Krismono Krismono
Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan, Jatiluhur-Purwakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PERAMBANAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) OLEH IKAN KOAN (Ctenopharyngodon idella) TERHADAP KESUBURAN (N, P) DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI DANAU LIMBOTO Krismono Krismono; M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo; Enang Harris; Endi Setiadi Kartamihardja
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 2 (2010): (Agustus 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.616 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.2.2010.103-113

Abstract

Pengendalian gulma air eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan ikan koan (Ctenopharyngodon idella) akan meningkatkan kesuburan perairan sebagai akibat sekresi dari ikan koan yang dikeluarkan di air. Penelitian mengenai pengaruh perambanan eceng gondok oleh ikan koan terhadap kesuburan perairan, N, P, dan kelimpahan fitoplankton di Danau Limboto perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perambanan ikan koan terhadap kesuburan perairan (N, P) dan kelimpahan fitoplankton di Danau Limboto. Metode penelitian dilakukan dengan percobaan menggunakan perlakuan pakan eceng gondok pada ikan koan. Rancanganpercobaan dengan rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan dan satu kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa laju perambanan ikan koan dengan kepadatan 100, 200, dan 400 ekor dengan biomassa eceng gondok 10 kg mempengaruhi peningkatan produktivitas perairan atau kesuburan (N dan P) dan kelimpahan fitoplankton. Kepadatan ikan koan 200 ekor adalah kepadatan yang paling efektif untuk pengendalian eceng gondok dibanding kepadatan 100 dan 400 ekor. To control of waterhyacinth (Eichhornia crassipes) using grass carp (Ctenopharyngodon idella) was fertilized in waters because of excresi of grass carp. The research is to knowed effect of grazing of grass carp to waterhyasinth to productivity and abundance of phytoplankton in Limboto Lake. Reseach Metodology is used experiment with rendom completed desaign with three treatmen with three replycation and one kontrol. The result each showed treatmen of stocking density 100, 200, 400 fish each cage, and fitoplankton abundance, stocking density 200 fish is cage increasing productivity, fitoplnkton abundance of lake. The treatmen stocking density 200 each cage Increased productivity of lake most effective to control waterhyacinth than stocking density 100 and 400 fish/cage.
BEBERAPAASPEKBIOLOGI IKANMANGGABAI (Glossogobius giuris) DI DANAULIMBOTO,GORONTALO Astri Suryandari; Krismono Krismono
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 5 (2011): (Agustus 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.796 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.5.2011.329-336

Abstract

Ikan manggabai (Glossogobius giuris) merupakan salah satu ikan Danau Limboto yang bernilai ekonomis penting dan sudah mengalami tingkat eksploitasi yang tinggi. Untuk pengelolaan populasi ikan secara berkelanjutan diperlukan banyak data yang antara lain mencakup aspek biologi jenis yang bersangkutan. Studi mengenai beberapa aspek biologi ikanmanggabai di Danau Limboto telah dilakukan pada bulan Pebruari sampai Oktober 2008. Contoh ikan dikumpulkan dengan menggunakan jaring insang (gill net) dengan ukuran mata jaring 2,5 dan 3 inci, bunggo (trap) dan dudayahu (push net). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikanmanggabai merupakan ikan piscivora dengan makanan utama berupa ikan payangka (Ophiocara porocephala) dan tawes (Barbonimus gonionotus). Pola pertumbuhan ikan manggabai adalah alometrik (W = 0,013 L2,7053) dengan fekunditas berkisar antara 18.578-335.034 butir serta diameter telurnya 0,33-0,83 mm dan indeks kematangan gonad 2,32-8,65%. Study of some biological aspects of Glossogobius giuris was conducted in Lake Limboto from February until October 2008. Samples were collected using gillnet of 2.5 dan 3.0 inches mesh size, trap and push net. Based on its food habit, Glossogobius giuris is classified as carnivore that feed on fish. The length and weight relationship was W= 0.013 L2,7053 and growth type was isometric. The fecundity of this fish was 18.578-335.034 eggs with diameter of 0.33-0.83 mm and gonado somatic index of 2.32-8.65%.
OPTIMASI PEMANFAATAN DAN KONSERVASI STOK IKAN SIDAT (Anguilla spp) DI DAS POSO, SULAWESI TENGAH Krismono Krismono; Endi Setiadi Kartamihardja
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 4, No 1 (2012): (Mei 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.875 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.4.1.2012.9-16

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Poso yang terdiri atas sungai Poso dan anak sungainya yang mengalir dari Danau Poso sampai muaranya di Teluk Tomini dan sungai-sungai kecil di sekitar muara Poso merupakan kawasan ruaya ikan sidat. Penangkapan ikan sidat dewasa (induk) di Tentena dengan Wayamassapi (perangkap) dan penangkapan glass eel di muara Poso yang sangat intensif akan berpengaruh terhadap penurunan produksi dan potensi ikan sidat di DAS Poso. Pembangunan PLTA Sulewana yang membendung sungai Poso di Sulewana juga akan berpengaruh terhadap penurunan produksi dan potensi ikan sidat karena pembendungan akan memutus ruaya ikan sidat. Selama periode tahun 2010-2012 anakan ikan sidat (glass eel) yang berruaya ke sungai Poso turun sekitar 10 juta ekor per tahun yaitu dari 36 juta ekor per tahun menjadi 35 juta ekor per tahun. Potensi induk sidat turun sekitar 3.000 ekor per tahun, yaitu dari 9.000 ekor menjadi 6.000 ekor per tahun. Dalam rangka konservasi dan optimasi pemanfaatan sumberdaya ikan sidat, upaya yang perlu dilakukan adalah menetapkan sungai Pandiri dan Rawa Pandiri sebagai kawasan konservasi, melakukan restocking elver yang berukuran panjang lebih besar dari 15 cm di Danau Poso, membangun jalur ruaya sidat (eels ladder) di Sulewana, mengatur penangkapan sidat dewasa di Tentena dan menetapkan kuota penangkapan “glass eels” di Muara Sungai Poso.Poso watershed composting of Poso River and its tributaries flowing the waters from Poso Lake to its mouth at Tomini Bay is one of migration habitat of tropical eels (Anguilla spp). Intensive exploitation of adult eels at outlet of the lake Poso at Tentena by using trap and glass eel at mouth of the Poso River has affected on the decreasing of the eels production. Damming of the Poso River at Sulewana has also affected the eels production sustainability due to barrier of the eels migration. During the period 2010-2012, the glass eels migration from the mouth of Poso River to the river decreased about 10 millions, from 36 millions to 35 millions individuals per year. The adult eels also decreased for about 3000 individuals, from 9000 individuals to 6000 individuals per year. In order to conserve and optimize the exploitation of the eels stock, some efforts, i.e., establishment of conservation area at Pandiri river and its swampy area, restocking of the elver with a total length more than 15 cm at Lake Poso, establishment of eels ladder at Sulewana, regulation of fishing for adult eels at Tentena and glass eels at mouth of the Poso River should be implemented.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI DANAU LIMBOTO, GORONTALO Krismono Krismono; Endi Setiadi Kartamihardja
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 2, No 1 (2010): (Mei 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.094 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.2.1.2010.27-41

Abstract

Danau Limboto termasuk danau tipe rawa terletak di Provinsi Gorontalodengan luas 2.900 ha dan kedalaman antara 1-5 m. Sumber air berasal dari 20 sungai dan empat sungai di antaranya merupakan sungai besar, yaitu Sungai Bionga, Sungai Molalahu, Sungai Alo-pahu, dan Sungai Meluopo. Air Danau Limboto dikeluarkan melalui Sungai Topadu yang bermuara di Teluk Tomini dengan jarak sekitar 10 km. Masalah Danau Limboto adalah eutrofikasi dan sedimentasi, eutrofikasi ditandai dengan pertumbuhan gulma air eceng gondok yang berkembang terus dari tahun ke tahun. Pada tahun 1994 tumbuhan air menutupi sekitar 35%, tahun 2004 sampai 40% dan tahun 2008 sekitar 40-60% luas permukaan air. Struktur komunitas ikan di Danau Limboto didominansi oleh ikan karnívora dan omnivora sehingga hanya sebagian kecil yang memanfaatkan eceng gondok sebagai makanannya. Sekitar 1.500 kepala keluarga hidup di selingkar Danau Limboto dengan mata pencaharian pembudidaya ikan dan nelayan. Beberapa alat tangkap yang merusak sumber daya ikan antara lain dudayaho, strom, dan bibilo. Untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan secara berkelanjutan meliputi rehabilitasi habitat danau melalui pengendalian eceng gondok, penentuan tata ruang perairan danau, revitalisasi Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Nomor 67 Tahun 2000 mengenai pelarangan penggunaan alat tangkap yang merusak sumber daya ikan, revitalisasi kelembagaan nelayan,dan pembudidaya ikan.Lake Limboto is classified as swamp lake types located in the Province ofGorontalo, has a water surface area of 2,900 ha and water depth range between 1-5 m. The source of water comes from 20 rivers; among others are four major rivers, namely Bionga, Molalahu, Alo-Pahu, and Meluopo Rivers. The outlet of the lake waters is Topadu River which empties into Tomini Bay about 15 km distance from the lake. The main problem of the lake is eutrofication and sedimentation which the eutrofication indicated by the nuisance growth of aquatic weeds especially water hyacinth. In 1994, the water hyacinth covered the water surface area of 35%, in 2004 to be 40% and in 2008 approximately covered 40- 60% of the total water surface area of the lake. Structure of fish communities is dominated by carnivorous and omnivorous fish so that only a small part water hyacinth utilized as fish feed. Lake Limboto support around 1,500 families live surrounding of the lake that their livelihoods as fish farmers and fishermen. Some fishing gears such as scope net of fine mesh size, electric fishing and aquatic plant fish aggregating device has destructed the fish resources. To maintain thesustainability of fish resources some management measures i.e. habitatrehabilitation of the lake through water hyacinth control, zoning of the lake, revitalization of Gorontalo District Act Nomor 67 year 2000 about prohibition on the use of destructive fishing gears; and development of fisheries co-management should be done.