Ihsan Kamaludin
Gadjah Mada University, Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Dynamics of Law Enforcement of the Islamic Criminal Law in Aceh in the Indonesian Democratic System Rabiatul Adawiah; Ihsan Kamaludin
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies Vol 5, No 2 (2021): July - December 2021
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/it.v5i1.4721

Abstract

This study focuses on analyzing the dynamics of the application of the Criminal Code (Qanun Jinayah) in the Aceh region. In the Pancasila democratic system run by the Indonesian state, the government guarantees the right of every citizen and belief group to manifest their teachings, but there are some areas that have the authority to enforce special policies such as Aceh which has ratified regional regulations based on Islamic law and the State supports the application of the rules. the. The method used in this study is descriptive qualitative research expected to be able to reveal qualitative information with description-analysis using the strategy used in this research is a case study. This research indicates that the implementation of Qanun Jinayah carried out in Aceh often results in differences of opinion because some parties consider that the application of the law overlaps with human rights which is usually implemented in democratic countries such as Indonesia, moreover the law also applies to non-Muslim residents who live in Aceh. However, there are also several parties who continue to support the implementation of the Qanun Jinayah to continue to be enforced because they have followed special rules ratified by the Government of Indonesia. Penelitian ini berfokus untuk menganalisa dinamika penerapan Peraturan Tindak Pidana (Qanun Jinayah) di wilayah Aceh. Di dalam sistem demokrasi Pancasila yang dijalankan oleh negara Indonesia, pemerintah menjamin hak setiap warga negara maupun kelompok kepercayaan untuk memanifestasikan ajarannya, namun terdapat beberapa wilayah yang memiliki otoritas untuk memberlakukan kebijakan khusus seperti Aceh yang telah mengesahkan peraturan daerah bedasarkan syariat Islam dan Negara mendukung penerapan aturan tersebutMetode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang dimaksudkan untuk menganalisa topik secara mendalam serta menggunakan strategi studi kasus. Penelitian ini mengindikasikan bahwa penerapan Qanun Jinayah yang dilakukan di Aceh sering kali menghasilkan perbedaan pendapat dikarenakan beberapa pihak menilai bahwa penerapan hukum tersebut tumpang tindih dengan hak asasi manusia, apalagi hukum tersebut juga berlaku bagi penduduk non-muslim yang tinggal di daerah Aceh. Meskipun demikian, terdapat juga beberapa pihak yang terus mendukung penerapan Qanun Jinayah tersebut untuk dapat terus diberlakukan karena sudah mengikuti aturan khusus yang disahkan oleh Pemerintah Indonesia
The New Da’wah Strategy among Millennial Generations through Tiktok During Pandemic Fany Nur Rahmadiana Hakim; Ihsan Kamaludin; Shifa Nisrina Sujana
Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies Vol 7, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/islam_realitas.v7i2.4756

Abstract

This research focuses on the strategy of public figures who develop religious content in order to spread religious values among the millennial generation, especially during the pandemic.  The rampant use of the TikTok platform during the COVID-19 pandemic was not only deployed as an entertainment medium but was also used by many people to be able to spread propaganda and missions to disseminate religious values among the millennial generation. This is due to the popularity of that platform has skyrocketed, making some content creators and public figures develop the marketing of their ideological values on social media. By using the theory of social change and the concept of the development of communication, the authors try to analyze the phenomena that in question. This study uses a qualitative descriptive method with the TikTok application observation technique and seeks to explore various information in depth to find various facts that can explain this phenomenon. We also found that millennials who use the TikTok platform often start to look at various religious content and some are even active in filling the content because they are inspired by public figures who spread similar content. Moreover, some lecturers often provide religious information using music or duet features so as to encourage application users to spread religious teachings and share religious knowledge.Penelitian ini berfokus pada strategi tokoh masyarakat yang mengembangkan konten religi dalam rangka menyebarkan nilai-nilai agama di kalangan generasi milenial, terutama di masa pandemi. Maraknya penggunaan platform TikTok di masa pandemi COVID-19 tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan tetapi juga dimanfaatkan oleh banyak orang untuk bisa menyebarkan dakwah dan misi penyebarluasan nilai-nilai agama di kalangan generasi milenial. Hal ini dikarenakan popularitas platform tersebut yang meroket, membuat beberapa content creator dan public figure mengembangkan pemasaran nilai-nilai ideologisnya di media sosial. Dengan menggunakan teori perubahan sosial dan konsep perkembangan komunikasi, peneliti mencoba menganalisis fenomena yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik observasi aplikasi TikTok dan berupaya menggali berbagai informasi secara mendalam sehingga mampu menemukan berbagai fakta yang dapat menjelaskan fenomena tersebut. Kami juga menemukan bahwa generasi milenial yang menggunakan platform TikTok sering mulai melihat berbagai konten religi dan bahkan ada yang aktif mengisi konten tersebut karena terinspirasi oleh tokoh masyarakat yang menyebarkan konten serupa. Apalagi beberapa dosen sering memberikan informasi agama dengan menggunakan fitur musik atau duet sehingga mendorong pengguna aplikasi untuk dapat menjalankan ajaran agama dan membagikan ilmu agama
The New Da’wah Strategy among Millennial Generations through Tiktok During Pandemic Fany Nur Rahmadiana Hakim; Ihsan Kamaludin; Shifa Nisrina Sujana
Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies Vol 7, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.245 KB) | DOI: 10.30983/islam_realitas.v7i2.4756

Abstract

This research focuses on the strategy of public figures who develop religious content in order to spread religious values among the millennial generation, especially during the pandemic.  The rampant use of the TikTok platform during the COVID-19 pandemic was not only deployed as an entertainment medium but was also used by many people to be able to spread propaganda and missions to disseminate religious values among the millennial generation. This is due to the popularity of that platform has skyrocketed, making some content creators and public figures develop the marketing of their ideological values on social media. By using the theory of social change and the concept of the development of communication, the authors try to analyze the phenomena that in question. This study uses a qualitative descriptive method with the TikTok application observation technique and seeks to explore various information in depth to find various facts that can explain this phenomenon. We also found that millennials who use the TikTok platform often start to look at various religious content and some are even active in filling the content because they are inspired by public figures who spread similar content. Moreover, some lecturers often provide religious information using music or duet features so as to encourage application users to spread religious teachings and share religious knowledge.Penelitian ini berfokus pada strategi tokoh masyarakat yang mengembangkan konten religi dalam rangka menyebarkan nilai-nilai agama di kalangan generasi milenial, terutama di masa pandemi. Maraknya penggunaan platform TikTok di masa pandemi COVID-19 tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan tetapi juga dimanfaatkan oleh banyak orang untuk bisa menyebarkan dakwah dan misi penyebarluasan nilai-nilai agama di kalangan generasi milenial. Hal ini dikarenakan popularitas platform tersebut yang meroket, membuat beberapa content creator dan public figure mengembangkan pemasaran nilai-nilai ideologisnya di media sosial. Dengan menggunakan teori perubahan sosial dan konsep perkembangan komunikasi, peneliti mencoba menganalisis fenomena yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik observasi aplikasi TikTok dan berupaya menggali berbagai informasi secara mendalam sehingga mampu menemukan berbagai fakta yang dapat menjelaskan fenomena tersebut. Kami juga menemukan bahwa generasi milenial yang menggunakan platform TikTok sering mulai melihat berbagai konten religi dan bahkan ada yang aktif mengisi konten tersebut karena terinspirasi oleh tokoh masyarakat yang menyebarkan konten serupa. Apalagi beberapa dosen sering memberikan informasi agama dengan menggunakan fitur musik atau duet sehingga mendorong pengguna aplikasi untuk dapat menjalankan ajaran agama dan membagikan ilmu agama
Dynamics of Law Enforcement of the Islamic Criminal Law in Aceh in the Indonesian Democratic System Rabiatul Adawiah; Ihsan Kamaludin
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies Vol 5, No 2 (2021): July - December 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.007 KB) | DOI: 10.30983/it.v5i1.4721

Abstract

This study focuses on analyzing the dynamics of the application of the Criminal Code (Qanun Jinayah) in the Aceh region. In the Pancasila democratic system run by the Indonesian state, the government guarantees the right of every citizen and belief group to manifest their teachings, but there are some areas that have the authority to enforce special policies such as Aceh which has ratified regional regulations based on Islamic law and the State supports the application of the rules. the. The method used in this study is descriptive qualitative research expected to be able to reveal qualitative information with description-analysis using the strategy used in this research is a case study. This research indicates that the implementation of Qanun Jinayah carried out in Aceh often results in differences of opinion because some parties consider that the application of the law overlaps with human rights which is usually implemented in democratic countries such as Indonesia, moreover the law also applies to non-Muslim residents who live in Aceh. However, there are also several parties who continue to support the implementation of the Qanun Jinayah to continue to be enforced because they have followed special rules ratified by the Government of Indonesia. Penelitian ini berfokus untuk menganalisa dinamika penerapan Peraturan Tindak Pidana (Qanun Jinayah) di wilayah Aceh. Di dalam sistem demokrasi Pancasila yang dijalankan oleh negara Indonesia, pemerintah menjamin hak setiap warga negara maupun kelompok kepercayaan untuk memanifestasikan ajarannya, namun terdapat beberapa wilayah yang memiliki otoritas untuk memberlakukan kebijakan khusus seperti Aceh yang telah mengesahkan peraturan daerah bedasarkan syariat Islam dan Negara mendukung penerapan aturan tersebutMetode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang dimaksudkan untuk menganalisa topik secara mendalam serta menggunakan strategi studi kasus. Penelitian ini mengindikasikan bahwa penerapan Qanun Jinayah yang dilakukan di Aceh sering kali menghasilkan perbedaan pendapat dikarenakan beberapa pihak menilai bahwa penerapan hukum tersebut tumpang tindih dengan hak asasi manusia, apalagi hukum tersebut juga berlaku bagi penduduk non-muslim yang tinggal di daerah Aceh. Meskipun demikian, terdapat juga beberapa pihak yang terus mendukung penerapan Qanun Jinayah tersebut untuk dapat terus diberlakukan karena sudah mengikuti aturan khusus yang disahkan oleh Pemerintah Indonesia