Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALYSIS OF DEIXIS IN PITCH PERFECT 2 MOVIE Kholifatul Ainiyah; Surya Sili; Setya Ariani
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 3 (2019): Juli 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.211 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i3.2008

Abstract

This study aimed to find out the types of deixis and contexts used by Beca Mitchell character in Pitch Perfect 2 movie. In order to fulfill the two aims, this study used two theories: Levinson’s (1983) five types of deixis were used to find out the types of deixis, while Panevová and Hana’s (2011) four types of context were used to find out the types of context appeared in each utterance of Beca Mitchell character. This study was a qualitative research with content analysis as its approach. Moreover, this study used words as its data in the forms of narrations and dialogues uttered by Beca Mitchell character taken from Pitch Perfect 2 movie script. The results of this study showed there were five types of deixis used by Beca Mitchell character: person deixis (40% of first person, 23% of second person, and 6% of third person), time deixis usage as 12%, place deixis usage as 6% shown in both types: proximal and distal, discourse deixis usage as 6%, and social deixis usage as 7% shown only in the relational type that considered the closeness of relationship between Beca and her hearers. Meanwhile, there were four types of context appeared: physical, linguistic, social, and epistemic. The conclusions showed that Beca Mitchell used Levinson’s five types of deixis along with four types of context by Panevová and Hana to help her getting clearer about things she said in her utterances. As the implications, theoretically, this study was capable of giving the understanding about Levinson’s deixis and Panevová-Hana’s contexts. While practically, this study had shown that film also used deixis as its speech variety similar with the communication done in real world even though the film used in this study, Pitch Perfect 2 movie was a fiction one. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tipe-tipe deiksis dan konteks yang digunakan oleh karakter Beca Mitchell dalam film Pitch Perfect 2. Untuk memenuhi kedua tujuan tersebut, maka penelitian ini menggunakan dua teori: lima tipe deiksis dari Levinson (1983) untuk menemukan tipe-tipe deiksis dan teori empat tipe konteks dari Panevová dan Hana (2011) untuk menemukan tipe-tipe konteks yang ada dalam tiap ujaran deiksis karakter Beca Mitchell. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan analisa konten. Lebih lanjut, penelitian ini menggunakan kata-kata sebagai datanya yang berupa narasi-narasi dan dialog-dialog yang diujarkan oleh karakter Beca Mitchell dalam skrip film Pitch Perfect 2. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat lima tipe deiksis yang digunakan oleh karakter Beca Mitchell: deiksis orang (40% orang pertama, 23% orang kedua, dan 6% orang ketiga), deiksis waktu sebanyak 12%, deiksis tempat sebanyak 6% dalam dua tipe: proksimal dan distal, deiksis wacana sebanyak 6%, dan deiksis sosial sebanyak 7% yang hanya muncul dalam satu tipe yaitu relasional yang mana melibatkan kedekatan hubungan antara Beca dan para lawan bicaranya. Sementara itu, terdapat empat tipe konteks yang muncul yaitu: fisikal, linguistik, sosial, dan epistemik. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa Beca Mitchell menggunakan lima tipe deiksis milik Levinson bersamaan dengan empat tipe konteks milik Panevová dan Hana untuk membantunya dalam memberikan ujaran-ujaran yang lebih jelas. Sebagai implikasi dari penelitian ini yaitu secara teori bahwa penelitian ini dapat memberikan pengertian tentang deiksis milik Levinson serta konteks dari Panevová dan Hana. Secara praktik, penelitian ini telah membuktikan bahwa film juga menggunakan deiksis sebagai variasi bentuk ujarannya yang hakikinya juga sama dengan komunikasi yang dilakukan dalam dunia nyata terlepas dari fakta bahwa film yang digunakan dalam penelitian ini, Pitch Perfect 2 merupakan fiksi.