Bukhari Abdul Shomad
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PROBLEM MINORITAS DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Shomad, Bukhari Abdul
Analisis: Jurnal Studi Keislaman Vol 12 No 1 (2012): Analisis: Jurnal Studi Keislaman
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajsk.v12i1.631

Abstract

Islam, more specifically, the Koran as its   original source, has infrequently  been  made  a scapegoat  in a number  of religious  and ethnicity contained-humanitarian  issues. This paper aims at tracing the Qur’anic  paradigm  of majority-minority  relations  in public  life which is heterogeneous.  By the use of humanistic  hermeneutics,  the author  affirms the existence  of Islam  as a humanistic  religion  that upholds human rights and dictates the minority-majority  relations set up in a frame of ummatan wasat}an. The author analyzes   the terms of human being in the language of the Koran, namely: al-insa>n, al- basyar and an-na>s which all shows the meaning of human equality in general, and furthermore,  protection of their individuals and   social rights in the frame of rah}matan lil ‘a>lami>n . According to the author, the term majority-minority  is a new concern in Islam. In the context of  community  of  religious  diversity,  Islam  introduced  the  concept of “People  of the Book”  regardless  of whether  or not non-Muslim religious groups are in the position of minority or majority. The term Ahl az\-Z|immah used to refer to non-Muslim communities living under Islamic government  can not also be equated with the term minority. The word “z\immi” which means those under protection denotes their assurance of security and  safety; hence  this could not be  interpreted as “helpless” or “inferiority”.
Studi Al-Qur’an dalam Lensa Orientalis: Antara Kritik dan Kontribusi Indri, Indri; Masayu Nisa Malihah; Bukhari Abdul Shomad
Al-Shamela : Journal of Quranic and Hadith Studies Vol. 3 No. 2 (2025): Al-Shamela : Journal of Quranic and Hadith Studies
Publisher : CV. Doki Course and Training

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61994/alshamela.v3i2.1041

Abstract

Sebagian besar orientalis berasumsi bahwa Al-Qur’an bukanlah wahyu murni, melainkan teks religius yang sarat dengan jejak tradisi Yahudi dan Kristen. Artikel bertujuan menganalisis kajian orientalis, yang secara umum menegaskan bahwa kandungan ajaran Yahudi serta sejumlah unsur doktrin Kristen memberikan pengaruh signifikan terhadap konstruksi al-Qur’an. Orientalis secara umum memahami bahwa dogma serta kisah para nabi yang disampaikan Muhammad dalam Al-Qur’an tidak bisa dilepaskan dari rujukan Alkitab. Bahkan, mereka menilai bahwa tanpa acuan kitab suci Yahudi-Kristen, banyak narasi dalam Al-Qur’an yang tidak bisa dipahami secara utuh. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif-analitis serta telaah pustaka. Dari hasil kajian literatur, terungkap bahwa orientalisme tidaklah monolitik, di satu sisi terdapat kritik tajam dan kecenderungan reduksionis terhadap asal-usul Islam, namun di sisi lain ada pula kontribusi ilmiah yang objektif, khususnya dalam bidang filologi, kajian bahasa Semantik, serta kronologi sejarah teks. Dengan demikian, orientalisme dapat dipandang sebagai medan akademik yang ambivalen, di mana bias ideologis bercampur dengan capaian ilmiah yang bernilai. Penelitian ini berkontribusi dalam melengkapi kajian pengaruh pemikiran orientalis terhadap studi Al-Qur’an, mengakui sumbangan orientalis dalam bidang bahasa dan sejarah teks, serta menekankan perlunya sikap kritis umat Islam agar tidak menolak atau menerima pandangan mereka secara berlebihan.