Aksi 411 dan 212 dilatarbelakangi oleh isi pidato Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thjahaja Purnama atau Ahok di Kepulauan Seribu dan diperparah dengan unggahan Buni Yani di facebook yang dianggap berpotensi menciptakan pergolakan publik karena proses editannya pada konten video Ahok tersebut. Kasus ini segera menjadi isu terpopuler di media sosial pada tahun 2016 menurut survey Digitroops. Salah satu reaksi yang muncul dari kasus ini adalah Aksi Damai 411 dan 212 yang melibatkan hingga jutaan partisipan dari seluruh wilayah Indonesia. Jutaan partisipan yang terlibat dalam aksi ini didorong oleh rasa solidaritas yang tinggi pada semboyan “Bela Islam” terhadap dugaan adanya upaya penistaan Al Quran oleh Ahok, sehingga mereka rela berkorban secara materil maupun moril untuk datang ke Jakarta.Aksi fenomenal ini dimotori oleh beberapa ulama kenamaan seperti Rizieq Shihab, Bachtiar Nasir, AA Gym, dan Arifin Ilham. Penelitian kuantitatif ini menguji peran media sosial facebook dalam membentuk solidaritas para partisipan Aksi Damai 411 dan 212, sehingga Agenda Setting Theory dan Contagion Theory dinilai mampu mengakomodasi tujuan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas dalam facebook tokoh-tokoh yang memotori Aksi 411 dan 212 tidak memberi pengaruh pada pembentukan solidaritas partisipan aksi. Berdasarkan penelitian lebih mendalam melalui metode wawancara, diketahui bahwa solidaritas partisipan Aksi 411 dan 212 lebih dipengaruhi oleh media yang bersifat private, seperti WhatsApp Group.