rata-rata rumah tangga di indonesia melakukan pengobatan sendiri dengan cara menyimpan obat. Demam merupakan keadaan meningkatnya suhu normal diatas 37,5?C.yang disebabkan oleh terganggunya reaksi imun dalam tubuh yang terjadi pada otak bagian hipotalamus. Demam merupakan penyakit yang umum terjadi pada bayi dan anak. Obat Analgetik dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan rasa sakit, sehingga masyarakat umumnya memilih obat analgetik sebagai swamedikasi. Tujuan dari review jurnal ini adalah memberikan gambaran swamedikasi demam dengan pengobatan analgetik dan antipiretik. Metode penelitian dilakukan dengan metode literature review matrix. Penelusuran jurnal menggunakan akademik Google Scholar yang diterbitkan dengan rentang waktu 5 tahun terakhir (2019-2023). Didapatkan dari 5 jurnal yang berkaitan bahwa Analgesik atau antipiretik  adalah obat yang seingkali dipilih oleh masyarakat karena efek yang ditawarkan dengan pemberian obat ini dapat meredakan atau menurunkan nyeri yang dirasakan masyarakat. Hasil penelitian menyatakan tingkat pengetahuan pengetahuan dalam katagori baik namun tetap butuh peranan apoteker dalam tindakan konseling yang diberikan dalam pasien yang melakukan swamedikasi. Kata kunci : Swamedikasi, Demam, Analgetik, Antipiretik.
ANALISIS INTERAKSI OBAT PADA PASIEN COVID-19 DENGAN PENYAKIT STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RSD GUNUNG JATI CIREBON Rizki Nurbaeti; Nur Rahmi Hidayati; Trisna Lestari; Sulistiorini Indriaty; Nina Karlina; Lela Sulastri; Yayan Rizikiyan
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v5i2.1681

Abstract

Interaksi obat covid-19 dengan penyakit stroke harus mendapatkan perhatian khusus karena pasien membutuhkan berbagai macam obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, potensi interaksi obat, tingkat keparahan interaksi obat, gambaran jenis obat dan jumlah obat yang berinteraksi, serta hubungan antara karakteristik pasien dengan interaksi obat pada pasien. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah rekam medik pasien terdiagnosa covid-19 dengan penyakit stroke yang memenuhi kriteria inklusi. Terdapat 71 pasien terdiagnosa covid-19 dengan penyakit stroke, sebanyak 43 pasien berpotensi interaksi obat, karakteristik pasien paling banyak dialami oleh perempuan (63,38%), berdasarkan usia 45-59 tahun (33,80%), dan tingkat keparahan tahapan Monitor ketat (61,73%). Obat yang paling banyak interaksi yaitu aspirin + vitamin C (5,56%). Hubungan jumlah obat yang digunakan dan yaitu pasien dengan jumlah obat >5 obat lebih banyak terjadi interaksi sebesar (52,11%). Pasien terdiagnosa covid-19 dengan penyakit stroke beresiko tinggi mengalami interaksi obat karena adanya penyakit penyerta pada pasien sehingga terapi obat lebih banyak. Kata kunci: interaksi obat, covid-19, stroke, rekam medik
REVIEW JURNAL : GAMBARAN SWAMEDIKASI TERHADAP PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK DAN ANTIPIRETIK Trisna Lestari; Astuti, Nurmaya; Silvia Zahara, Vira Ratu; Rizky, Muhamad; Yasmin; Kunaedi, Aan
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v5i2.1032

Abstract

Swamedikasi merupakan upaya seseorang dalam mengobati dan mengatasi keluhan yang dialaminya tanpa menggunakan resep dari dokter. Rata-rata rumah tangga di indonesia melakukan pengobatan sendiri dengan cara menyimpan obat. Demam merupakan keadaan meningkatnya suhu normal diatas 37,5?C.yang disebabkan oleh terganggunya reaksi imun dalam tubuh yang terjadi pada otak bagian hipotalamus. Demam merupakan penyakit yang umum terjadi pada bayi dan anak. Obat Analgetik dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan rasa sakit, sehingga masyarakat umumnya memilih obat analgetik sebagai swamedikasi. Tujuan dari review jurnal ini adalah memberikan gambaran swamedikasi demam dengan pengobatan analgetik dan antipiretik. Metode penelitian dilakukan dengan metode literature review matrix. Penelusuran jurnal menggunakan akademik Google Scholar yang diterbitkan dengan rentang waktu 5 tahun terakhir (2019-2023). Didapatkan dari 5 jurnal yang berkaitan bahwa Analgesik atau antipiretik  adalah obat yang seingkali dipilih oleh masyarakat karena efek yang ditawarkan dengan pemberian obat ini dapat meredakan atau menurunkan nyeri yang dirasakan masyarakat. Hasil penelitian menyatakan tingkat pengetahuan pengetahuan dalam katagori baik namun tetap butuh peranan apoteker dalam tindakan konseling yang diberikan dalam pasien yang melakukan swamedikasi. Kata kunci : Swamedikasi, Demam, Analgetik, Antipiretik.
ANALISIS INTERAKSI OBAT PADA PASIEN COVID-19 DENGAN PENYAKIT STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RSD GUNUNG JATI CIREBON Rizki Nurbaeti; Nur Rahmi Hidayati; Trisna Lestari; Sulistiorini Indriaty; Nina Karlina; Lela Sulastri; Yayan Rizikiyan
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v5i2.1681

Abstract

Interaksi obat covid-19 dengan penyakit stroke harus mendapatkan perhatian khusus karena pasien membutuhkan berbagai macam obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, potensi interaksi obat, tingkat keparahan interaksi obat, gambaran jenis obat dan jumlah obat yang berinteraksi, serta hubungan antara karakteristik pasien dengan interaksi obat pada pasien. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah rekam medik pasien terdiagnosa covid-19 dengan penyakit stroke yang memenuhi kriteria inklusi. Terdapat 71 pasien terdiagnosa covid-19 dengan penyakit stroke, sebanyak 43 pasien berpotensi interaksi obat, karakteristik pasien paling banyak dialami oleh perempuan (63,38%), berdasarkan usia 45-59 tahun (33,80%), dan tingkat keparahan tahapan Monitor ketat (61,73%). Obat yang paling banyak interaksi yaitu aspirin + vitamin C (5,56%). Hubungan jumlah obat yang digunakan dan yaitu pasien dengan jumlah obat >5 obat lebih banyak terjadi interaksi sebesar (52,11%). Pasien terdiagnosa covid-19 dengan penyakit stroke beresiko tinggi mengalami interaksi obat karena adanya penyakit penyerta pada pasien sehingga terapi obat lebih banyak. Kata kunci: interaksi obat, covid-19, stroke, rekam medik