This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ecolab
Yunesfi Syofyan
Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kawasan Puspiptek Serpong Gd. 210, Jalan Raya Puspiptek Serpong, Muncul, Serpong, Muncul, Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan, Banten 15314, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

POTENSI PENCEMARAN PERSISTENT ORGANIC POLLUTANTS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG Dewi Ratnaningsih; Yunesfi Syofyan; Yuriska Andiri; Sri Endah Kartiningsih
Jurnal Ecolab Vol 14, No 1 (2020): Ecolab
Publisher : Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.808 KB) | DOI: 10.20886/jklh.2020.14.1.21-30

Abstract

Indonesia telah meratifikasi Konvensi Stockhom dalam upaya perlindungan terhadap bahaya bahan kimia Persistent Organic Pollutants (POPs). Sebagai tindak lanjut ratifikasi, Indonesia telah menyusun National Implementation Plan (NIP) dalam implementasi pengurangan dan penghapusan POPs. Pelaksanaan NIP membutuhkan informasi keberadaan POPs. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui tingkat pencemaran POPs di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung sebagai salah satu sungai prioritas nasional. Pengambilan sampel dilakukan di enam lokasi DAS Ciliwung yang berada di kawasan Bogor dan Jakarta. Jenis sampel yang diambil meliputi air sungai, sedimen sungai, dan tanah di sekitar bantaran sungai dengan parameter uji organochlorines (OCs) yang sebagian besar masuk dalam kelompok POPs. POPs diekstraksi dengan pelarut organik dan dianalisis menggunakan instrument GCMS. Hasil analisis menunjukkan bahwa POPs di air sungai hanya terdeteksi untuk kelompok DDTs, kelompok HCHs, dan HCB dengan konsentrasi jauh lebih rendah dibandingkan di sedimen sungai dan tanah.  Pada sedimen sungai dan tanah terdeteksi POPs dengan jenis yang lebih bervariasi dan konsentrasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan di air sungai. POPs masih terdeteksi di lingkungan meskipun telah dilarang penggunaanya. Oleh karena itu perlu menjadi evaluasi lebih lanjut apakah residu POPs tersebut merupakan sisa penggunaan waktu lampau yang masih bertahan karena sifat persistensinya atau ada indikasi lepasan baru.