Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STATUS PENGELOLAAN SUMBERDAYA BENIH LOBSTER UNTUK MENDUKUNG PERIKANAN BUDIDAYA: STUDI KASUS PERAIRAN PULAU LOMBOK Erlania Erlania; I Nyoman Radiarta; Joni Haryadi
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 8, No 2 (2016): (November, 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.464 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.8.2.2016.85-96

Abstract

Indonesia merupakan negara pengekspor utama benih lobster ke negara-negara produsen lobster di dunia. Penetapan PERMEN KP No. 1 tahun 2015 berimplikasi pada larangan penangkapan lobster ukuran benih di Indonesia. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis data dan informasi terkait status pengelolaan sumberdaya benih lobster dan dampak dari peraturan tentang penangkapan lobster, serta potensi pengelolaan sumberdaya benih lobster alam tersebut melalui pengembangan budidaya. Pengumpulan data telah dilakukan pada tahun 2015 melalui survai lapang, focus group disscussion/FGD, dan rapid rural appraisal/RRA. Hasil kajian memperlihatkan bahwa kawasan perairan Pulau Lombok memiliki potensi benih lobster yang sangat besar. Adanya regulasi yang melarang penangkapan benih lobster menyebabkan berbagai dampak sosial-ekonomi terhadap kehidupan masyarakat pesisir Pulau Lombok. Besarnya potensi benih lobster membuka peluang untuk pengembangan aktivitas budidaya pembesaran lobster, sehingga masyarakat mendapatkan mata pencaharian alternatif sebagai pengganti aktivitas menangkap benih. Namun hal ini harus didukung dengan peninjauan dan penyesuaian kembali PERMEN KP No. 1 tahun 2015 terkait larangan penangkapan lobster khususnya ukuran benih, sehingga masyarakat diizinkan untuk menangkap benih lobster untuk kebutuhan budidaya.Indonesia is main exporter of spiny lobster seeds to lobster-producer countries in the world. Establishement of Minister of Marine Affairs and Fisheries Regulation (PERMEN KP No. 1, 2015) had implications on the capture prohibition of lobster seeds in Indonesia. This study was aimed to analyze data and information which relate to management state of lobster seed resources, the impacts of the lobster capture regulation, and the potencies of lobster seeds resource management through aquaculture development. Acquired data are from field survey, focus group disscussion (FGD), rapid rural appraisal (RRA), and secondary data from related institutions. The result showed that Lombok Island waters area had a great potencies of lobster seeds. Prohibition of seeds capture activities through the regulation has caused various socio-economic impacts on coastal communities in Lombok Island. The magnitude of the lobster seeds potencies gives opportunities for lobster aquaculture development, thus people could get an alternative livelihood other than seeds capturing. However, this has to be supported by reconsideration and readjustment of KEPMEN KP No. 1 2015 related to lobster capture in particular for the seed size, so that the seeds capture activities could be allowed for aquaculture need.
ANALISIS PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PULAU SEBATIK, KABUPATEN NUNUKAN, KALIMANTAN UTARA Nyoman Radiarta; Erlania Erlania; Joni Haryadi; Annisya Rosdiana
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 8, No 1 (2016): (Mei 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.111 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.8.1.2016.29-40

Abstract

Kebijakan pembangunan kemandirian dalam budidaya perikanan dan membangun kemandirian pulau-pulau kecil merupakan kebijakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mendukung poros maritim nasional. Pulau Sebatik di Kabupaten Nunukan memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut cukup besar untuk dikembangkan diantaranya potensi pengembangan budidaya laut, terutama budidaya rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi dan langkah-langkah strategis pengembangan budidaya rumput laut di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara. Data dan informasi dikumpulkan melalui media diskusi (Focus Group Discussion/FGD), kunjungan ke lokasi pengembangan budidaya rumput laut, dan data sekunder. Data dianalisis secara deskriptif dengan memberikan opsi-opsi kebijakan pengembangan budidaya rumput laut. Pengembangan budidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan cukup berkembang dengan pusat kawasan pengembangannya di Kecamatan Nunukan Selatan. Kappaphycus alvarezii (cottonii) merupakan jenis yang umumnya dibudidayakan dengan metode longline. Dalam tulisan ini, potensi, permasalahan, dan strategi pengembangan budidaya rumput laut yang teridentifikasi di lokasi penelitian dibahas secara komprehensif.Policy on aquaculture development in the small and the most outer islands is a strategic program from Ministry of Marine Affair and Fisheries to support national maritime shaft. Sebatik Island in Nunukan Regency has a large potential of coastal and marine resources to be developed include the development of marine aquaculture, especially seaweed culture. This study aimed to evaluate condition and strategic steps in the development of seaweed aquaculture in Sebatik Island, Nunukan Regency North Kalimantan Province. Data and information collected through Focus Group Discussion (FGD), field visit to seaweed aquaculture areas, and secondary data. Data were analyzed descriptively by presenting policy options for seaweed aquaculture development. Marine aquaculture especillay seaweed culture was well developed in Nunukan Regency, which was mainly concentrated in South Nunukan. Kappaphycus alvarezii (cottonii) is the main species cultivated in this region by using long line method. In this paper, the potential, problems and development strategy of seaweed cultivation were identified and discussed comprehensively.
ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG PERAIRAN UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI KABUPATEN SIMEULUE, ACEH I Nyoman Radiarta; Erlania Erlania; Joni Haryadi
Jurnal Segara Vol 14, No 1 (2018): April
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1473.01 KB) | DOI: 10.15578/segara.v14i1.6626

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu primadona produksi perikanan budi daya di Indonesia. Ektensifikasi lokasi budi daya rumput laut telah menyebar sampai ke pulau-pulau terdepan Indonesia. Perluasan kawasan ini harus didukung oleh ketersediaan data dan informasi yang akurat tentang kesesuaian perairan lokasi budi daya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis spasial kesesuaian dan daya dukung perairan untuk pengembangan budi daya rumput laut di Kabupaten Simeulue, Aceh. Penelitian dilaksanakan pada Agustus 2015, dan berlokasi di tiga teluk besar yaitu Teluk Sibigo, Teluk Dalam, dan Teluk Sinabang. Analisis spasial kesesuaian lahan dilakukan dengan sistem informasi geografis berdasarkan multi criteria evaluation dengan menggabungkan tiga submodel yaitu fisik dan geografi, kualitas air, dan sosial infrastruktur. Daya dukung kawasan dihitung dengan pendekatan kapasitas unit budi daya di perairan tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga teluk memiliki potensi pengembangan dengan luasan yang bervariasi: 159 ha (Teluk Sibigo), 808 ha (Teluk Dalam), dan 684 ha (Teluk Sinabang). Perhitungan daya dukung menunjukkan bahwa Teluk Dalam mempunyai kapasitas yang terluas yaitu 494,7 ha. Pemanfaatan kawasan secara maksimal dapat mencapai produksi berkisar antara 723-3030 ton/siklus tanam. Kesesuaian lahan (zonasi) dan daya dukung perairan yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dijadikan landasan penting mendukung penerapan budi daya perikanan yang berbasis ekosistem.