Endi Setiadi Kartamihardja
Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan, Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

OPTIMASI PEMANFAATAN DAN KONSERVASI STOK IKAN SIDAT (Anguilla spp) DI DAS POSO, SULAWESI TENGAH Krismono Krismono; Endi Setiadi Kartamihardja
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 4, No 1 (2012): (Mei 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.875 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.4.1.2012.9-16

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Poso yang terdiri atas sungai Poso dan anak sungainya yang mengalir dari Danau Poso sampai muaranya di Teluk Tomini dan sungai-sungai kecil di sekitar muara Poso merupakan kawasan ruaya ikan sidat. Penangkapan ikan sidat dewasa (induk) di Tentena dengan Wayamassapi (perangkap) dan penangkapan glass eel di muara Poso yang sangat intensif akan berpengaruh terhadap penurunan produksi dan potensi ikan sidat di DAS Poso. Pembangunan PLTA Sulewana yang membendung sungai Poso di Sulewana juga akan berpengaruh terhadap penurunan produksi dan potensi ikan sidat karena pembendungan akan memutus ruaya ikan sidat. Selama periode tahun 2010-2012 anakan ikan sidat (glass eel) yang berruaya ke sungai Poso turun sekitar 10 juta ekor per tahun yaitu dari 36 juta ekor per tahun menjadi 35 juta ekor per tahun. Potensi induk sidat turun sekitar 3.000 ekor per tahun, yaitu dari 9.000 ekor menjadi 6.000 ekor per tahun. Dalam rangka konservasi dan optimasi pemanfaatan sumberdaya ikan sidat, upaya yang perlu dilakukan adalah menetapkan sungai Pandiri dan Rawa Pandiri sebagai kawasan konservasi, melakukan restocking elver yang berukuran panjang lebih besar dari 15 cm di Danau Poso, membangun jalur ruaya sidat (eels ladder) di Sulewana, mengatur penangkapan sidat dewasa di Tentena dan menetapkan kuota penangkapan “glass eels” di Muara Sungai Poso.Poso watershed composting of Poso River and its tributaries flowing the waters from Poso Lake to its mouth at Tomini Bay is one of migration habitat of tropical eels (Anguilla spp). Intensive exploitation of adult eels at outlet of the lake Poso at Tentena by using trap and glass eel at mouth of the Poso River has affected on the decreasing of the eels production. Damming of the Poso River at Sulewana has also affected the eels production sustainability due to barrier of the eels migration. During the period 2010-2012, the glass eels migration from the mouth of Poso River to the river decreased about 10 millions, from 36 millions to 35 millions individuals per year. The adult eels also decreased for about 3000 individuals, from 9000 individuals to 6000 individuals per year. In order to conserve and optimize the exploitation of the eels stock, some efforts, i.e., establishment of conservation area at Pandiri river and its swampy area, restocking of the elver with a total length more than 15 cm at Lake Poso, establishment of eels ladder at Sulewana, regulation of fishing for adult eels at Tentena and glass eels at mouth of the Poso River should be implemented.
PEMBELAJARAN DARI PENGELOLAAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN ARWANA MERAH (Scleropages formosus, Muller and Schlegel, 1844) BERBASIS MASYARAKAT DI DANAU EMPANGAU, KALIMANTAN BARAT Endi Setiadi Kartamihardja; Chairulwan Umar; Aisyah Aisyah
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 6, No 2 (2014): (November 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.991 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.6.2.2014.65-74

Abstract

Permasalahan utama yang teridentifikasi terhadap penurunan populasi sumber daya ikan arwana adalah eksploitasi berlebih, alih fungsi lahan dan degradasi habitat akibat penggundulan hutan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan populasi ikan arwana adalah konservasi eksitu melalui penangkaran dan konservasi insitu. Konservasi insitu ikan arwana merah (Sclerofages formosus) di habitatnya telah dilakukan oleh penduduk lokal di sekitar Danau Empangau sejak tahun 1980. Hasil pengamatan di lapangan dan kajian pustaka diperoleh keragaan pengelolaan arwana merah baik di tingkat lokal maupun nasional. Pembelajaran yang dapat dipetik dari pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan arwana merah berbasis masyarakat ini adalah salah satu pilihan terbaik dalam rangka optimasi pemanfaatan dan konservasi di habitat aslinya. The main problems identified in decreasing of arowana population are over-exploited, habitat fragmentation and habitat degradation due to deforestation. Breeding operations as an exitu conservation and an insitu conservation could be conducted to solve those problems. The insitu conservation of red arowana (Scleropages formosus) has been done by local community around Empangau Lake, one of the natural habitats since 1980. Management of the red arowana in local and national level was reviewed based on the results of field survey and desk study. Lesson learned of community based management of red arowana is the best options for the optimal utilization and conservation of the species at their natural habitat.
PROSPEK PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN ENDEMIK DI PERAIRAN UMUM DARATAN ZONA WALLACEA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT Endi Setiadi Kartamihardja
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 6, No 1 (2014): (Mei 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.043 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.6.1.2014.43-53

Abstract

Perairan umum daratan yang meliputi ekosistem danau, waduk, sungai, rawa banjiran dan rawa merupakan Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia. Zona Wallacea yang meliputi Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara, masing-masing didominasi oleh ekosistem danau dan embung (waduk). Keanekaragaman ikan di perairan umum daratan zona Wallacea sebagian besar termasuk spesies ikan endemik yang tidak ditemukan di perairan Paparan Sunda dan Sahul. Ancaman terhadap kelestarian sumber daya ikan endemik merupakan isu sentral yang harus segera ditanggulangi. Keunikan sumber daya ikan endemik di zona Wallacea memerlukan model pemanfaatan dan pengelolaan tersendiri yang tidak dapat disamakan dengan model pengelolaan sumber daya ikan di Paparan Sunda dan Sahul. Langkah-langkah pengelolaan sumber daya ikan endemik dalam rangka pemanfaatannya bagi pembangunan ekonomi masyarakat meliputi: pemanfaatan sumber daya ikan endemik sebagai ikan hias potensial; pelestarian sumber daya ikan endemik melalui penetapan kawasan konservasinya; pengendalian spesies ikan asing invasif; pengembangan pembenihan ikan endemik dan restocking; revitalisasi kearifan lokal dan pengembangan ko-manajemen. Inlandwaters ecosystems which covering lakes, reservoirs, rivers, swamps and floodplains area is Regional Fisheries Management of Republic of Indonesia. Wallacea zone which includes the island of Sulawesi and Nusa Tenggara dominated by lakes ecosystems and small reservoirs, respectively. Fish diversity in inland waters of Wallacea zone mostly dominated by endemic fish species that are not found in the inlandwaters of Sundaland and Sahulland. The threat to the conservation of endemic fish resources is a central issue that must be addressed. The uniqueness of endemic fish resources in Wallacea zone requires a management models that may not be equal with a management model of fish resources in Sundaland or Sahulland. A management measure of endemic fish resources in Wallacea zone for economic development of the society should include: utilization of endemic fish resources as an ornamental fish potential; preservation of endemic fish resources through the establishment of conservation areas; controlling invasive alien species; development of endemic fish hatcheries and restocking; revitalization of local knowledge and the development of fisheries co-management.