Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Pada Penderita Tuberkulosis Paru Ulfah Ulfah; Cicilia Windiyaningsih; Zainal Abidin; Farida Murtiani
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 4, No 1 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1443.626 KB) | DOI: 10.32667/ijid.v4i1.44

Abstract

Latar Belakang: Kepatuhan pasien dalam minum obat merupakan faktor penting dalam keberhasilan suatu pengobatan TB paru. Tingginya angka putus berobat mengakibatkan tingginya kasus resisten obat. Metode: desain studi kasus kontrol (Case Control Study) menggunakan data primer dan sekunder. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien TB Paru yang berobat di Puskesmas Cipunagara Tahun 2015 sampai Juni 2017. Besar sampel 68 yang terdiri dari 84 kasus dan 84 kontrol yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Hasil: faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan TB paru adalah dukungan keluarga (Pvalue=0.003; OR=2,956), jenis kelamin (Pvalue=0,045; OR=1,961), pendidikan (Pvalue=0,045; OR=1,962), pekerjaan (Pvalue=0.043; OR=1,989), pengetahuan (Pvalue=0,005; OR= 2,529), efek samping obat ((Pvalue=0,045; OR=1,961), peran PMO (Pvalue=0,000; OR=3,500), jarak fasilitas kesehatan (Pvalue=0,044; OR= 1,967), sikap petugas (Pvalue=0,020; OR=2,172). Faktor yang tidak berhubungan dengan kepatuhan pengobatan TB paru adalah pendapatan (Pvalue=0,164) dan usia (Pvalue=0.535). Kesimpulan: faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan TB Paru adalah peran PMO. Oleh karena itu diperlukan pelatihan bagi kader-kader TB (PMO) untuk meningkatkan pengetahuan TB, kemampuan menjaring suspek TB dan membantu meningkatkan kepatuhan pengobatan.
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Kerja Pada Pekerja Di Pt Dhl Supply Chain Indonesia Muf Cimanggis Komala Fitriana; Zainal Abidin
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.112 KB) | DOI: 10.52643/jukmas.v1i1.556

Abstract

Di PT. DHL Supply Chain Indonesia Muf Cimanggis kecelakaan kerja yang sebagian besar disebabkan oleh perilaku kerja tidak aman (77 %) dan perilaku kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain umur, status kerja, masa kerja, pengetahuan, pendidikan, sikap, pengawasan, dan pelatihan K3Hasil analisis bivariat uji statistik Chi Square dengan OR = 0,283, ada hubungan yang bermakna antara status kerja dengan perilaku tidak aman (P = 0,011 < 0,05) dengan OR = 4,797, ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan perilaku tidak aman (P = 0,017 < 0,05) dengan OR = 2,716, ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku tidak aman (P = 0,005 < 0,05) dengan OR = 3,733, ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan perilaku tidak aman (P = 0,006 < 0,05) dengan OR = 4,303, ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku tidak aman (P = 0,000 < 0,05) dengan OR = 11,483Kesimpulan bahwa sebagian besar pekerja melakukan perilaku tidak aman, ada hubungan antara umur, status kerja, masa kerja, pengetahuan, pendidikan, dan sikap dengan perilaku kerja tidak ada hubungan antara pengawasan dan pelatihan K3 dengan perilaku kerja.Daftar Pustaka : 31 bacaan (1978-2015)Kata Kunci      : Perilaku, Pekerja , Tidak Aman
Determinan Yang Berhubungan dengan Perilaku Penjamah Makanan di Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman Instalasi Gizi RSIA Budi Kemuliaan Tahun 2017 Martha D Tambunan; Zainal Abidin
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.984 KB) | DOI: 10.52643/jukmas.v2i1.563

Abstract

Perilaku penjamah makanan di Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman Instalasi Gizi RSIA Budi Kemuliaan masih belum sepenuhnya sesuai dengan standart peraturan KEPMENKES No. 1204/Menkes/SK/X/2004. Dari hasil studi pendahuluan hampir sebagian besar (60%) penjamah makanan berperilaku tidak baik. Penelitian ini bertujuan  untuk mempelajari dan menjelaskan determinan yang berhubungan dengan perilaku  penjamah  makanan di tempat pengolahan makanan dan minuman Instalasi Gizi RSIA Budi Kemuliaan .Pendekatan  penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Pengambilan  sampel yang digunakan  adalah total sampling sejumlah 32 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square.Hasil penelitian univariat berperilaku baik 63.3%, berperilaku tidak baik 36.7%, berpengetahuan baik 83.3%, berpengetahuan tidak baik 16.7%, bersikap baik 86.7% , bersikap tidak  baik 13.3%, berfasilitas sanitasi baik 86.7%, berfasilitas sanitasi tidak baik 13.3%, berpengawasan baik 56.7% dan yang tidak berpengawasan baik 43.3%. Hasil analisis uji bivariat ada hubungan yang bermakna antara variabel – variabel penelitian yaitu ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku penjamah makanan (P = 0.037 dan OR = 11.429), ada hubungan antara sikap dengan perilaku penjamah makanan (P = 0.009 dan OR =  0.250), ada hubungan antara fasilitas sanitasi dengan perilaku penjamah makanan (P = 0.032 dan OR =  7.917)  dan ada hubungan antara pengawasan dengan perilaku penjamah makanan signifikan (P = 0.021 dan OR = 8.533).Kata Kunci : Penjamah Makanan, TPM, Perilaku
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Pada Penderita Tuberkulosis Paru Ulfah Ulfah; Cicilia Windiyaningsih; Zainal Abidin; Farida Murtiani
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 4 No. 1 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v4i1.44

Abstract

Latar Belakang: Kepatuhan pasien dalam minum obat merupakan faktor penting dalam keberhasilan suatu pengobatan TB paru. Tingginya angka putus berobat mengakibatkan tingginya kasus resisten obat. Metode: desain studi kasus kontrol (Case Control Study) menggunakan data primer dan sekunder. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien TB Paru yang berobat di Puskesmas Cipunagara Tahun 2015 sampai Juni 2017. Besar sampel 68 yang terdiri dari 84 kasus dan 84 kontrol yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Hasil: faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan TB paru adalah dukungan keluarga (Pvalue=0.003; OR=2,956), jenis kelamin (Pvalue=0,045; OR=1,961), pendidikan (Pvalue=0,045; OR=1,962), pekerjaan (Pvalue=0.043; OR=1,989), pengetahuan (Pvalue=0,005; OR= 2,529), efek samping obat ((Pvalue=0,045; OR=1,961), peran PMO (Pvalue=0,000; OR=3,500), jarak fasilitas kesehatan (Pvalue=0,044; OR= 1,967), sikap petugas (Pvalue=0,020; OR=2,172). Faktor yang tidak berhubungan dengan kepatuhan pengobatan TB paru adalah pendapatan (Pvalue=0,164) dan usia (Pvalue=0.535). Kesimpulan: faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan TB Paru adalah peran PMO. Oleh karena itu diperlukan pelatihan bagi kader-kader TB (PMO) untuk meningkatkan pengetahuan TB, kemampuan menjaring suspek TB dan membantu meningkatkan kepatuhan pengobatan.
Relationship Of Mother’s Knowledge About PHBS With Children Diarrhea Case In Jagasatru Public Health Center, Cirebon City Year 2019 Lasmaria Marpaung; Cicilia Widiyaningsih; Zainal Abidin
Journal of Ageing And Family Vol 2, No 1 (2022): Journal Of Ageing And Family
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/joaf.v2i1.2166

Abstract

The high morbidity due to diarrhea in children under five in Indonesia, including at the Jagasatru Public Health Center, Cirebon City, is above 30% in the last 3 years, and there is a tendency to increase every year. Diarrhea is still included in the top 10 most diseases at the Jagasatru Public Health Center, Cirebon City in the last two years. The coverage of household PHBS is still lacking, namely 51.7%, and from several research results there is a relationship between mother's knowledge and PHBS. Thus, we want to know how the relationship between mother/caregiver knowledge about PHBS and the incidence of diarrhea in toddlers at the Jagasatru Public Health Center, Cirebon City. This study is a quantitative study using a case-control design. The sample was 153 people, consisting of 51 cases and 102 controls. The case sample was a child under five who had diarrhea diagnosed by a health center doctor in the last 3 months which was obtained from the medical records of the Jagasatru Health Center and the control sample was a child under five who had not had diarrhea in the last 3 months whose residence was close to the house of the diarrhea sufferer. The number of sample cases: control is 1:2. The data analysis used was univariate, bivariate using chi square and multivariate using multiple logistic regression. The description of the incidence of diarrhea in this study, mothers with less knowledge 38.6, adult mothers 83%, mothers not working 92%, low income 62.7%, PHBS actions were not good 49.7%, mothers gave exclusive breastfeeding 60.8% , mothers wash their hands with soap 50.3%, family latrines meet the requirements 73.2%, treatment of drinking water is boiled until it boils 89.5%, littering 6.6% carry out measles immunization 85%. Variables related to the incidence of diarrhea include knowledge of PHBS mother/caregiver (p value < 0.001, OR 6.16, 95%, CI 2.94-12.86) PHBS measures (p value < 0.001, OR 5.09, 95 %, CI 2.47-10.49) exclusive breastfeeding (p value < 0.001, OR5.09, 95%, CI 2.94-12.86) washing hands with soap (p value < 0.001, OR 11.23 , 95%, CI 4.75-26.59) drinking water treatment (p value 0.004, OR 5.31, 95%, CI 1.558-9.811) landfill (p value 0.016, OR 5.31.95%, CI 0.132-21.54) and measles immunization (p value 0.005, OR 3,910.95%, CI 1.558-9.811. The dominant variable is drinking water treatment (p value 0.002, OR 14.66.95%, CI 2.94). -12.86). In preventing diarrhea, mothers need to increase knowledge about PHBS, promote the importance of PHBS in every Puskesmas activity, inspection of basic sanitation facilities, especially bottled water facilities circulating in the community. Regular development of drinking water refill depots to maintain the quality of water sold to the public.Keywords : Mother's knowledge, incidence of diarrhea