Nasionalisme, Islam dan pendidikan merupakan tiga konsep yang berjalan sinkron. Ia menjadi nilai luhur yang sejatinya harus ditanamkan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan Islam. Secara historis, genealogi lembaga pendidikan di Indonesia lahir dari pondok pesantren klasik yang kemudian berkembang menyesuaikan dengan tuntun dinamika pendidikan. Nilai-nilai keislaman menjadi dasar utama yang tidak bisa dipisahkan dalam konteks pendidikan yang diajarkan di lembaga pendidikan yang berasaskan Islam di Indonesia. Prinsip-prinsip dasar keislaman mengajarkan filosofi pendidikan secara holistik, karena Islam dalam konteks pendidikan tidak bisa dipandang secara parsial dari satu perspektif keilmuan saja, terlebih lagi mendikotomikan keilmuan. Dalam konteks ini, nilai pendidikan nasionalisme menjadi sesuatu yang harus ditanamkan kepada peserta didik di lembaga pendidikan Islam yaitu SDIT Amanah Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. Islam, problematikanasionalisme dan pendidikan berjalan sinkron dalam nilai-nilai yang positif. Diskursus tentang ini menjadi perdebatan yang dinamis di kalangan pakar pendidikan. Apakah konsep-konsep pembelajaran dan proses pembelajaran yang ditawarkan di lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut telah memberikan pendidikan nasionalisme kepada peserta didiknya. Seyogyanya lembaga-lembaga pendidikan menjadi tempat pendidikan dan pembentukan jiwa serta semangat bagi generasi muda, untuk menanamkan semangat nasionalisme. Hal ini menarik untuk dikaji mengingat diskursus mengenai nasionalisme, Islam dalam pendidikan yang hingga kini masih terus dinamis.