- Yusran
Universitas Budi Luhur

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Mengkaji Neoliberal Institusionalisme Uni Eropa dalam Problematika Implementasi Kebijakan Migrasi Pada Traktat Lisbon [Assessing the Neoliberal Institutionalism of the European Union through the Problematic Implementation of the Libson Treaty Migration Policy] - Yusran; Afri Asnelly; - Elistania
Verity: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional (International Relations Journal) Vol 8, No 16 (2016): July - December
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/verity.v8i16.722

Abstract

As a neoliberal institution, European Union has succeded in integrating. However, after the treaty establishing a constitution for Europe was failed to be ratified, European Union is experiencing setback of legitimacy. European Union later imposed Lisbon Treaty that was arranged right after the failure of constitution treaty. Still, the implementation of Lisbon Treaty triggered some new issues due to its content that is more or less similar to the previous unratified treaty. One of the issues came from the migration policy. The rejection from some of the member countries explained the legitimacy crisis on the institution of European Union. This legitimacy crisis is surely a negative precedent for European Union as a neoliberal institution. As in neoliberal institutionalism, an institution is supposed to be an independent variable when a state decides to cooperate and integrate itself in an institution. This writing is aimed to review the neoliberal institutionalism of European Union in the problems of the migration policy implementation upon Lisbon Treaty.This research used qualitative method, with neoliberal institutionalism as its core theory. This research found that European Union as an institution lacks of consideration towards the condition of its member states in making regulations. This can be seen on how the migration regulation on Lisbon Treaty still could not be implemented uniformly on all the member states. Besides, the refusal of Estonia, Hungary and Slovakia upon this migration regulation strengthen the crisis of legitimacy in European Union as a neoliberal institutionalism.. The spesific finding upon this migration issues on Lisbon Treaty brought us to a conclusion that the neoliberal institutionalism in European Union needs to be examined due to the decadence of the institution’s legitimacy.
Kajian Green Politics Theory Dalam Upaya Menangani Krisis Ekologi Laut Indonesia Terkait Aktifitas Illegal Fishing Yusran .; Afri Asnelly
Indonesian Journal of International Relations Vol 1 No 2 (2017): INDONESIAN JOURNAL OF INTERNATIONAL RELATIONS
Publisher : Indonesian Association for International Relations

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.572 KB) | DOI: 10.32787/ijir.v1i2.29

Abstract

Tulisan ini bertujuan menganalisis permasalahan illegal fishing di Indonesia dengan menggunakan pemikiran Green Politics Theory. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik analisis deskriptif, tulisan ini berupaya menemukan upaya yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengatasi krisis lingkungan laut Indonesia terkait aktifitas illegal fishing.  Cara pandang yang tepat untuk    menyelesaikan krisis lingkungan laut adalah menggunakan ekosentrisme karena menjadikan kelestarian ekologi sebagai sasaran utama. Setelah mengarah pada cara pandang ekosentris, pemerintah Indonesia perlu untuk melakukan studi perbandingan terhadap negara-negara yang sudah menggunakan GPT dalam landasan politik dan konstitusinya. Upaya selanjutnya adalah restrukturisasi politik yang berorientasi pada kesinambungan ekologi. Selanjutnya adalah memperluas desentralisasi. Terakhir, upaya penanganan illegal fishing dilakukan dengan pemberdayagunaan kearifan lokal. Cara pandang Green Politics Theory bisa memberikan alternatif solusi dalam upaya menangani krisis lingkungan laut Indonesia terkait illegal fishing, karena gagasannya yang ekosentris dapat menjaga konsistensi ekologis walaupun rezim pemerintahan silih berganti.
Indonesia's Efforts to Improve Its Soft Power In International Cooperation With The European Union Afri Asnelly; Yusran Yusran
Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies Vol. 1 No. 1 (2023): July
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/jsgs.v1i1.7

Abstract

Abstrak: Kerjasama pendidikan internasional melekat dengan soft power, karena salah satu instrumen pembentuk soft power adalah educational power. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan soft power-nya dalam kerjasama pendidikan internasional dengan Uni Eropa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menjadikan soft power sebagai kerangka pemikiran utama. Penelitian ini menemukan bahwa untuk meningkatkan soft power Indonesia dalam kerjasama pendidikan dengan Uni Eropa, nation branding bidang pendidikan harus diwujudkan dan ditingkatkan. Selanjutnya, Indonesia juga harus mengoptimalkan dan memperluas skema kerjasama agar dapat meningkatkan posisi tawar dalam negosiasi kerjasama. Selain itu, Indonesia juga dapat memberdayakan local genius sebagai daya tarik bidang pendidikan karena ternyata Uni Eropa sudah memiliki ketertarikan terhadap hal itu. Oleh karena itu penelitian ini menyimpulkan bahwa Indonesia harus merubah cara-cara lama yang membuat posisi tawar Indonesia lemah, dan menggunakan cara-cara baru yang potensial untuk membangun educational power dan meningkatkan soft power-nya dalam kerjasama pendidikan dengan Uni Eropa.    Abstract: International education cooperation is attached to soft power, because one of the instruments to form soft power is educational power. This study aims to describe the efforts that can be made by the Indonesian government to increase its soft power in international education cooperation with the European Union. The method used in this research is a qualitative method. Soft power is the main theory used in this research. This study found that to increase Indonesia's soft power in education cooperation with the European Union, nation branding in education must be realized and improved. Furthermore, Indonesia must also optimize and expand cooperation schemes in order to improve their bargaining position in cooperation negotiations. In addition, Indonesia can alsoempower local geniuses as an attraction in the field of education because it turns out that the European Union already has an interest in it. Therefore, this study concludes that Indonesia must change previous ways that have weakened Indonesia's bargaining position and use potential new ways to build educational power and increase its soft power in educational cooperation with the European Union.