Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Formulasi Pangan Fungsional Tinggi Kalori Tinggi Protein: Biskuit Ubi Jalar-Ikan Gabus (Big@Bus) Cicilia Windiyaningsih; Yeny Sulistyowati; Yeni Ariestanti
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i2.1898

Abstract

Peningkatan kasus TB merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan dan sektor terkait dalam pencegahan dan penanganan TB secara terpadu dan komprehensif. Propinsi DKI di urutan kedua teratas di Indonesia. Perkembangan penanggulangan TB belum menggembirakan dan permasalahan TB masih belum dapat diselesaikan. Dalam menangani permasalahan untuk penderita TB, selain istirahat dan obat, diperlukan diet yang sehat dan tepat untuk membantu pemulihan penderita TB. Dietnya adalah Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein. Sumber protein hewani yang memiliki potensi besar adalah ikan gabus (Ophiocephalus striatus).  Selain sumber makanan tinggi protein, diet yang diharapkan bisa mempercepat proses penyembuhan TB dengan diet tinggi kalori. Dari kelompok umbi-umbian, ada ubi jalar yang berasa manis, mengandung karbohidrat kompleks disertai vitamin dan mineral yang mudah dicerna. Makanan tambahan berbasis pangan lokal yaitu biskuit dengan suplementasi tepung ikan gabus dan ubi jalar dapat menjadi pilihan sebagai PMT Pemulihan TB. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Pelaksanaan penelitian adalah formulasi biskuit ikan gabus dengan penambahan tepung ubi jalar (Formula Pangan BIG@BUS). Hasil uji organoleptik oleh panelis diketahui bahwa warna dari tepung dan rasa dari biskuit mendapatkan rata-rata tertinggi dari penilaian panelis. Sedangkan aroma tepung dan tekstur dari biskuit mendapatkan nilai rerata terendah dari panelis. Hasil pemeriksaan kandungan zat gizi pemeriksaan untuk tepung menjadi biskuit terjadi penurunan kadar zat gizi karena perubahan bentuk dan proses pengolahannya, kecuali kadar Lemak.Kata Kunci: Ikan Gabus, Ubi, TB
Determinan yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Ibu Yang Berkunjung di RSIA Andhika Warung Sila Jakarta Selatan Tahun 2015 Cicilia Windiyaningsih; Yunita .
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 5, No 1 (2015): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.394 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v5i1.118

Abstract

Di Indonesia diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena kanker serviks. Pap smear merupakan salah satu jenis pemeriksaan skrining dalam mendeteksi dini kanker serviks yang sederhana, praktis dan mudah, tingkat akurasi mencapai 50-98 % dan spesifitas yang mencapai 93% sehingga Pap smear terbukti mampu sebagi alat diagnosis dini kanker serviks.Tujuan penelitian untuk menjelaskan determinan pemeriksaan pap smear pada ibu yang berkunjung di RSIA Andhika tahun 2014.Metode penelitian  deskriptif analitik, dengan pendekatan potong lintang. Cara pengambilan sampel purposif  pada ibu yang berkunjung ke RSIA Andhika langsung di wawancarai menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi-square dan Regression Logistic Binary. Dari 310 responden, berpengetahuan baik 60 %, berpendidikan tinggi 87.1 %,  berusia < 35 tahun 73.9 %, tidak bekerja 50.6 %, bersikap positif 62.6 %, paritas < 3 84.8 %,  suku jawa 87.4 %, berpenghasilan tinggi 85.8 %, jarak dekat 77.7 %, ada transportasi 93.2 %, terpapar media 74.2 %, tidak mendapat penyuluhan kader 53.9 %, tidak ada kebijakan pemerintah 63.2 %, dapat dorongan suami 67.4 %, hanya 24.5 % yang melakukan pap smear. Ada hubungan signifikan pemeriksaan pap smear dengan pengetahuan, pendidikan, usia, pekerjaan,  kebijakan pemerintah dan dorongan suami dengan nilai p <0,05. Pemodelan tersebut peluangnya 59.3 %. Variabel yang paling dominan Dorongan Suami dengan OR 32.5 dengan kontribusi 26.7 %. Variabel yang tidak memiliki hubungan dengan pap smear di RSIA Andhika adalah : Paritas, Suku, Sikap, Penyuluhan Kader dan Jarak. Simpulan Dorongan Suami merupakan determinan yang paling dominan dengan peluang 26.7%. Kata kunci : determinan variabel,pemeriksaan pap smear.
Faktor Penentu Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Pademangan, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara 2015 Moina Sihombing; Cicilia Windiyaningsih
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.066 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.165

Abstract

Morbiditas dan mortalitas dari kanker serviks di Indonesia sangat tinggi. Di Indonesia setiap tahunnya ditemukan 15.000 kasus dan 8.000 (53%) dari mereka yang fatal. Salah satu cara pencegahan kanker serviks adalah dengan deteksi dini. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah metode skrining kanker serviks yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Namun, masih rendah dalam wanita usia subur (WUS) tingkat partisipasi dalam melakukan tes IVA. Tujuan dari penelitian ini dan menjelaskan faktor penentu yang mempengaruhi uji pemeriksaan IVA pada WUS. Penelitian ini kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Jumlah sampel120 WUS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur, pendidikan, status perkawinan, pengetahuan, sikap, informasi paparan, dukungan suami, dan dukungan petugas kesehatan untuk WUS melakukan tes IVA. Faktor yang paling dominan dukungan suami dengan OR 13,5,  95%CI OR 1.344-136.712, nilai p 0,027, probabilitas 8,6%; keterpaparan informasi OR 9,359 95%CI 2,301-38,068 nilai p 0,002 kontribusi 15,1%;dukungan petugas kesehatan OR 4,879 95%CI 1,231-19,335 nilai p 0,024, kontribusi10,1%. Simpulan dukungan suami adalah faktor yang dominan. Kata Kunci: dukungan suami,dukungan petugas kesehatan,keterpaparan informasi,sikap umur, tes iva.
DETERMINAN KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) PADA PENGUNJUNG KLINIK JELIA, JAKARTA TAHUN 2014 Cicilia Windiyaningsih; Endang Ismoyowati
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 5, No 2 (2015): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.715 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v5i2.128

Abstract

Infeksi Menular Seksual (IMS)  sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang.  Tingginya prevalensi  maupun insidens infeksi penyakit menular seksual tersebut berkaitan dengan praktek perilaku pencegahan IMS dan HIV/AIDS  yang masih sangat rendah,  seperti rendahnya angka penggunaan kondom pada seks berisiko, cukup tingginya angka berganti pasangan.  WHO  memperkirakan 340 juta kasus baru setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari dan menjelaskan hubungan pemakaian kondom, jumlah pasangan, cucu vagina, umur, stutus perkawinan dengan kejadian IMS.  Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan cross sectional study. Sampel  adalah seluruh pengunjung Klinik Jelia Tahun 2014 berjumlah 733. Penelitian menggunakan data skunder yang diambil dari catatan medic, data diambil  pada bulan Februari 2015. Hasil diolah dan dianalisis dengan program SPSS.Hasil penelitian didapat proporsi kejadian IMS 19.8%. Ada hubungan yang signifikan  antara pemakaian kondom dan status perkawinan dengan kejadian IMS.  Variabel yang paling dominan adalah pemakaian kondom dengan OR 1.9 setelah dikontrol oleh variabel status perkawinan dan cuci vagina. Cuci vagina merupakan variabel konfonding.Dari hasil penelitian ini disarankan bagi Klinik Jelia agar dilakukan peningkatan pemantauan  kondom untuk mencegah dan menurunkan kejadian IMS. 
PENGOBATAN MASTEKTOMI BERPENGARUH TERHADAP KETAHANAN HIDUP PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT KEDIRI TAHUN 2016 Ayuk Naimah; Cicilia Windiyaningsih; Tri Suratmi
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 7, No 2 (2017): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.702 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v7i2.46

Abstract

ABSTRAK Kanker payudara(carsinoma mamae) merupakan kanker yang berasal dari kelenjar, saluran dan jaringan penunjang payudara tetapi tidak termasuk kulit. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2015, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Kediri di dapatkan kasus kanker payudara sebanyak 80 pasien.Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengobatan  yang berpengaruh terhadap ketahanan hidup penderita kanker payudara di rumah sakit Kediri tahun 2016. Jenis Penelitian adalah kuantitatif, dengan rancangan penelitian kohort retrospektif, dan sampel sebanyak 80 responden penderita kanker payudara. menggunakan data pada rekam medik, kuesioner, dengan analisis univariat, bivariat menggunakan Kaplan Meier, Log Rank Test dan multivariate serta Uji Regresi Cox. Hasil penelitian yaitu: ketahanan hidup penderita kanker payudara adalah : pengobatan, riwayat kanker payudara keluarga, pendidikan, asupan gizi, tempat tinggal dekat sutet dan perokok. Pengobatan tidak kombinasi  merupakan faktor yang dominan memiliki risiko 5 kali lipat ketahanan hidupnya di bandingkan dengan pengobatan kombinasi (HR 5.111 ;95% CI 1,693- 15.428; p-value 0.004). Mempunyai probabilitas sebesar 27,4% ketahanan hidup penderita kanker payudara. Kata kunci : pengobatan, kanker payudara, ketahanan hidup, rumah sakit
Hubungan Personal Hygine dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Kelas VIII di MTsN Ngemplak, Sleman, Yogyakarta Tahun 2016 Mei Munawaroh; Cicilia Windiyaningsih; Sutanto Priyo Hastomo
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 7, No 1 (2017): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.173 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v7i1.167

Abstract

Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina diluar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, disertai dengan rasa gatal setempat. Di Indonesia sekitar 90% wanita berpotensi mengalami keputihan karena Indonesia adalah daerah yang beriklim tropis, sehingga jamur mudah tumbuh dan berkembang yang mengakibatkan banyaknya kasus keputihan pada perempuan Indonesia. Tujuan penelitian mempelajari dan menjelaskan Hubungan Personal Hygine, pengetahuan, sikap, status gizi, tingkat stress, dukungan guru, dukungan keluarga dan dukungan teman dengan Kejadian Keputihan pada remaja putri kelas VIII di MTsN Ngemplak, Sleman, Yogyakarta tahun 2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kasus kontrol (case control). Sampelnya 40 untuk kelompok kasus (remaja putri yang mengalami keputihan) dan 40 untuk kelompok kontrol (remaja putri yang mengalami keputihan). Analisisnya univariat, bivariat dan multivariat menggunakan uji interaksi dan uji Confounding. Hasil analisis menunjukkan bahwa personal hygine tidak ada hubungan yang bermakna dengan kejadian keputihan. Faktor yang berhubungan dengan dengan kejadian keputihan meliputi tingkat stress, pengetahuan, dukungan guru, dan dukungan guru. faktor yang tidak berhubungan dengan personal hygine yaitu dukungan keluarga, dukungan teman dan status gizi. Probabilitas terjadinya keputihan sebesar 33,5%. Saran untuk MTsN Ngemplak Sleman Yogyakarta diharapkan pihak sekolah dapat meningkatkan pengetahuan siswi dengan mata pelajaran Biologi atau penyuluhan langsung yang dilakukan oleh guru-guru kepada siswi dan sekolah hendaknya membuat leaflet untuk meningkatkan pengetahuan. Kata Kunci           : Keputihan, Personal hygine
Faktor Yang Paling Dominan Ibu Hamil Melakukan Tes HIV Cicilia Windiyaningsih; Irma Suryani
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 2 (2016): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.786 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i2.27

Abstract

Di Indonesia jumlah kasus HIV  perempuan Tahun 2014 terdapat 9589 kasus dan 73,7% diantaranya ada pada umur reproduktif, peningkatan Jumlah penderita HIV-AIDS pada perempuan bisa berakibat terjadinya penularan HIV ke janinnya. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui dan menjelaskan  faktor yang dominan ibu hamil melakukan tes HIV.  Metode Penelitian kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Sampel 80 semua ibu hamil yang melakukanntes HIV (kasus)  dan 80 kontrol (ibu hamil yangvtidak melakukan tes HIV), analisis deskriptif dan analitik dengan chi square, regresi logistik ganda, wawancara langsung dengan kuesioner, di Puskesmas Selabatu, Sukabumi. Hasil penelitian suami kurang mendukung 26%, usia ibu remaja 42%, pendidikan ibu rendah 42,5%, ibu tidak bekerja 73,8%, pendapatan rendah 58,8%, ANC tidak teratur 57,5%, tidak memiliki jaminan kesehatan 48,8%, pengetahuan kurang 33,8%, sikap negatif 12,5%, akses pelayanan kesehatan kurang 11,2%, tenaga kesehatan kurang mendukung 17,5%, teman kurang mendukung 62,5% dan masyarakat kurang mendukung 48,8%. Empat variabel yang behubungan terhadap ibu dalam melakukan tes HIV yaitu dukungan suami (p 0,005, OR 3,882, R2 0,066%), Sikap (p 0,031, OR 5,782, R2 0,035%), ANC (p 0,000, OR 24,209, R2 0,358%) dan dukungan masyarakat (p 0,052, OR 2,320, R2 0,026%) ke-empat variabel mempunyai kontribusi 46,7 %. Simpulan faktor yang dominan ibu hamil melakukan tes HIV adalah keteraturan ANC dengan kontribusi 35,8%. Saran perlu penyuluhan untuk meningkatkan keteraturan ANC, dukungan suami agar ibu hamil melakukuan tes HIV,  peran petugas kesehatan dalam  kunjungan ke rumah-rumah perlu ditingkatkan lagi frekuensi dan kualitasnya agar ibu hamil  melakukan tes HIV.
Pengaruh Penyuluhan Langsung dan Tidak Langsung terhadap WUS Melakukan Pemeriksaan IVA di Puskesmas Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Tahun 2016 Nara Lintan Mega Puspita; Cicilia Windiyaningsih; Sri Widodo
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 7, No 1 (2017): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.014 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v7i1.169

Abstract

Kanker serviks merupakan penyakit mematikan kedua yang sering terjadi pada wanita. Penyakit kanker menyebabkan korban meninggal sedikitnya 200.000 wanita perTahun. Deteksi dini kanker serviks salah satunya dengan melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Tujuan penelitian untuk menjelaskan pengaruh penyuluhan terhadap umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap, jarak ke tempat pelayanan, kesanggupan biaya, kepercayaan, keterpaparan informasi, dukungan petugas kesehatan, dukungan kader terhadap pemeriksaan IVA  sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Metode  penelitian kuantitatif dengan quasi eksperimental design. Sampelnya adalah Wanita Usia Subur 50 orang untuk penyuluhan langsung (ceramah) dan 50 orang penyuluhan tidak langsung  (pemberian leaflet). Analisisnya univariat,bivariat uji non parametrik dengan uji Macnemar dan multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyuluhan langsung sebelum dan sesudah intervensi ada peningkatan WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA yaitu sebesar 3 kali lipat (300%), sedangkan penyuluhan tidak langsung mengalami peningkatan sebesar 87,5% dan nilai p value < 0,05 yang artinya ada pengaruh yang bermakna sesudah dilakukan intervensi kepada WUS yang melakukan dan tidak melakukan pemeriksaan IVA. Variabel yang berpengaruh dengan pemeriksaan IVA adalah penyuluhan, umur, sikap, biaya, pekerjaan. Variabel dominan terhadap pemeriksaan IVA adalah Penyuluhan dengan OR 2,956, 95%CI 1,088-8,032 dan kontribusinya sebesar 25%. Kesimpulan penyuluhan, umur, sikap, biaya dan pekerjaan mempunyai kontribusi 32,3% WUS melakukan pemeriksaan IVA. Saran untuk pemeriksaan IVA perlu ditingkatkan melalui penyuluhan langsung dengan ceramah dan juga pemberian leaflet  dan mencangkup seluruh WUS melalui ibu-ibu PKK, arisan, kegiatan keagamaan dll. Kata Kunci           : Biaya, Pekerjaan, Pemeriksaan IVA, Penyuluhan, Sikap, Umur 
DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN TES HIV PADA IBU HAMIL DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR Atik Kridawati; JoceDesak Made Sriwitati; Cicilia Windiyaningsih
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 5, No 2 (2015): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.04 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v5i2.126

Abstract

Program PITC maupun PMTCT dapat menekan penularan dari ibu ke anak sebesar 2%. Data Puskesmas II Denpasar Barat awal tahun 2014, dari  1229 ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal, hanya 299 orang (24,32%) yang melakukan tes HIV. Penelitian ini menjelaskan dan menganalisis faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan tes HIV pada ibu hamil di BPM wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat. Penelitian ini pendekatan studi kuantitatif, desain crossectional, accidental sampling pada 150 responden,  analisisnya chi-square dan regresi logistik.Hasil penelitian adalah 73% ibu hamil tidak memanfaatkan pelayanan tes HIV. Dari 11 variabel yang dianalisis hanya Sembilan variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan tes HIV, variable yang  paling dominan berhubungan adalah dukungan suami/keluarga (p=0,005 OR=15.419) setelah dikontrol variable sikap, ketersediaan pelayanan. Simpulan sebagian besar ibu hamil tidak memanfaatkan pelayanan tes HIV, maka penyuluhan untuk memotivasi masyarakat perlu ditingkatkan khususnya dukungan suami/keluarga, sikap dan pelayanan tes HIV. Kata Kunci:  PelayananTes HIV, IbuHamil, DukunganSuami/keluarga, Sikap.
Vaksinasi Anti Rabies intradermal Dapat Menjadi alternatif Untuk Pencegahan rabies Pada Kasus Gigitan Oleh Hewan Penular Rabies di Indonesia Cicilia Windiyaningsih
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.446 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.164

Abstract

Rabies merupakan penyakit yang ditakuti, menimbulkan rasa cemas bagi orang yang terkena gigitan HPR dan keresahan pada masyarakat, karena apabila sudah menunjukkan gejala klinis pada manusia selalu diakhiri dengan kematian 100%.Sampai saat ini belum ditemukan obat rabies, tetapi penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian Vaksin Anti Rabies  orang yang digigit oleh hewan penular rabies. Saat ini penyuntikan Vaksin Anti Rabies dengan penyuntikan intramuskular, padahal cara intradermal dapat menjadi alternatif apabila terjadi kejadian luar biasa,asalkan titer antibodinya sama protektifnya dengan suntikan intramuskular.Tujuan penelitian mengetahui Vaksinasi Anti Rabies Intradermal Dapat Menjadi Alternatif  Pasca Kasus Gigitan oleh Hewan Penular Rabies. Metode penelitian kuantitatif dengan rancangan kuasi eksperimental,sampel Kasus Gigitan oleh Hewan Penular Rabies  Intra Muskular 33 dan intra dermal 55. Uji Fisher’s exact dan komparibilitas Bonferoni. Hasil hari ke-0 dengan hari ke-7 ada perbedaan yang bermakna KGHPR VAR IM dibandingkan VAR ID,  antibod VAR ID lebih cepat dan protektif karena nilai antibodinya rata-rata sudah ≥0,5 unit/ml darah (WHO batas minimal 0,5 IU/ml darah. Pada hari ke-21 dan ke-28 tidak ada perbedaan bermakna antara KGHPR  VAR ID dan VAR IM.  Simpulan Vaksinasi Anti Rabies Intradermal pada hari ke-7 pasca VAR antibodi protektif sudah terbentuk sedangkan VAR IM belum,hari ke-21 dan ke-28 sama protektifnya.Vaksinasi Anti Rabies Intradermal dapat menjadi alternatif untuk pencegahan rabies, dan pasca digigit oleh hewan penular rabies.SARAN: daerah hiperendemis dan endemis rabies, atau orang dengan risiko rabies dapat diberikan VAR ID untuk pencegahan rabies, dan dapat untuk VAR kejadian Luar Biasa. Kata Kunci: Antibodi,Kasus Gigitan Oleh Hewan Penular rabies,VAR ID.