Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengetahuan Perawat Mengenai Faktor Risiko Sediaan Intravena yang Berkaitan dengan Kejadian Flebitis Meicella Azni; Fita Rahmawati; Chairun Wiedyaningsih
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 8, No 2 (2021): J Sains Farm Klin 8(2), Agustus 2021
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.264 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.8.2.174-181.2021

Abstract

Flebitis merupakan infeksi yang sering terjadi selama perawatan dan dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut seperti septikemia, sehingga dapat memperpanjang waktu perawatan di rumah sakit. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan perawat mengenai administrasi obat injeksi intravena. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan perawat mengenai faktor risiko sediaan intravena yang berkaitan dengan kejadian flebitis. Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional. Subyek penelitian perawat pada suatu rumah sakit pemerintah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sejumlah 159 perawat terlibat dalam penelitian yang dilakukan bulan September hingga Oktober 2020. Pengetahuan perawat mengenai faktor risiko sediaan intravena yang berkaitan dengan kejadian flebitis dinilai menggunakan instrumen kuesioner. Kuesioner terdiri dari karakteristik responden, pengetahuan perawat mengenai faktor risiko sediaan intravena yang berkaitan dengan kejadian flebitis, dan pernyataan perawat mengenai perawatan dan pemeliharaan kanula intravena perifer. Kuesioner telah diuji validitas dengan hasil valid. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan 83,08% responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai faktor risiko sediaan intravena, dan 86,30% responden menjawab dengan benar terkait pernyataan perawat mengenai perawatan dan pemeliharaan kanula intravena perifer. Pelatihan obat suntik dan teknik aseptik masih sangat diperlukan mengingat masih terdapat 10,69% responden yang belum mendapatkan pelatihan serta diperlukan juga workshop penyegaran agar dapat memaksimalkan pelayanan di rumah sakit
Efek Samping Obat Gefitinib pada Pasien Kanker Paru dengan Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) Mutasi Positif Ni Putu Parwatininghati; Fita Rahmawati; I Gede Ketut Sajinadiyasa
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 10, No 2 (2023): J Sains Farm Klin 10(2), Agustus 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.2.238-247.2023

Abstract

Deteksi mutasi Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) pada pasien kanker paru akan membantu dalam pemilihan targeted therapy yaitu gefitinib. Studi mengenai evaluasi profil keamanan gefitinib di Indonesia sangat terbatas sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek samping obat hematologi dan non hematologi dari gefitinib pada pasien kanker paru dengan EGFR mutasi positif. Rancangan penelitian adalah observasional cross sectional. Data sekunder diambil melalui rekam medis tahun 2020 sampai 2022 pada 44 pasien. Probabilitas efek samping obat diukur dengan Naranjo Adverse Drug Reaction Probability Scale dan tingkat keparahan efek samping obat dinilai menggunakan Common Terminology Criteria for Adverse Events (CTCAE). Hasil penelitian menunjukkan efek samping hematologi yang paling sering muncul adalah anemia grade 1 pada 18 pasien (40.91%). Pada efek samping non hematologi, rash grade 2 mendominasi pada 20 pasien (45.46%), 14 pasien (31.82%) mengalami peningkatan serum transaminase grade 1, diare grade 1 terjadi pada 5 pasien (11.36%) dan mual muntah grade 2 dialami oleh 3 pasien (6.82%). Total 36 pasien (81.82%) mengalami efek samping dengan 19 kejadian termasuk kategori possible dan 17 kejadian termasuk kategori probable. Efek samping yang muncul bersifat ringan, dapat ditangani dan tidak kumulatif. Tidak didapatkan penyesuaian dosis atau penghentian penggunaan obat yang disebabkan oleh efek samping obat.
Treatment of the cytokine storm in COVID-19: review of clinical pharmacology Aisyah Nur Sapriati; Fita Rahmawati; Titik Nuryastuti
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 10, No 2 (2023): J Sains Farm Klin 10(2), Agustus 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.2.162-183.2023

Abstract

The cause of the COVID-19 pandemic can be attributed to the Acute Respiratory Syndrome Virus-2 (SARS-CoV-2). COVID-19 manifests with severe symptoms in the upper respiratory tract and can progress to a critical condition due to an acute hyperinflammatory response that triggers a cytokine storm. The cytokine storm refers to an excessive or impaired production of proinflammatory cytokines, resulting in immune dysregulation and uncontrolled inflammatory activity. To effectively address the hyperinflammatory state induced by SARS-CoV-2 infection, it is imperative to explore promising strategies aimed at overcoming the cytokine storm, such as the prompt initiation of anti-inflammatory therapy. Several classes of drugs can potentially prevent the deterioration of COVID-19 patients by mitigating immune system dysregulation and suppressing uncontrolled inflammatory responses. These drug classes encompass corticosteroids, chloroquine and hydroxychloroquine, inhibitors of interleukin-1 (IL-1), inhibitors of interleukin-6 (IL-6), inhibitors of tumor necrosis factor (TNF), and anti-inflammatory drugs. Additionally, tumor necrosis factor alpha (TNF-α) inhibitors, as well as inhibitors targeting the Janus kinase signaling pathway and activator of transcription (JAK/STAT), have exhibited efficacy in treating COVID-19. This efficacy is evident when considering the drug's mechanism of action and pharmacokinetics, while also taking into account the tolerable side effects associated with their usage